Laporan JUPRISON, Teluk Kuantan juprison@riaupos.co
Nasar (53) bernasib sial. Penderes karet warga Desa Teberau Panjang Kecamatan Gunung Toar, Selasa (4/6) siang lalu nyaris kehilangan nyawa akibat diserang seekor beruang.
Walaupun selamat, namun pria malang ini menderita luka cukup parah akibat diserang beruang itu. Dokter harus memberikan lebih dari 200 jahitan di bagian tubuh Nasar yang dicakar beruang.
Peristiwa naas itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, Selasa siang di kawasan Kecunduang yang merupakan areal perkebunan antara Desa Teberau Panjang dengan Kebun PT Duta Palma Nusantara.
Saat tengah asyik menderas karet, tiba-tiba dari arah belakang datang seekor beruang.Dari keterangan warga bernama Mukhlis, Nasar kebetulan sedang mengalami gangguan pendengaran.
Sehingga yang bersangkutan tidak mendengar langkah kaki beruang ketika mendekatinya. Saat itu, beruang tersebut langsung menerkam kedua kaki Nasar dengan buasnya. Mendapat serangan tak terduga dari beruang tersebut, Nasar langsung melakukan upaya penyelamatan diri.
Dengan gerakan reflek, ayah empat anak itu meninju beruang beberapa kali. Namun terkaman beruang tetap tak lepas.
Lalu Ia mencabut pisau panjang yang ia bawa saat itu dan menebaskan ke beruang sebanyak dua kali sehingga binatang buas tersebut melarikan diri. Setelah itu Nasar jatuh bersimbah darah akibat luka cakaran beruang.
Kejadian tersebut berlangsug cepat, padahal waktu itu Nasar menderes kebun karetnya seorang diri. Namun jeritan kesakitan dan minta tolong dari Nasar membuat penderas karet yang ada di sekitar kebunnya berdatangan untuk memberikan pertolongan.
Melihat darah yang keluar dari tubuh Naras akibat cakaran dan gigitan beruang semakin banyak, tanpa pikir panjang, penderes karet lainnya langsung membawa Nasar ke Puskesmas Lubuk Jambi di Kecamatan Kuantan Mudik.
Dari keterangan warga itu, keberadaan beruang di kawasan tersebut sudah diketahui warga sejak lama. Selama ini beruang tersebut tidak mengganggu warga yang sedang beraktivitas di kebun.
‘’Kemungkinan saja saat itu beruang tersebut sedang musim kawin sehingga sangat sensitif dengan kedatangan manusia dan hewan lain,’’ kata Mukhlis.
Sementara itu Camat Gunung Toar Samsir Alam yang dihubungi, Rabu (5/6) sore turut prihatin atas kejadian yang menimpa salah seorang warganya. Kemungkinan kejadian itu menurutnya, karena lahan hidup beruang semakin berkurang sehingga binatang buas tersebut berkeliaran sampai ke kebun warga.
Namun demikian, dari kejadian tersebut, Samsir Alam meminta warga untuk tetap waspada saat beraktivitas terutama di kebun-kebun dan hutan, apalagi sudah terjadi kejadian ini.
“Kita minta warga hati-hati dan waspada, jika perlu bersama-sama dan saling memberi tahu saat menderes karet atau melakukan kegiatan di hutan,” ingatnya.***