KONDISI DRAINASE DI KOTA PEKANBARU

Genangan Air dan Banjir Menanti

Feature | Minggu, 08 April 2012 - 07:56 WIB

Genangan Air dan Banjir Menanti
Meluapnya air ke badan jalan sering akibat parit dipenuhi tanah dan pasir. Agar itu tak terjadi, tenaga operasional Dinas Pekerjaan Umum sering menjadi andalan untuk membersihkan dan mengeruk tanah dari dalam parit. (Foto: MIRSHAL/RIAU POS)

Tidak ada dan dangkalnya drainase di ruas-ruas jalan milik Pemerintah Kota Pekanbaru dan jalan lingkungan perumahan bisa berakibat munculnya titik genangan air atau banjir yang baru di Pekanbaru. Pasalnya sampai saat sekarang tak sedikit jalan lingkungan dalam kondisi tak memiliki drainase. Kalaupun ada, sangat dangkal mengakibatkan air tak mengalir.

Laporan ERWAN SANI, Pekanbaru

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

SEORANG perempuan tenaga operasional Dinas Pekerjaan sibuk  mengais cangkul di dalam parit (drainase) di Jalan KH Ahmad  Dahlan Kecamatan Sukajadi. Lumpur hitam dan pasir berwarna hitam tampak diangkatnya  dengan cerikas dengan mata cangkul ke bahu badan. Bukan itu saja, beberapa gelas-gelas plastik dan kemasan kaleng minuman terlihat jelas pada tumpukkan air longkang (parit) bercampur dengan tanah dan pasir saat itu.

Meskipun digali dan dikeluarkan air longkang dari dalam parit tersebut tak membuat air mengalir deras ke daerah lebih rendah. Hal ini disebabkan kondisi parit tak jelas arah dan tujuan air turun bahkan kondisinya datar dan tak ada tujuan.

Kondisi ini terlihat jelas di persimpangan Jalan KH Ahmad Dahlan-Jalan Balam. Jika hujan deras daerah ini menjadi langganan genangan air yang terjadi beberapa jam.

Hitamnya air longkang dan padatnya tanah bercampur pasir tak hanya terjadi di Jalan KH Ahmad Dahlan saja akan tetapi di beberapa parit di jalan protokol di Pekanbaru. Genangan air longkang yang hitam ini akibat tak mengalirnya air dari dalam drainase menuju anak sungai atau drainase primer yang ada di tengah kota. Meskipun dibersihkan pihak operasional, genangan air tetap saja terjadi ketika hujan mengguyur Kota Pekanbaru dalam beberapa jam.

‘’Dibersihkan pun air tetap melimpah sehingga menggenang di badan jalan,’’ ucap Abah Dodi (33) warga Jalan Dagang kepada Riau Pos.

Selain parit di ruas jalan sangat dangkal, juga air dari dalam drainase tak tahu turunnya ke mana. Dia juga menjelaskan, bukan di persimpangan Jalan Balam-KH Ahmad Dahlan saja, di persimpangan Jalan Dagang-Jalan Nenas (Jalan Utama dulunya) juga sering air tergenang ketika hujan mengguyur Kota Pekanbaru. ‘’Dapat hujan satu jam saja, tenggoklah airnya melimpah menggenangi jalan,’’ jelasnya.

Bukan di daerah Kecamatan Sukajadi saja, di beberapa ruas jalan di Kecamatan Marpoyan Damai, tepatnya di Jalan Duyung, Jalan Paus, Jalan Todak dan beberapa ruas jalan lainnya juga sering terjadi langgganan genangan air. Begitu juga di Kecamatan Tampan, beberapa ruas jalan benar ada parit tapi terlihat apa adanya.

Terutama di sepanjang Jalan Melur, Putri Tujuh, Purwodadi, Delima, Rajawali Sakti dan hampir seluruh jalan lingkungan di sepanjang Jalan HR Soebrantas tak memiliki parit yang memadai. Begitu juga drainase yang ada di Jalan HR Soberantas, walaupun terlihat lumayan besar tapi airnya tak tahu ke mana turunnya, sehingga persimpangan Jalan HR Soberantas-SM Amin menjadi genangan air dan tumpahnya ke Jalan Rajawali dan ke halaman rumah warga yang ada di persimpangan jalan tersebut.  

‘’Jadi jangan heran setiap cekungan jalan bisa menjadi tempat bertumpuknya air yang keluar dari drainase. Akhirnya genangan air terjadi beberapa jam,’’ kata Ade warga Perumahan Karya Yepupa.

Genangan air bukan saja terjadi di persimpangan jalan, kata Ade akan tetapi beberapa perumahan warga sering terjadi langganan banjir akibat tumpahan air dari perumahan-perumahan yang lebih tinggi. Karena kondisi drainase skunder tak memadai dan terkesan apa adanya akhirnya air mengalir di badan jalan dalam perumahan dan menuju daerah lebih rendah. ‘’Ini terbukti di daerah Perumahan Sakato tetap jadi langganan genangan air akibat hujan deras,’’ lanjutnya.

Beberapa sampel jalan dan perumahan tak memiliki drainase maksimal tetap menjadi keluhan masyarakat ketika hujan deras tiba. ‘’Namun upaya dilakukan masyarakat tentu sangat terbatas dan hanya bisa membersihkan drainase atau bergotong-royong bersama. Tapi genangan air tetap terjadi sebab air tak jelas kemana turunnya,’’ kata Ketua RT 09 Kelurahan Sidomulyo Barat, Dasrizal.

Menelaah ruas jalan tergenang air akibat hujan deras mengguyur Kota Pekanbaru tentunya tak sedikit lokasinya. Beberapa titik genangan air di antaranya terjadi di tengah Kota, terdapat di dekat Pasar Pusat tepatnya di daerah depan Bank BNI Pasar Pusat atau Pasar Buah.

Genangan air terjadi baru surut kembali beberapa jam setelah hujan. Bukan daerah itu saja, kondisi genangan air yang sangat parah terjadi di perbatasan Kecamatan Marpoyan Damai dan Kecamatan Tampan tepatnya di persimpangan Jalan HR Soberantas-Soekarno Hatta.

Menyikapi berbagai permasalahan genangan air di jalan di Pekanbaru mendapat tanggapan serius dari beberapa ahli kontruksi dan juga pengairan. Seperti dikatakan Ir Noviwaldy Jusman, menurutnya Pemerintah Kota Pekanbaru segera membuat master plan drainase. Terutama untuk mengkoneksikan semua drainase sekunder dari ruas-ruas jalan dan perumahan ke arah drainase primer dalam hal ini bisa anak sungai maupun sungai-sungai besar yang ada di Pekanbaru.

Kemudian mengubah pradigma dalam membangun terutama proses pembangunan jalan mari utamakan pembangunan parit terlebih dahulu. Dengan begitu dia yakini kondisi jalan akan tahan karena tak akan hancur akibat genangan air. Sebab selama ini terjadi di lapangan banyak dibangun jalan tapi paritnya menyusul beberapa tahun kemudian. ‘’Padahal untuk mengaspal maupun melakukan hot mix  badan jalan seharusnya dibangun drainase dahulu, sebab itu aturannya secara teknis,’’ ucap Noviwaldy Jusman.

Pemukiman Tak Sebanding dengan Drainase

Pertumbuhan pemukiman dan pusat perkantoran dan rumah toko di Pekanbaru tak sebanding dengan laju pembangunan drainase di Pekanbaru. Meskipun ruas jalan menjadi fokus utama namun terkadang drainase sering terabaikan.

Seperti dijelaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pekanbaru melalui Sekretarisnya Dadang didampingi Kasi PLP dan Air Bersih Suryana Hakim, laju pertumbuhan pemukiman atau perkembangan kota Pekanbaru per tahunnya mencapai 3 persen lebih.

Sedangkan laju pertumbuhan atau pembangunan drainase berkisar 0,3 persen saja. ‘’Jadi pembangunan drainase tertinggal jauh dengan lajunya pertumbuhan pemukiman dan pertokoan dan lainnya di Pekanbaru,’’ lanjutnya.

Oleh sebab itu dia berharap dengan percepatan pembangunan di Pekanbaru saat sekarang bisa diiringi dengan lajunya pertumbuhan drainase. ‘’Berkaitan pembangunan badan jalan terutama untuk pengaspalan dan hot mix cukup bagus. Tapi sayangnya terkadang tak diiringi dengan pembangunan drainase,’’ lanjutnya.

Dalam pengusulan di Musrenbang terkadang terlihat masyarakat memfokuskan pembangunan jalan. Padahal, kata Suryana, pembangunan jalan juga sangat berkaitan erat dengan drainase. ‘’Kondisi badan jalan tak akan hancur jika drainase di kiri kanan jalan bagus, sehingga air tak tergenang di jalan. Tapi permintaan masyarakat lebih baik jalan dulu, drainase nyusul saja. Itu permintaan sering kita dapatkan dari masyarakat,’’ lanjutnya.

Dikatakannya, berdasarkan data konsultan dari Belanda tahun 2007 lalu jumlah titik genangan air di Pekanbaru tersebar hampir seluruh kecamatan. Dari data yang ada jumlah titik banjir dan genangan air mencapai 130 titik. Alhamdulillah, kata dia, sampai saat sekarang sudah berkurang dan tinggal 50 titik saja. ‘’Jadi sudah 80 titik diperbaiki dan dibebaskan dari genangan air dan banjir,’’ tegasnya.

Keseriusan Pemko Pekanbaru memperhatikan masalah genangan air dan banjir tahun 2012 ini sudah dianggarkan untuk pembuatan Design Engineering Detail (DED) pembangunan drainase di lima kecamatan. Terutama untuk di Kecamatan Pekanbaru Kota, Sukajadi, Marpoyan Damai, Limapuluh dan Senapelan.

Selain keseriusan Pemko, Pemerintah Provinsi Riau juga terus membenah master plan drainase yang ada di Ibukota Provinsi Riau ini. Dari 63.226 hektare lahan di Pekanbaru sudah 14.000 hektare  dibuat master plan drainasenya. ‘’Kita berharap master plan banjir dibuat Provinsi Riau segera selesai dan kita bisa pula mengsinkronkan berapa panjang drainase yang akan kita buat dan dibuat Provinsi Riau,’’ lanjutnya.

Pemko, Pemprov Riau Mulai Fokus

Tahun 2012 ini Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekanbaru sudah memasukkan anggaran dalam APBD untuk pembangunan Inlet Outlet untuk drainase kolam yang terletak di Jalan Cipta Karya Kecamatan Tampan.

Sedangkan Pemerintah Provinsi Riau bakal membangun drainase sekunder yang terletak di persimpangan Tabek Gadang atau di sepanjang Jalan SM Amin hingga menuju anak Sungai Air Hitam di Jalan Tuanku Tambusai Ujung.  ‘’Untuk kegiatan Provinsi Riau ini dilakukan tahun 2012 ini juga,’’ tegasnya.

Bukan Pemko Pekanbaru dan Pemprov Riau saja akan tetapi melalui APBN tahun 2012 sudah ditetapkan anggaran untuk pembangunan drainase sekunder di beberapa ruas jalan dengan besar anggaran mencapai Rp5,8 miliar.

Anggaran sebesar itu diutamakan untuk pembangunan drainase skunder di Jalan Duyung dan Jalan Paus di Kecamatan Marpoyan Damai. Kemudian Jalan  Sepakat  Kecamatan Tenayanraya.   

‘’Tentu dengan dibangunnya drainase ini nantinya bisa mengurangi genangan air dan banjir di daerah tersebut. Kita berharap anggaran APBN bisa terus dicucur sehingga membantu pembangunan drainase di Pekanbaru,’’  tuturnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook