BANJIR RENDAM BASEMENT PASAR WISATA PASAR BAWAH

Pedagang Berharap Ada Pengalihan Aliran Air

Feature | Rabu, 05 Oktober 2022 - 10:06 WIB

Pedagang Berharap Ada Pengalihan Aliran Air
Petugas melihat kondisi basement Pasar Wisata Pasar Bawah yang terendam air pascahujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Pekanbaru, Selasa (4/10/2022). (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

Basement Pasar Wisata Pasar Bawah kembali terendam, Selasa (4/10). Aktivitas para pedagang juga menjadi lumpuh.

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - HUJAN deras mengguyur Kota Pekanbaru sejak Senin (3/10) malam. Banjir tidak hanya merendam beberapa perumahan warga dan ruas jalan,   tapi juga Pasar Wisata Pasar Bawah, Kecamatan Senapelan. Selasa (4/10) pagi, air merendam bagian basement pasar tersebut.

Air berwarna keruh itu cukup tinggi merendam basement. Diperkirakan ketinggian air lebih dari satu meter.

Para pedagang pun sibuk menyelamatkan barang dagangan mereka. Sementara petugas BPBD Riau dan Kota Pekanbaru juga sibuk melakukan pengurasan air yang merendam basement.

Salah seorang pedagang Ria, terlihat kelelahan bolak balik menyelamatkan barang dagangannya yang basah. Di tengah samar-samar suara mesin penyedot air dari kejauhan, sesekali Ria berhenti menyandar di antara boks kayu tempat barang dagangan yang lembap. Matanya memandang lepas melihat sekeliling basement yang masih digenangi air keruh berwarna kecoklatan itu.

"Masih belum beres, ini basah semua. Mesti diangkat semua ke atas," ujarnya sambil tersenyum berat ketika berbincang dengan wartawan.

Ria mengaku tidak bisa sendiri mengangkat barang dagangannya. Dia dibantu teman dan saudara. Hingga pukul 15.30 WIB, wanita rambut sebahu ini masih membongkar kain dagangannya.

Tidak jauh dari tempat Ria berhenti melepas penat, ada pedagang kain garden sekaligus penjahit. Maman nama pria itu. Nasibnya tidak lebih mujur.

Biasanya, Maman yang sudah berdagang di Pasar Bawah sejak 2011, awal bulan begini sedang panen orderan. Tapi apalah daya, bukan hanya kain gorden dagangannya saja yang basah, mesin jahitnya pun terancam rusak. "Aduh! Belum tahu ini. Yang jelas mesin jahit, dinamo, setrika semua pada basah. Hari ini (kemarin, red) tidak ada kegiatan selain beres-beres ini," keluh Maman.

Pedagang kain gorden lainnya bernama Giovani, terlihat lebih lelah dari siapapun yang ditemui wartawan saat itu. Giovani mengaku sudah merasakan musibah banjir ini sebanyak empat kali.

"Saya dari 1998 di sini. Sudah empat kali kena begini. Pas bersamaan dengan tsunami Aceh  pada 2004, 2007, 2018 dan sekarang ini 2022. Ini yang terparah. Ini sudah sepinggang," ungkapnya.

Karena lebih pengalaman, Giovani tahu benar menghadapi situasi ini. Setiap kali hujan lebat di Kota Pekanbaru pada malam hari, dirinya mengaku selalu deg-degan. Soal banjir kali ini Giovani sudah tahu sejak malam dari grup WhatsApp pedagang.

"Mau diapakan? Sore sudah tutup, rumah jauh di Pasar Tangor (Tenayan Raya, red). Jadi biarkan sampai surut, karena kalau lagi tergenang juga tidak bisa apa-apa. Kalau dibuka boxs, dagangan berserak-serak," kata Giovani.

Giovani dan pedagang lainnya cuma bisa pasrah. Dengan kondisi begini bagi Giovani dan pedagang kain gorden lainnya, yang hanya bisa mereka lakukan adalah bongkar barang, lalu laundry. Otomatis beberapa hari aktivitas perdagangan mereka lumpuh.

"Ini bawa ke laundry, kalau hari bagus panas lima hari baru cukup kalau saya. Selama itu ya, tak bisa jualan," ungkapnya.

Pantauan Riau Pos hingga pukul 15.40 WIB, petugas dari BPBD Riau, BPBD Kota Pekanbaru, Dinas Pemadam Kebakaran dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru terlihat masih di lokasi.

Tiga mesin penyedot air berkapasitas besar terlihat di pintu keluar basement. Dua di antara mesin itu bersahut-sahutan tanpa henti sore itu. Sejumlah selang raksasa terlihat menjuntai ke titik terendah basement yang lubangnya berada di bagian luar gedung.
Sementara beberapa selang ukuran besar terlihat mengalirkan air ke drainase terdekat ke sungai siak. Analisis dari beberapa pedagang dan petugas yang berada di lokasi, sumber air yang menggenani basement Pasar Bawah berasal dari drainase Jalan Ahmad Yani dan Jalan Riau.

Para pedagang berharap pemerintah dapat membangun aliran air baru sebagai alternatif untuk mengalihkan air dari Jalan Ahmad Yani dan Jalan Senapelan tersebut. Pedagang yakin, hanya dengan begitu mereka aman dari kejadian serupa di masa mendatang.

Sementara itu, Kasi Penyelamatan dan Evakuasi BPBD Riau Abdul Razak ditemui di lokasi menyebutkan, penyedotan air sudah dilakukan sejak pukul 09.00 WIB pagi. Tiga mesin menurutnya tanpa henti melakukan pengeringan.

"Kalau tidak ada lagi air masuk ke basement, perkiraan kami sekitar pukul 18.00 WIB nanti (kemarin, red), sudah selesai pengeringan," kata Razak.

Sementara itu Kepala UPT Pasar Bawah Budi Noviarto menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam banjir ini. Karena saat air masuk, tidak ada aktivitas di basement.

"Air mulai masuk sekitar pukul 21.00 WIB malam. Ada 80 pedagang terdampak. Tidak ada korban jiwa," ungkapnya.

Segera Revitalisasi Pasar Bawah

Dalam pada itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Dapot Sinaga yang melakukan kunjungan langsung ke Pasar Bawah, kemarin mengatakan, kondisi ini menunjukkan tanda-tanda pasar perlu segera direvitalisasi. Ia dan pedagang minta ini menjadi perhatian Pj Wako Pekanbaru untuk segera bersikap.

Dapot sampaikan agar pemko tidak menunda-nunda perbaikan Pasar Bawah melalui pemenang tender pengelola Pasar bawah yaitu PT Ali Akbar Sejahtera. Politisi senior PDI Perjuangan ini meminta agar Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun segera menandatangani kontrak pemenang lelang Pasar Bawah.

"Tujuanya semata-mata agar pasar ini bisa direvitalisasi dan tidak terjadi banjir ini. Saya tidak ada kepentingan apapun. Ini demi pedagang agar nyaman berjualan saja. Lagi pula, Pasar Bawah ini bisa lebih bagus konstruksinya lagi," lugasnya. (end/gus)


 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook