Laporan ERWAN SANI, Pekanbaru
Panjang Jalan Kubang Raya mencapai 10 kilometer. Tapi hingga sekarang lebih dari tiga kilometer mengalami rusak berat dan badan jalannya masih tanah. Dengan kondisi jalan seperti itu, jalur AKAP, AKDP dan mobil bertonase besar tak bisa melintasi ruas jalan tersebut, sehingga masih melintas di Jalan HR Soebrantas dan Soekarno-Hatta.
Setibanya di ujung kilometer 5,5 ban kendaraan langsung disuguhi pasir bercampur tanah kuning. Beberapa lubang besar mulai terlihat dan warga menurunkan gas sepedamotor mengikuti liuk-liuk jalan yang masih tanah tersebut.
Lalu lalang kendaraan roda dua dan empat, Kamis (3/5), menerbangkan debu sehingga para pengendara yang ada di belakang harus menutup rapat hidung dan mulut. Walaupun para pengendara ini menggunakan helm standar. Kondisi ini terjadi dari detik per detik. Apalagi di saat anak-anak pulang sekolah, sepedamotor dan mobil lalu lalang sehingga menimbulkan debu.
‘’Kalau musim penghujan jalan ini berlumpur, kalau panas berdebu,’’ ucap Zulfaminsyah (40), pengendara mobil yang setiap hari melintas di badan Jalan Kubang Raya yang berlubang ini.
Sangat memperihatinkan lagi, menurutnya, jika musim penghujan banyak warga yang berupaya membantu menimbun lubang-lubang besar agar bisa dilintasi mobil dan sepedamotor. Akan tetapi mau tak mau, kata Zulfaminsyah, harus memberikan sumbangan. Sebenarnya bagi warga melintas sangat berterima kasih. ‘’Tapi kalau tiap hari, Rp1.000-5.000, ngeluh juga pak,’’ kata dia sambil menaikkan gas mobil dan melajukan mobilnya.
Hal serupa disampaikan Budi (30), pengendara sepedamotor ini bersusah payah melintasi lubang menganga. Saat itu dirinya harus menurunkan saudara yang diboncengnya di belakang. ‘’Gikolah pak, kalau konai ujan jadi banda. Kalau konai paneh bedabu (Beginilah pak, kalau hujan jadi parit. Kalau kena panas berdebu, red),’’ ucap Budi yang juga warga Kualu.
Menurutnya, setiap hari kendaraan roda empat dan dua lalu lalang di Jalan Kubang Raya. Ini dilakukan warga karena berupaya tidak terkena macet di Jalan HR Soebrantas, terutama bagi mereka yang ingin menuju Kampung Teratak Buluh atau Kubang. ‘’Daripada macet di Jalan Soebrantas lebih baik melintas di Jalan Kubang ko,’’ tegasnya.
Kubang Raya Akses Alternatif
Pengalihan arus lalu lintas dari lintas timur ke arah Jalan Pasir Putih, Kaharudin Nasution, Jalan Soekarno-Hatta, HR Soebrantas, SM Amin kemudian Terminal AKAP Payung Sekaki di Jalan Tambusai Ujung, tak efektif lagi.
Dengan adanya jalur tersebut, Jalan Soekarno-Hatta dan HR Soebrantas menjadi jalur yang semerawut, terutama di atas pukul 15.30-22.00 WIB. Kendaraan roda empat, interkuler, dump truck dan roda dua harus merangkak di Jalan Soekrano-Hatta dan HR Soebrantas. ‘’Kalau di atas jam tiga sore jangan lewat Jalan Soebrantas lah. Pastilah macet di Simpang Jalan Soekarno-Hatta dan HR Soebrantas,’’ jelas Rahman, warga Kecamatan Tampan kepada Riau Pos.
Menurutnya, hal ini disebabkan hampir seluruh jalan-jalan kecil di sepanjang Jalan HR Soebrantas sudah dibangun perumahan warga. Secara umum pemilik rumah tersebut bekerja di pusat kota dan menyekolahkan anak mereka di pusat kota. ‘’Jadi secara otomatis pukul 14.00 WIB hingga sore bertumpuk kendaraan di Jalan HR Soebrantas,’’ tegasnya.
Menyikapi sempitnya ruas Jalan HR Soebrantas, dibenarkan Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Sondia Warman. Menurut dia, Jalan Soebrantas itu sudah melebihi kapasitas. Terutama pada jam-jam tertentu. ‘’Setahu saya sore hingga tengah malam padat dan bisa macet. Apalagi kalau hujan, maka macet total,’’ tegas anggota DPRD dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Menurut dia, mengatasi masalah itu perlebaran Jalan HR Soebrantas atau menyegerakan penyelesaian Jalan Kubang Raya. ‘’Itu solusi yang tepat menurut saya,’’ jelasnya.
Anggota DPRD Riau, H Ilyas Labay, mengaku prihatin dengan kondisi keselamatan pengguna Jalan Soebrantas Pekanbaru. Menurutnya, saat ini tidak layak lagi jalan tersebut dilalui oleh bus dan kendaraan berat.
Untuk itu dia berharap, pemerintah pusat segera menuntaskan pembagunan Jalan Kubang Raya menuju Terminal AKAP. Jika Jalan Kubang Raya dapat dituntaskan pembangunannya, maka bus dan truk-truk besar yang selama ini masih melewati Jalan Soekarno Hatta dan masuk ke Jalan Soebrantas dapat dialihkan ke Jalan Kubang Raya.
“Untuk itu pemerintah pusat harus segera menuntaskan pembagunan Jalan Kubang Raya menuju Terminal AKAP. Jika Jalan Kubang Raya dapat dituntaskan pembangunannya, maka bus dan truk-truk besar yang selama ini masih melewati Jalan Soekarno Hatta dan masuk ke Jalan Soebrantas dapat dialihkan ke Jalan Kubang Raya,” urainya.
Ia melihat keberadaan bus dan truk yang melewati Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Soebrantas tersebut sangat membahayakan pengguna jalan lainnya. Tidak heran ke dua ruas jalan tersebut sangat rawan terjadinya kecelakaan.
Dengan kondisi tersebut, Ilyas berharap, dana kompensasi lebih kurang Rp700 miliar dari APBN untuk Riau sebagai tuan rumah PON XVIII menurutnya bisa diperuntukkan bagi penuntasan pembangunan Jalan Kubang Raya. Apalagi daerah ini memang merupakan bagian infrastruktur penting di Riau.
“Jalan Kubang Raya selama ini masih terlantar. Ruas jalan ini sangat penting untuk menunjang pelaksanaan PON nanti di samping mengatasi semrawutnya lalu-lintas di Jalan Soekarno Hatta dan Soebrantas,” katanya.
Diakuinya, untuk ruas jalan milik pusat di Pekanbaru lumayan panjang dan luas. Ini sesuai dengan SK Menteri Pekerjaan Umum No: 631/KPTS/M/2009, tentang penetapan ruas-ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan nasional. Terutama Jalan Simpang Palas-batas kabupaten/kota sepanjang 15,77 kilometer. Kemudian Jalan Siak II 20,53 kilometer. Jalan Riau 2,51 kilometer. Jalan Ir H Juanda 0,56 kilometer. Kemudian Jalan Jenderal Sudirman 7,69 kilometer, Jalan Harapan Raya 6,93 kilometer, Jalan Simpang Harapan Raya-batas Kabupaten Kampar 15,80 kilometer, Jalan Soekarno-Hatta 7,84 kilometer dan terakhir Jalan Soebrantas-batas Kabupaten Kampar 7,09 kilometer.
‘’Tapi jalan-jalan ini sudah dibangun dan kondisinya lumayan bagus. Jadi kita berharap pusat perhatikan juga Jalan Kubang Raya tersebut. Cepat selesai cepat pula mobil bertonase besar, bus AKAP dialihkan ke sana,’’ harap Ilyas Labai.
Jika ini sudah selesai, diyakini ruas Jalan Soekarno-Hatta, Jalan HR Soebrantas dan SM Amin tak akan macet. Apalagi pada saat helat PON nantinya difokuskan di stadion utama berdekatan di Jalan SM Amin.
Diharapkan sisa waktu tersisa paling tidak mengalihkan konsentrasi arus lalu-lintas kendaraan bertonase besar ke jalur lain. Terutama jalur dari Pasir Putih, menuju Kaharudin Nasution, Jalan Kubang Raya, Jalan Garuda Sakti dan menuju Jalan Air Hitam berdekatan Terminal AKAP.***