Tiga Tahun Meniti Jembatan Bambu

Feature | Kamis, 06 Desember 2012 - 12:29 WIB

Tiga Tahun Meniti Jembatan Bambu
Anak-anak meniti jembatan yang terbuat dari bambu untuk ke sekolah mereka. Foto: Yurisman/RPG

Potret su­ram infrastruktur pedesaan tersebar di seantero pelosok nagari di Sumbar. Pe­mandangan itu terlihat di Kena­ga­rian Malalak Selatan, Kecamatan Ma­la­lak, Kabupaten Agam. Sudah tiga ta­hun, warga setempat harus meniti jem­batan bambu untuk menjangkau dunia luar.

Laporan Yurisman, Agam

Jembatan bambu inilah satu-satu­nya sarana bagi penduduk daerah per­bu­kitan itu terhubung dengan bebe­ra­pa jorong di kenagarian terse­but. Sejak am­bruk diguncang gempa 30 September 2009 lalu, tak terlihat ada upaya pe­merintah setempat memperbaiki in­frastruktur vital masyarakat Malalak Selatan.

Tidak ada akses lain bagi penduduk setempat selain meniti jembatan darurat  guna menyeberangi sungai berarus deras itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Jembatan ini satu-satunya penghubung kampung kami dengan Jorong Siniair dan Balai I di Nagari Malalak Selatan,” kata Wali Jorong Siniair, Amrizal kepada Padang Ekspres (Riau Pos Group), kemarin (5/12).

Sejak jembatan ambruk, warga Siniair, Kampung Sikumbang Subarang, Limosaiang dan Kampung Chaniago bergotong-royong membuka jalan penghubung antara Nagari Malalak Selatan dengan Nagari Malalak Barat. “Pokoknya bagaimana jalur transportasi dari kampung kami ke luar  bisa lancar. Sejak jembatan ambruk, susah kami menjual hasil pertanian. Biaya jadi tinggi. Terpaksa tambah ongkos Rp 10 ribu. Kalau jalan dan jembatan sudah dibangun, perekonomian masyarakat bisa meningkat,” tutur Amrizal.

Saban hari, masyarakat Malalak Selatan harus menyeberangi aliran Batang Mangui dengan jembatan darurat itu. “Ya mau bagaimana lagi, memang hanya ini satu-satunya jembatan bisa dilewati,” terang Sidi, salah seorang tokoh masyarakat setempat.

Jembatan penyeberangan di Siniair sangat strategis karena penghubung dua nagari. “Karena itulah kita berharap pihak terkait, baik BPBD Agam, BPBD Sumbar, Pemkab Agam dan Pemprov Sumbar bisa mewujudkan pembangunan jembatan tersebut,” pinta Wali Nagari Malalak Selatan, Erdinal didampingi Amir Koto, tokoh masyarakat setempat. ***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook