SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Siti Nur Jazilah alias Lisa resmi meninggalkan RSUD dr Soetomo, tempat dia dirawat selama tujuh tahun.
Seremonimal perpisahan Lisa dilakukan Rabu (5/2) di ruang sidang direktur rumah sakit milik Pemprov Jatim tersebut. Kesan mendalam dirasakan Lisa.
Lisa memasuki ruangan didampingi psikiater yang setia mendampinginya selama tujuh tahun dr Nalini Muhdi Agung SpKJ (K).
Lisa terlihat semringah dan percaya diri. Dia mengenakan batik bermotif warna biru berpadu celana legging hitam. Dengan santun dia menyalami satu per satu tim dokter rekonstruksi wajah (face off) serta Direktur RSUD dr Soetomo dr Dodo Anondo.
Dengan santai dia juga menjawab satu per satu pertanyaan wartawan. Lisa menyadari, suatu saat dia pasti akan keluar dari rumah sakit dan tinggal di luar meski dia mengaku betah tinggal di rumah sakit. Di RSUD dr Soetomo, dia belajar banyak hal. Di sana, dia menanti saat-saat mendebarkan untuk menjalani operasi. Selama itu, emosinya naik turun.
‘’Selama di sini (RSUD dr Soetomo, red) saya bergaul dengan banyak pasien. Saya mendengar keluh kesah mereka,’’ ucapnya.
Karena itu, jika nantinya manajemen RSUD dr Soetomo memberinya pekerjaan, dia siap diperbantukan untuk mendampingi pasien. Memberi harapan dan motivasi. Selama ini, dia sudah memulai hal itu. ‘’Saya cocoknya jadi semacam motivator gitu. Saya siap jika diperlukan pasien,’’ ucapnya. Tak hanya itu, dia siap mengajarkan keterampilan kepada pasien yang membutuhkan. Lisa juga mengaku siap bila harus mendampingi pasien anak sekalipun untuk melewati masa-masa sulit dalam menjalani pengobatan.
Di luar itu, Lisa sangat menyukai berjualan. Produk handicraftnya cukup banyak dan beragam. Mulai aksesoris seperti liontin, gelang, cincin, hingga kalung.
Lisa rutin menjualnya jika ada berbagai iven di rumah sakit. Rencananya, dia akan melanjutkan kegiatan serupa begitu memulai hidup barunya.
‘’Saya sih sukanya jualan. Ada iven pasti saya jualan,’’ ucapnya. Namun, kata dia, banyak hal yang sejatinya bisa dia lakukan. Tak hanya jualan, tapi juga memotivasi pasien yang membutuhkan. Dia juga mengaku siap menghadapi masyarakat luas.
Ketua Tim Face off RSUD dr Soetomo Prof dr Sjaifuddin Noer SpBP mengatakan, tidak akan melepas Lisa begitu saja. Paling tidak, sepekan dua kali Lisa diharapkan kontrol.
Lisa juga bisa datang ke rumah sakit kapan saja. Apalagi, masih ada beberapa perbaikan seperti jaringan parut di leher, dagu, juga pembuatan alis. Operasi kecil itu bisa dikerjakan beberapa pekan ke depan.
Nah, apakah dengan dilepasnya Lisa mengindikasikan keberhasilan operasi face off Sjaifuddin mengatakan, upaya yang dilakukan tim dokter masih di bawah normal.
‘’Tingkat keberhasilannya baru 75 persen dari semestinya 90 persen,’’ ujarnya. Namun, menurut dia, sulit sekali untuk mencapai tahap normal. ‘’Itu mungkin hanya Tuhan yang bisa,’’ imbuhnya. Dia menegaskan, Lisa akan tetap dalam pantauan tim. ‘’Kami tidak akan lepas sama sekali. Seperti disapih, kita akan pantau dia,’’ ucap spesialis bedah plastik itu. Seremonial perpisahan Lisa berlangsung singkat dan khidmat.
Sjaifuddin mengucapkan terima kasih mendalam kepada seluruh timnya. Termasuk, pemprov dan Kemenkes yang mendukung operasi Lisa hingga ke-17 melalui bantuan jamkesmas dan jamkesda.
Sjaifuddin menambahkan, selama Lisa tinggal di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT), dia selalu mendapat observasi dan keamanan ketat. Bahkan, pernah ada pengadilan khusus untuk Lisa.
‘’Karena pada saat itu Lisa nggak bisa dibawa keluar rumah sakit,’’ ucapnya. Tapi, kata dia, siapa sangka Lisa kini sudah berhasil mandiri. Secara medis dan psikologis, tim siap melepas Lisa.
Dr Nalini Muhdi Agung SpKJ mengatakan sudah menyiapkan mental Lisa untuk menghadapi masyarakat luas. Bahwa nantinya ada orang yang suka atau tidak terhadapnya, Lisa tidak bisa mengatur hal itu.
‘’Yang bisa dilakukan Lisa adalah siap menerima hal itu. Yang penting bagaimana Lisa menampilkan inner beauty-nya sehingga dia bisa diterima dengan baik oleh masyarakat,’’ ujarnya.
Direktur RSUD dr Soetomo dr Dodo Anondo mengacungi jempol terhadap tim face off yang sudah bekerja keras selama ini. ‘’Mungkin dalam literatur kedokteran tidak ada operasi sampai 17 kali. Ini menandakan kalau tim sangat care terhadap Lisa,’’ ucapnya.(kit/esi)