SEMINAR ENTREPRENEURSHIP BERSAMA DAHLAN ISKAN

Saatnya Anak Muda!

Feature | Senin, 06 Januari 2014 - 09:40 WIB

TANJUNGPINANG (RIAUPOS.CO) - ’’Anak muda, wanita, dan orang yang melek teknologi,’’ ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan lantang kepada ratusan mahasiswa di Hotel Bintan Beach Resort, Ahad pagi (5/1).

Ketiga golongan itu, kata Dahlan, merupakan kelompok utama yang akan memegang peranan penting dalam kemajuan Indonesia ke depannya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Mendengar ucapan Dahlan, ratusan mahasiswa se-Kepulauan Riau lantas bertepuk tangan dan tak lupa mencatat ucapan Menteri BUMN ini ke kertas dan gadget yang mereka bawa.

Kemarin pagi, meski jadwal dimajukan dua jam lebih awal, kehadiran mantan Dirut PLN ini berhasil menjadi magnet

yang menarik mahasiswa untuk berduyun-duyun memenuhi aula serbaguna, menunggu kehadiran orang yang digadang-gadang akan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat itu.

Atas perubahan jadwal seketika ini, Dahlan Iskan memohon maaf ke peserta seminar dan panitia. ‘’Jadwal yang maju ini bikin banyak orang tidak mandi dan langsung ke sini,’’ ucapnya seraya tertawa.

Sesuai yang dijadwalkan, sebelum menemui ratusan mahasiswa pada seminar kewirausahaan, Dahlan baru saja memimpin senam sehat Dahlan Style bersama ribuan masyarakat Tanjungpinang di kawasan Tepi Laut.

Sehingga, karena banyak yang tak mau ketinggalan seminar ini, sebagian mahasiswa yang usai mengikuti senam lantas bergegas ke lokasi acara. Lengkap dengan baju senam Demi Indonesia dan celana olahraga yang masih dikenakannya.

Dahlan Iskan sendiri memang pribadi unik. Terlihat dari caranya menaiki panggung dengan berlari. Selingan guyonan di tengah-tengah seminar, membuat acara pagi kemarin berlangsung cair dan tidak tegang.

Semua mata tertuju pada Dahlan yang menceritakan kisahnya melawan penyakit kanker hati yang nyaris merenggut nyawanya.

‘’Oleh dokter, saya divonis, hidup saya tinggal enam bulan lagi,’’ kenang Dahlan.

Oleh karena itu, lanjutnya, Dahlan mengaku sudah ikhlas dan pasrah menghitung hari-hari sisa hidupnya. Pasalnya, selama lebih dari dua bulan menjalani perawatan di Cina, dirinya belum juga mendapati orang meninggal, dengan harapan hatinya bisa digunakan untuk mengganti hatinya yang terjangkit kanker.

‘’Lalu, ada pemuda berusia 21 tahun yang meninggal mendadak, dan setelah dicek, hatinya 100 persen cocok,’’ ungkap Dahlan.

Sejak menjalani operasi ganti hati yang mengharuskan dadanya dibelah itu, Dahlan merubah orientasi hidupnya. Dari seorang pengusaha sukses yang tidak semata-mata bekerja saja. ‘’Sekarang waktunya mengabdi,’’ tukasnya.

Ada tiga jalan pengabdian yang Dahlan tekuni di hidup barunya. Menulis buku, mengajar, dan menjalankan pesantren. Hingga tiba di suatu saat, dirinya diminta menghadap Presiden Yudhoyono.

‘’Mungkin Pak Presiden kasihan lihat saya pengangguran,’’ kelakar Dahlan.

Setelah berupaya keras menolak, akhirnya Dahlan pun menerima permintaan Presiden dengan niatan pengabdian. ‘’Dan Tanjungpinang merupakan tantangan besar saya saat itu,’’ sambungnya.

Belum genap tiga tahun masa pengabdiannya sebagai Direktur Utama PLN, Presiden Yudhoyono kembali memanggil laki-laki kelahiran Magetan 62 tahun silam ini.

Pemanggilan itu bermaksud menjadikan Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN. Ada kisah menarik yang Dahlan bagikan kepada ratusan mahasiswa peserta seminar terkait jabatan yang diembannya itu.

Selama dua tahun menjabat sebagai menteri negara, dirinya mengaku belum pernah duduk di kursi menteri yang ada di ruang kerjanya di lantai 19 kantor BUMN.

‘’Sampai hari ini, saya belum percaya kalau diri saya itu pejabat,’’ kata Dahlan yang disambut tawa dan tepuk tangan peserta seminar.

Karena, sambungnya, sejak kecil dirinya tidak pernah bermimpi untuk jadi pejabat. Sehingga, ketika benar-benar dilantik sebagai menteri, dirinya pun tidak pernah memanggil staf untuk datang ke ruangannya.

‘’Saya lebih suka datang sendiri kalau perlu apa-apa,’’ kata Dahlan.

Dengan polahnya yang enerjik, Dahlan terus membagikan pemikiran-pemikiran gemilangnya. Termasuk tentang sudah seharusnya anak muda yang memegang kendali negeri ini. Ide ini, seperti yang diceritakan Dahlan, sempat juga menuai beberapa interupsi.

Termasuk dari Wakil Presiden RI Boediono, ketika Dahlan mengusulkan beberapa nama anak muda yang akan duduk di dewan direksi BUMN.

‘’Apa yang Pak Dahlan ajukan ini tidak terlalu muda,’’ kata Dahlan menirukan ucapan Boediono.

Sontak, ratusan mahasiswa tergelak mendengar kisah Dahlan yang satu ini. ‘’Kalau di luar negeri, nama-nama yang saya ajukan ini sudah terlalu tua, Pak,’’ jawab Dahlan kepada Boediono. Gemuruh tepuk tangan pun terdengar setelah jawaban Dahlan terlontar.

‘’Apa mereka lupa, kalau Bung Karno itu membentuk Partai Nasional Indonesianya di usia 27 tahun,’’ sambung Dahlan.

Sebab itu, kepada ratusan mahasiswa yang hadir, Dahlan menekankan, bahwa cita-cita hidup ini bukan sebatas jadi pejabat saja. ‘’Saya saja sampai hari ini, masih belum percaya kalau jadi pejabat,’’ tegas Dahlan. Menjadi pengusaha, kata dia, merupakan satu tawaran yang menjanjikan.

Sebenarnya, Menteri BUMN ini belum usai membagikan pengetahuan dan pengalamannya selama menekuni dunia bisnis. Tapi, Dahlan terlihat risau, dengan sesekali melongok ke jam tangannya.

Sehingga, dengan berat hati, hanya sekitar 20 menit waktu yang dia punya untuk dibagikan ke ratusan mahasiswa yang hadir. ‘’Dapat kabar, pesawatnya sudah dipanasin,’’ canda Dahlan sebelum pamit.

Sebelum benar-benar turun dari pentas, panitia lantas memberikan kesempatan pada peserta seminar untuk mengajukan pertanyaaan yang akan dijawab langsung oleh Dahlan Iskan. ‘’Satu pertanyaan saja,’’ tegas Ramon Damora, moderator yang memimpin acara.

Seorang mahasiswa dari Stisipol Raja Haji Tanjungpinang beruntung. Acungan tangannya mengalahkan puluhan acungan tangan lain yang tak ingin melewatkan kesempatan langka ini. Kepada Dahlan, mahasiswa itu menanyakan terkait kurikulum sekolah yang dirasanya membosankan.

Mendengar pertanyaan itu, Dahlan tersenyum. Langkahnya masih cepat di atas panggung. Dikejar waktu, Dahlan menimpali. ‘’Pemikiran itu sudah ditampung oleh kurikulum yang baru,’’ jawabnya.  

Sebab, kata dia, pendidikan yang sukses harus bisa merangkum tiga hal esensial di dalamnya. ‘’Harus bisa menampung logika, estetika, dan etika,’’ jawab Dahlan singkat.

Waktu Dahlan Iskan pun habis. Setengah berlari, Dahlan menembus sekumpulan mahasiswa yang sebenarnya masih ingin mendengar pengalaman dan cerita lebih banyak dari menteri ini.

Zainal, mahasiswa FISIP Umrah Tanjungpinang, merasakan waktu yang diberikan kepada Dahlan Iskan terlalu singkat. ‘’Kalau bisa berdialog lebih lama pasti lebih mantaplah,’’ sesalnya.

Tapi, singkatnya waktu, kata Zainal, tidak mengurangi wawasan baru yang ia dapatkan dari tokoh yang pengalaman hidupnya dinovelisasikan ini.

Selepas Dahlan meninggalkan ruangan, acara diambil alih oleh Ramon Damora dan Golan Hasan. Kedua panitia itu menepati janjinya untuk membagikan doorprize kepada mahasiswa yang sudah berkumpul sejak tadi pagi.

‘’Tak disangka, meski dimajukan dari jam 10 jadi jam 8, ruangan ini bisa penuh dan membeludak,’’ tukas Ramon.

Dahlan Iskan Terpikat Tanjak Melayu

Kemarin, ada yang berbeda dari penampilan Dahlan Iskan ketika mengisi seminar kewirausahaan di Hotel Bintan Beach Resort, Ahad (5/1) pagi.

Mantan Dirut PLN ini keluar dari mobil mewah Range Rover berwarna hitam yang mengantarnya sampai ke lokasi seminar.

Hanya saja, penampilannya masih sama, sebagaimana awal mula kedatangannya Sabtu (4/1) di Pelabuhan Sri Bintan Pura, dengan mengenakan kemeja putih yang dipadu bawahan hitam, dan sepatu kets abu-abu bertuliskan DI.

Namun, mendadak tokoh murah senyum ini menghentikan langkah jalannya yang terkenal cepat, tepat di muka pintu masuk aula serbaguna yang jadi lokasi seminar.

Menteri BUMN ini menatap tanjak atau ikat kepala tradisional Melayu yang dikenakan Moel Akhyar, seorang wartawan yang berdiri menyambut kedatangan menteri ini.

‘’Apa ini?’’ tanya Dahlan sambil menuding. Lantas, semua orang pun terlihat berebut untuk menjelaskan ikat kepala berwarna hitam dengan renda keemasan itu. ‘’Namanya tanjak, Pak. Ikat kepala asli orang Melayu,’’ terang Moel.

Akhirnya, setelah ditanya Dahlan, Moel dengan rela hati menanggalkan tanjak dari kepalanya. Sebab, Dahlan ingin memperhatikan ikat kepala itu lebih dekat.

Tanpa disangka, Moel pun berkenan memberikan tanjak itu ke mantan orang nomor satu di Jawa Pos Group itu. Tanpa sungkan, Dahlan pun menundukkan kepalanya untuk dipasangkan tanjak secara langsung oleh Moel, selaku pemilik.

‘’Ganteng kan?’’ ucap Dahlan kepada simpatisannya yang meriung di muka pintu masuk. Seperti biasa, Dahlan pun melangkah dengan cepat dan menemui ratusan mahasiswa yang sudah memenuhi aula hotel di lantai tiga.

Tidak segan-segan, Menteri BUMN ini menyalami dan menepukkan tangannya ke mahasiswa yang duduk di kursi tepi jalan menuju panggung. Dengan kepala dililit tanjak, Dahlan pun mulai memberikan seminar singkatnya yang tak lebih dari 20 menit.

Sebagai orang Melayu, Moel Akhyar, mengaku bangga bisa memberikan tanjak miliknya kepada orang yang dibesar-besarkan menjadi Presiden RI 2014 mendatang itu.

‘’Dia berminat memakainya yang buat saya bangga,’’ tukas Moel kepada RPG.

Melalui tanjak itu, Moel punya harapan sendiri kepada Dahlan Iskan. ‘’Semoga tanjak itu buat Pak Dahlan selalu ingat dengan Tanjungpinang. Dan suatu hari nanti, berkunjung lagi ke sini,’’ ujar Moel.

Senam dan Jalan Sehat Bersama Dahlan Iskan

Sementara Senam Sehat bersama Menteri BUMN, Dahlan Iskan yang bersempena dengan hari jadi Tanjungpinang ke-230, dihadiri ribuan masyarakat Tanjungpinang.

Berhadiah utama empat unit sepedamotor dan puluhan hadiah hiburan, senam yang digelar di pelataran Gedung Daerah, dipadati warga dan menyemut hingga ke jalan raya di seberangnya, Ahad (5/12).

Empat unit motor berhasil dibawa pulang empat warga  Tanjungpinang, yakni Musa Abdullah (45), Sega Hasido (19), Hazuin (25), dan Siti Kadarlina (29).

Musa Abdullah, yang merupakan pekerja serabutan terlihat senang mendapatkan hadiah tidak terduga tersebut. Ia tidak mengira sebelumnya bisa mendapatkan rezeki sepedamotor.

‘’Awalnya saya dan keluarga hanya ikut meramaikan saja. Tapi Alhamdulillah ternyata saya mendapatkan hadiah motor ini,’’ ucapnya.

Sepanjang pantaun acara, Dahlan Iskan terlihat begitu cekatan dan sangat bersemangat mengikuti gerakan demi gerakan yang dicontohkan oleh para instruktur senam.

Begitupun dengan masyarakat yang hadir. Meskipun tidak mengerti dengan gerakan senam, mereka tetap bersemangat dan mencoba meniru gerakan instruktur dengan baik.

Gubernur Kepulauan Riau, HM Sani juga mengikuti senam sehat beriringan bersama Dahlan Iskan di panggung kecil bersama instruktur senam. Tidak selincah Dahlan Iskan, namun Sani tetap melakukan gerakan senam dari awal hingga senam sehat berakhir.

Ketua Pelaksana II Festival Sungai Carang, Socrates mengatakan digelarnya senam sehat ini selain merupakan olahraga yang paling disenangi masyarakat.

Juga dikatakannya merupakan olahraga yang disenangi oleh Dahlan Iskan.

‘’Dahlan Iskan menyukai senam sehat karena merupakan olahraga yang murah, mudah dan tentu saja menyehatkan,’’ ujarnya beberapa waktu lalu.

Selain mengadakan senam sehat, di saat bersamaan juga dilakukan pelepasan secara simbolik 230 merpati sebagai simbol HOPE, yakni harapan untuk Kepri yang lebih baik kedepannya.

Setelah itu dilakukan penanaman 230 pohon di kawasan tepi laut. Penanaman pohon ini untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan semakin tinggi. Pohon yang secara simbolik ditanam, yakni pohon laouhansung.

‘’Kesadaran terhadap lingkungan sangat penting, mengingat Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepri,’’ ujar Socrates.

Pelepasan 230 burung merpati secara simbolik juga dilakukan. Pelepasan merpati ini dimaksudkan sebagai simbol HOPE, yakni harapan untuk Kepri yang lebih baik kedepannya.(rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook