Sebagai pintu gerbang utama Bali, kesiapan Bandara Internasional Ngurah Rai dalam menyambut para delegasi KTT APEC harus paripurna. Apalagi, 21 pemimpin negara akan mendarat di sana.
SOFYAN HENDRA, Denpasar
PANITIA penyelenggara KTT APEC memang berjanji tidak membeda-bedakan perlakuan kepada para kepala negara atau pemimpin ekonomi yang bertamu ke Bali. Namun, tetap saja kebutuhan pengamanan khusus mengharuskan adanya keistimewaan bagi negara tertentu.
Kenyataan tersebut terlihat di Bandara Internasional Ngurah Rai kemarin. Di sana parkir pesawat sudah dikavling-kavling untuk para pemimpin ekonomi APEC. Pesawat dari negara berpengaruh seperti AS dan Rusia mendapat slot utama.
Berdasar data di Angkasa Pura, ada 37 slot parkir pesawat yang langsung berdekatan dengan terminal. Terdapat pula tambahan 16 tempat parkir pesawat di posisi yang lebih jauh dari terminal bandara. Untuk negara mini seperti Fiji, parkir pesawat berada di tempat yang jauh. Sementara itu, AS, Jepang, dan Rusia, selain ditempatkan di area utama, masing-masing memesan parkir untuk dua pesawat.
Pesawat-pesawat khusus tersebut mulai berdatangan besok, 6 Oktober. Karena itu, mulai 6 Oktober, banyak penerbangan yang dibatalkan. Bandara ditutup untuk kebutuhan komersial. Mulai 6 Oktober, ada pesawat-pesawat kenegaraan yang berbaris rapi di Ngurah Rai.
Dari pengamatan Jawa Pos, barisan pesawat sebenarnya tidak terlalu rapi. Sebab, khusus untuk jatah parkir AS, posisi moncong pesawat menghadap ke luar. Jadi, jika seluruh pesawat negara lain berjajar rapi dengan moncong menghadap terminal, khusus pesawat AS menghadap ke luar yang seakan-akan siap kabur jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan, posisi parkir pesawat AS itu memang merupakan permintaan pemerintah Negeri Paman Sam tersebut. "Itu permintaan mereka. Formasi (pesawat) mereka nggak nose in atau menghadap ke dalam, tapi ke luar," katanya.
Obama memang batal ke Bali. Namun, pengamanan maksimal oleh dinas rahasia AS tetap dilakukan terhadap Menlu AS John Kerry yang kemarin tiba di Bali. Dia menghadiri pertemuan tingkat menteri sekaligus mewakili Obama dalam pertemuan tingkat kepala negara atau pemimpin ekonomi.
Frekuensi penerbangan harian di Bandara Ngurah Rai mencapai 383 kali. Untuk 6 Oktober, ada 253 penerbangan yang dibatalkan. Kemudian, berturut-turut pada 7 Oktober ada 161 penerbangan yang di-cancel, 180 flight (8 Oktober), dan 153 penerbangan (9 Oktober). Dengan demikian, terdapat 747 penerbangan komersial yang dibatalkan selama perhelatan APEC.
Bambang mengungkapkan, pembatalan tersebut telah disosialisasikan jauh-jauh hari. Dia menyatakan, sejumlah agen perjalanan memang melayangkan protes. "Tapi, ini kan untuk kepentingan yang lebih besar," tegasnya.
Maskapai penerbangan juga tidak wajib memberikan kompensasi kepada penumpang. "Pembatalan ini kan di luar kemampuan airline," katanya.
Bambang menuturkan, batalnya kunjungan Presiden AS Barack Obama memang mungkin memperlonggar kesibukan di Bandara Ngurah Rai. Dia menyatakan, bisa saja ada penambahan jadwal penerbangan komersial pada 7 Oktober mendatang. "Obama kan rencananya tiba tanggal 7. Karena batal, bisa saja jadwal penerbangan komersialnya ditambah," ungkapnya.
Bandara Ngurah Rai ditutup sementara empat kali. Pada 5 Oktober pukul 10.00"16.00, bandara ditutup secara penuh. Kemudian, pada 6, 8, dan 9 Oktober 2013 pukul 10.00"20.00, bandara ditutup sementara.
PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Ngurah Rai telah menambah sejumlah sarana. X-ray ditambah 14 buah. Ada pula detektor kontainer. Juga, jalur steril untuk para tamu VVIP. Ada dua jalur khusus VVIP di sana. Koridor yang pertama berada di lingkar utara bandara dan jalur satu lagi di aviasi umum apron selatan.
Selain 21 pemimpin ekonomi APEC, kehadiran 1.200 pebisnis dunia membuat Bandara Ngurah Rai harus membuat persiapan khusus. Total ada lebih dari 5.000 delegasi yang menghadiri pertemuan APEC. Sejak masuk ke terminal, para delegasi diarahkan para pemandu yang murah senyum.
Sejumlah booth juga disiapkan bagi delegasi yang ingin bertanya seputar akses menuju tempat-tempat pertemuan APEC yang berpusat di Nusa Dua. Wakil Ketua Panitia Nasional APEC Chairul Tanjung menegaskan, pihaknya akan berusaha maksimal menyambut para delegasi. "Kita siapkan semua sarana pendukungnya. Termasuk di bandara," ujarnya. (*/c5/kim)