JENAZAH DILEPAS DI UNAND, DIMAKAMKAN DI BUKITTINGGI

Jasad Aidil Ditemukan Tertimbun Pasir

Feature | Selasa, 08 Oktober 2013 - 19:12 WIB

Jasad Aidil Ditemukan Tertimbun Pasir
Lokasi tempat ditemukannya jasad Aidil Akbar Walsya dekat jembatan Siteba, Ke­lu­rahan Suraugadang, Keca­ma­tan Nanggalo. Padang. Foto: Padang Ekspres/RPG

Drama pen­­­ca­rian Aidil Akbar Walsya, sa­lah seorang anggota Ma­ha­siswa Pen­cinta Alam Uni­ver­sitas An­dalas (Mapala Unand) yang ha­nyut terseret arus Su­ngai Pa­dang­janiah, Patamuan, Ba­tu­bu­­suk, Kecamatan Pauh, Pa­dang pada Sabtu (28/9) lalu, ber­­akhir pilu.

Laporan RPG, Padang

Jasad mahasiswa Fakultas Eko­­nomi Unand itu dite­mu­kan dalam kondisi tertimbun pa­­sir di pinggir banjir kanal tak jauh dari jembatan Siteba, Ke­lu­rahan Suraugadang, Keca­ma­tan Nanggalo, kemarin (7/10).

Jasad sekretaris Mapala Unand ini pertama kali dite­mu­kan seorang pemancing yang ke­betulan melintas di lokasi itu.


Pemancing diketahui ber­na­ma Sugiono, 41 itu, curiga se­te­­lah melihat tumpukan pasir yang me­ngeluarkan bau men­ye­ngat. “Jasad itu tertimbun pasir da­­lam po­sisi tertelungkup de­ngan ba­gian kepala mengarah ke hu­lu. Hanya tampak pung­gung­n­ya, se­dangkan tangan, kaki, ser­ta mu­ka­nya tertimbun pasir,” ujar Su­giono.

Lekas-lekas Sugiono mela­por­kan penemuan itu kepa­da po­lisi yang berjaga di salah satu bank tak jauh dari lokasi itu. S­e­lanjutnya, laporan itu dite­rus­kan ke Mapolsek Nanggalo. Tak la­ma berselang, beberapa ang­gota ga­bungan SAR dan BPBD sam­pai di lokasi.

Pantauan Padang Ekspres (Riau Pos Group) di lokasi penemuan Aidil, sebe­lum gabungan tim SAR dan BPBD tiba, puluhan warga su­dah mendatangi lokasi. Bahkan b­e­­berapa warga mengabadikan ja­­sadnya dengan ponsel. Awal­nya, tak ada warga berupaya se­ce­­patnya mengevakuasi ko­r­ban. Umumnya hanya menutupi hi­dung dan menyaksikan begitu sa­ja. Satu peleton tim SAR da­tang sekitar setengah jam ke­mu­dian, dan mereka baru me­lihat-li­hat sembari men­ye­diakan kan­tong mayat berwarna hitam.

Nah, waktu itulah seorang war­ga bernama Syafrial, 46, te­r­usik rasa kemanusiaannya. De­ngan tangan kosong, dia meng­gali tim­bunan pasir itu. “Tak ta­han saya melihatnya. Ter­ba­yang oleh saya jika mayat itu ada­lah keluarga saya. Semua rasa ngeri, takut menjadi le­nyap!” kata Syafrial.

Tak lama, dua orang yang diketahui senior Aidil di kampus, tu­rut membantu Syafrial. Set­e­lah menggali beberapa lama, ba­rulah datang seorang warga mem­­bawa cangkul. Sejurus ke­mudian, jasad Aidil berhasil di­pisahkan dari tumpukan pasir.

Syafrizal sangat menya­yang­kan kurangnya rasa ke­ma­nu­sia­an masyarakat, tak ter­kecuali tim penyelamat yang tidak cepat meng­gali jasad yang sudah sepu­luh hari hanyut itu. “Mereka se­akan tidak menyadari kewa­ji­ban­nya, seharusnya mereka men­­jadi garda terdepan mela­ku­kan proses evakuasi. Namun, me­reka pula hanya melihat-lihat dan tidak ikut bekerja,” sesalnya.

Mustafa, 46, warga Siteba me­ngungkapkan hal senada. “Me­ngapa tim SAR yang se­harus­nya melakukan evakuasi ha­nya berdiri saja,” ungkap Mus­ta­­fa yang kala itu tengah me­nga­ba­dikan proses evakuasi dengan pon­­selnya. Namun saat ditanyakan mengapa Mus­tafa tidak ikut serta pula da­lam proses evakuasi, ia berki­lah jika ia tidak sanggup melihat ma­yat. “Saya tidak kuat melihat ma­yat, saya jantungan,” ung­kapnya.

Setelah berhasil dievakuasi, ja­sad Aidil langsung dibawa meng­gunakan ambulan, diiringi te­man, dan keluarga korban me­nuju RSUP M Djamil Padang untuk otopsi. Di RSUP M Djamil Pa­dang, puluhan kolega, sahabat dan keluarga korban terlihat memadati luar ruang otopsi.

Usai diotopsi, jenazah diba­wa menuju Sekretariat Mapa­la Unand, di Kampus Unand Li­mau­manih. Setelah dilakukan pro­sesi pelepasan jenazah secara sim­bolis bersama Civitas Aka­demika Unand dihadiri keluarga dan kerabat serta rekannya, ja­sad Aidil dibawa menuju ru­mah duka di Kelurahan Man­diagin, Kota Bukittinggi.

Sesuai SOP

Terkait proses evakuasi per­ta­­ma hanya dilakukan warga dan senior serta rekan korban, Ka­bid Kedaruratan dan Kesiap­sia­­gaan BPBD Sumbar Ade Ed­war mengatakan, semuanya su­dah bekerja sama secara mak­si­mal, termasuk masyarakat. “Se­t­elah informasi diterima, ga­bungan tim langsung menuju lo­ka­si. Dan SOP evakuasi telah di la­kukan,” ujarnya sore kema­rin.

Dalam proses evakuasi, kata Ade, tidak semua anggota mam­pu melakukannya, karena butuh ke­ahlian dan kemampuan di bi­dang itu. “Tidak semua juga siap. Jika memang masyarakat mam­pu, maka silakan. Masya­rakat kan juga berperan, dan mungkin da­lam penemuan Aidil mereka le­bih terampil,” tutur Ade. Ter­penting, tambahnya, kerja sama semua pihak. Seiring sudah dite­mu­kannya jasad Aidil, berarti ke­enam anggota Mapala Unand ter­seret arus di Sungai Padang­janiah, pada Sabtu (28/9) lalu, sudah ditemukan. Keenamnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

Kepala BPBD Damkar Budi Er­wanto juga menegaskan bah­wa semua anggota gabungan, ter­masuk masyarakat satu tim ke­satuan. ”Anggota yang telah ha­dir di lokasi pun telah bisa di­ka­takan bekerja. Jadi dalam kon­­teks penemuan kemarin, yang menggali terlihat hanya tiga orang di luar anggota penyela­mat, itu merupakan masyarakat yang benar-benar ingin mela­kukan penggalian sembari me­nung­gu datangnya tim gabu­ngan,” ungkapnya.

Dimakamkan di Bukittinggi

Jenazah putra sulung Wis­mar itu tiba di rumah orangtua­nya, di gang Swadaya Man­dia­ngin, Bukittinggi, sekitar pukul 18.00. Setelah beberapa menit je­nazah disemayamkan di ru­mah duka, langsung dibawa ke Mas­jid Syukra Mandiangin un­tuk dishalat dan dimakam­kan. Ri­buan pelayat terlihat me­ngantarkan jenazah ke Pandam Pa­ku­buran Budi Mulya di Su­rau­­gadang Mandiangin Bu­kit­tinggi, sekitar pukul 18.30.

Sebelum kedatangan jena­zah, rumah duka sudah dipadati pe­layat. Ibunda korban terlihat te­gar menunggu kedatangan anak pertama dari tiga ber­sau­dara itu. Begitu pula dengan ke­luarga dan kerabat lainnya, juga tam­pak lebih tegar menghadapi mu­­sibah. Tak ada komentar pi­hak keluarga kepada awak me­dia, karena larut dalam sua­sana duka mendalam. (cr2/y/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook