ALEX WIRANATA, PERAIH DUA EMAS BULUTANGKIS DI WORLD SUMMER GAMES (SOWSG) DI ATHENA

Termotivasi, Karena Diejek Kalah

Feature | Senin, 09 Januari 2012 - 06:08 WIB

Termotivasi, Karena Diejek Kalah
Alex Wiranata (tengah), peraih dua emas dan satu perak dalam Special Olympic Athena didampingi Ketua SOIna Kabupaten Kepulauan Meranti, Hj Tengku Reni SP (kiri) dan staf, Ahad (8/1/2012). (Foto: ahmad yuliar/riau pos)

Tak pernah terbesit atau terbayangkan dalam benak seorang Alex Wiranata, atlet Special Olympic Indonesia (SOIna) Riau, asal Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti bisa berangkat mewakili Indonesia dalam kejuaraan World Summer Games (Sowsg) di Athena, Yunani, Juni-Juli 2011 lalu. Dia mengaku bisa bermain bulutangkis, bahkan sampai menjadi atlet profesional termotivasi karena diejek oleh teman yang mengalahkannya, saat memegang raket untuk pertama kalinya di waktu kecil.

Laporan AHMAD YULIAR Selatpanjang

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

CIPUTRA Wendi adalah nama yang dikenang Alex hingga saat ini. Dialah orang yang pertama kali menjadi lawan bermain bulutangkisnya. Karena kalah, Alex yang saat itu masih duduk di kelas empat SD pun diejek, hingga menimbulkan rasa kesal.

Kekalahan pertama kali dalam hidupnya memegang raket dan bertanding ala anak-anak itulah yang membuat ia menekuni bagaimana bermain bulutangkis secara benar. Saat pertandingan yang menjadi sejarah pribadinya itu, Alex sempat jatuh dan dikalahkan. Setelah itu, Alex meluapkan emosinya dengan berlatih serius, sampai menjadi juara dunia di Athena.

Saat ditemui, belum lama ini, ia menceritakan ketika kalah bermain dengan Ciputra Wendi, ia berlatih dengan tekun dan serius di hall bulutangkis milik pamannya yang bernama Hakim atau Candra Wiranata dan Lim Liong. Setelah itu, putra dari pasangan Ali Ansestam (44) dan almarhumah Elisa kembali mengajak duel Ciputra Wendi. Setelah bertanding kembali dia berhasil mengobati dendam  kekalahan pertama. Ini menimbulkan keasyikan dan hobi baginya untuk terus mengembangkan bakat bermain bulutangkisnya. Apalagi ia didukung penuh oleh pamannya yang memiliki hall bulutangkis di Selatpanjang. Bahkan ia juga selalu berlatih dengan tembok dengan memantulkan pukulan suttlecock dengan ayunan raket. Hal itu dilakukannya hampir setiap harinya.

Hobi dan kegemarannya bermain bulutangkis mengalahkan minatnya untuk belajar di sekolah. Mulai dari Porseni, Porda dan kejuaraan lain diraihnya. ‘’Tidak ada yang melatih secara profesional. Saya hanya dilatih paman dan berlatih sendiri bersama keluarga,’’ ucap Alex kepada Riau Pos.

Setelah berhasil mendapatkan berbagai juara, saat memasuki pendidikan SMA, ia tak menyadari kelemahannya menangkap pelajaran ternyata diperhatikan oleh kepala SLB Selatpanjang, Sharing. Setelah mengetahui potensinya, Kepala SLB Selatpanjang mengikutsertakannya ke berbagai kejuaraan khusus tuna grahita. Alex memang atlet yang tuna grahita dan sekolah di SLB, sejak SD.

Mulai dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional diraihnya sebagai juara I. Sehingga secara otomatis, ia terpilih untuk mengikuti Special Olimpic di Athena, untuk mewakili Indonesia. Karena bermain bulutangkis mengalahkan keinginan lainnya di dunia ini, menjadikannya terus berjuang untuk mengalahkan lawan-lawannya yang berasal dari negara lainnya di Dunia.

Lawan terberat baginya di dunia ini dalam Special Olympic 2011 lalu adalah dari Pakistan dan Rusia. Ia juga masih merasa penasaran dengan kedua negara yang menjadi lawannya di final. Kedua Negara itu juga menjadi lawannya di final. Bahkan saat melawan perwakilan dari Inggris, ia menilai permainan mereka biasa saja. Raihan di dalam Special Olympic oleh Alex adalah mendapatkan dua medali emas dan satu perak.

‘’Biasa saja Bang.  Sebab saya meraih medali perak satu. Kalau ketiganya emas baru mantap,’’ ucapnya merendah dan disambut gelak tawa Ketua SOIna Kepulauan Meranti, Tengku Reni Masrul SP yang turut mendampingi Alex. Alex juga bersama atlet dari Jawa Tengah dalam ganda putra dan bersama atlet Sumatera Barat dalam ganda campuran.

Pernah Bermimpi ke Athena

Sebelum terpilih mewakili Indonesia, Alex Wiranata mengaku pernah bermimpi berangkat ke Athena. Hal itu terjadi jauh sebelum ia terpilih menjadi salah satu skuad dalam Special Olympic dari Indonesia.

 

Entah kenapa tiba-tiba dalam mimpinya Alex merasa pergi ke Athena. Namun dalam mimpinya ia bukan pergi bermain badminton, tapi berjalan-jalan di kota para Dewa itu.

‘’Tak tahu Bang. Saya pernah mimpi ke sana. Tapi hanya jalan-jalan saja,’’ ucapnya. Setelah ia merasakan bagaimana menginjakkan kakinya ke Athena, tak terpikirkan olehnya situasi dan kondisi kota yang dinilainya sangat cantik dan indah itu.

Alex tak bisa mengelakkan air matanya yang menitik saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan di Special Olimpic Athena, 2011 lalu. Hal itu terjadi begitu saja tanpa disadarinya. Haru dan bangga atas raihannya di sana menjadi penyebab air mata itu menetes tanpa disadari. Sampai bendera Merah Putih naik ke puncak tertingginya di Athena, dan kumandang lagu Indonesia Raya mengakhiri liriknya, Alex baru menyadari bahwa ia meneteskan air mata selama menyanyikan lagu Indonesia Raya sejalan dengan sang Merah Putih di kibarkan di atas bendera bangsa lainnya.

Ia menceritakan, selama berjuang dan berkompetisi dengan seluruh negara di dunia, dan selama ia berlatih bulutangkis, tak terasa penat, lelah ataupun rasa sakit lainnya. Semuanya terbalas saat ia berdiri menjadi yang terbaik di dunia. Ia menilai semuanya terobati, saat bisa berdiri menjadi juara dan membanggakan bagi bangsa dan negara.

Setelah kembali ke tanah air, tepatnya di Jakarta saat ia bersama rombongan lainnya diterima langsung oleh Presiden SBY, rasa haru kembali menyelimuti Alex. Sejalan dengan itu, ia juga merasa bersalah, karena hanya medali perak yang didapatnya di tunggal putra bukan medali emas.

‘’Saya dipeluk Pak SBY. Tapi saya malu tidak mendapatkan emas di tunggal putra,’’ ucapnya merasa bersalah. Namun saat itu, SBY tidaklah memikirkan hal itu, yang terpenting bagaimana ia bisa menjadi juara dan berhasil membanggakan Indonesia di mata dunia.

Setelah menjalani prosesi penyambutan di Istana Negara oleh presiden, Alex beserta rombongan dari atlet Riau kembali ke Pekanbaru dan kembali menjalani prosesi penyambutan. Dengan didampingi Ketua SOIna Kepulauan Meranti, Hj Tengku Reni Masrul SP, Alex kembali ke Kepulauan Meranti. Setibanya di ibu kota Kabupaten termuda di Riau itu, yakni Kota Selatpanjang, Alex sudah ditunggu dan diarak keliling kota sagu itu. Bak seorang pahlawan perang Alex melambaikan tangan ke seluruh masyarakat kota Selatpanjang yang menyaksikannya di sepanjang jalan-jalan Kota Selatpanjang.

Setelah menjalani prosesi penyambutan, Alex diterima Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Masrul Kasmy MSi di Kantor Bupati, Jalan Dorak, Selatpanjang. Dalam kesempatan itu, ia dinobatkan sebagai warga kehormatan di Kepulauan Meranti, karena telah mengharumkan nama kabupaten ke tingkat tertinggi di dunia. “Eh ya. Saya berharap juara, akhirnya saya juara. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu wakil bupati dan bapak wakil bupati, serta Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti.(hen)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook