Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menggelar seminar daerah dalam rangka pengusulan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah atau dikenal Marhum Pekan menjadi pahlawan nasional, Rabu (9/2). Dalam seminar yang menghadirkan empat pembicara, seluruhnya sepakat memang gelar tersebut sudah layak disematkan pada pendiri Kota Pekanbaru itu.
Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru
ADA empat orang yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Tiga di antaranya hadir secara online. Yakni pertama perwakilan Badan Arsip Nasional RI (ANRI), perwakilan Forum Keraton Nusantara dan sejarawan Mufti Ali Phd. Sementara satu narasumber yang hadir langsung adalah sejarawan Riau, Prof Dr H Isjoni MSi.
"Ini tahapan untuk pengajuan Sultan Abdul Jalil Muazamsyah menjadi pahlawan nasional. Tadi ada empat narasumber. Pada prinsipnya, keempat narasumber melihat sudah sangat layak (Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah, red) diajukan jadi pahlawan nasional, " kata Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru H Ayat Cahyadi SSi saat dihubungi Riau Pos.
Dipaparkannya, seminar daerah itu diadakan untuk memahami berbagai masukan. "Diperdalam lagi. Pertama tentang pengaruh Perang Guntung. Perang ini panglima besar Kerajaan Siak dulu adalah Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah. Juga tambahan dari sisi aspeknya, ekonomi, dan politisnya, " urai Wawako.
Kemudian pula, terdapat masukan agar diperdalam dan digali lagi tentang kemanfaatan besar yang sudah dilakukan Sultan Muhammad Ali selain bagi masyarakat Pekanbaru, Riau juga di luar masyarakat Riau. "Minimal di provinsi tetangga, " imbuhnya.
Mengenai hal itu, Ayat menyebut, ada masukan agar upaya Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah yang membuat jalan dari Teratak Buluh ke Limapuluh dimasukkan dalam pendalaman yang akan dilakukan. "Diusulkan ditelusuri jejak sejarahnya. Sebetulnya kajiannya sudah kuat. Tinggal diperdalam saja, " katanya.
Pendalaman kata Wawako penting agar ketika digelar seminar nasional, bahan yang dimiliki memang kuat. "Nanti kalau ini diajukan ke seminar nasional dan dikaji oleh tim 13, peneliti pengkajian gelar nasional, harus bisa mempertahankan. Saran-saran tadi sangat membangun. Keempat narasumber mendukung agar dilanjutkan untuk tahapan berikutnya, " tegasnya.
Usai seminar daerah selesai digelar, Ayat menyebutkan dia akan melaporkan pada Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT. "Agar membuat surat pada pak gubernur riau kemudian, gubernur riau kita minta melanjutkan, di provinsi kan ada bina sosial dan tim pengkaji dan peneliti gelar provinsi untuk dibuatkan seminar nasional dan dibuat surat pada menteri sosial. Maret atau april mudah-mudahan seminar nasional, " urainya.
Pada masyarakat Pekanbaru, Wawako mengharapkan dukungan dan doa agar upaya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dalam mengusulkan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah menjadi pahlawan nasional sukses. "Tentu kita juga sudah pak wali buat surat edaran agar seluruh stakeholder, kantor, dunia pendidikan mendukung, " tuturnya.
Ayat sendiri menegaskan, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah memang sudah sangat layak menjadi pahlawan nasional atas segala sumbangsih yang sudah dilakukannya. "Makam beliau disamping mesjid raya ditetapkan pemerintah pusat menjadi cagar budaya benda. Kemudian sudah ada nama jalan muhamad Ali. Juga nama jembatan di siak III jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul jalil Muazamsyah. Nama station di Bengkalis juga, Stadion Tengku Muhammad Ali, " urainya.
Kemudian pula, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzamsyah adalah panglima Besar kerajaan siak sejak masa Sultan siak dua hingga empat yang memimpin saat perang guntung. "Kemudian juga untuk melawan hegemoni belanda beliau pindahkan pusat kerajaan dan beliau tidak pernah menyerah kepada Belanda, " singkatnya.***