MELIHAT KEGIGIHAN PESERTA UJIAN TULIS CPNS

Menunggu Melahirkan, Masih Sempat Jawab Soal

Feature | Senin, 04 November 2013 - 10:42 WIB

Menunggu Melahirkan, Masih Sempat Jawab Soal
Sekda Kepulauan Meranti Drs H Iqaruddin MSi didampingi Kapolres Meranti AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi saat melihat Minda di RSUD Selatpanjang, Ahad (3/11/2013). Foto: HUMAS PEMKAB MERANTI FOR RIAU POS

Di antara ribuan peserta yang mengikuti ujian tulis seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kemarin, ternyata ada yang harus ‘’berjuang’’ lebih untuk ikut bertarung menjadi abdi negara ini.

Laporan Tim Riau Pos, Selatpanjang

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Minda (31), warga Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau tiba di Selatpanjang Sabtu (2/11) lalu. Tujuannya adalah mengadu nasib untuk mengikuti ujian tulis CPNS di Kabupaten Kepulauan Meranti itu.

Namun siapa sangka, dia harus harus mengikuti ujian sambil berjuang menunggu kelahiran anak pertamannya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selatpanjang ditemani suaminya Irwansyah (32). Semangat untuk mengikuti ujian ditunjukkannya seolah tidak menghiraukan kandungan.

Minda mengatakan, dia merasakan mulas dan sakit seperti akan melahirkan sejak pukul 03.00 WIB.

Akibat rasa sakit tak tertahankan itu, dia pun dibawa ke RSUD. Padahal, pukul 07.15 WIB dia akan mengikuti ujian.

‘’Kami datang ke Meranti hanya untuk melaksanakan tes CPNS. Tapi malah istri saya sudah mau melahirkan anak pertama kami,’’ kata Irwansyah yang mendapingi istrinya yang terus merintih kesakitan.

Beruntung, panitia dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti memberikan pelayanan penuh kepada semua peserta tes.

Apalagi saat itu panitia dari Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pembinaan (BKPP) bersama Sekda Meranti Drs H Iqaruddin MSi dan Kapolres Meranti AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi melakukan pemantauan ke sejumlah lokasi tes di beberapa sekolah termasuk ke RSUD.

Setelah diketahui Minda tidak bisa mengikuti ujian di lokasi awal karena akan melahirkan di RSUD, Sekda Iqaruddin meminta panitia menyediakan soal dan lembar jawaban.

Akhirnya, Minda ujian dibantu pengawas dari panitia untuk membacakan soal dan menuliskan jawaban.

Jadi Minda hanya mendengar pertanyaan dan menjawab sambil berbaring di tempat tidur. Di sisi lain, dia juga harus berjuang menahan sakit dalam kandungannya.

‘’Pesertanya mau dengan kondisi begitu, maka kita akan berikan pelayanan seperti itu. Sehingga pelaksanaan ujian CPNS di Meranti berjalan sukses dan tidak ada peserta yang dirugikan,’’ ucap Sekda Iqaruddin.

Sama halnya Wan Zulchairansyah, seorang peserta berkeperluaan khusus yang melaksanakan ujian di SMK Patria Dharma. Ia pun mendapatkan perlakuan dan pelayanan khusus dari panitia. Kondisinya yang tuna netra menjadikannya menjawab soal dibantu satu orang pengawas yang ditunjuk panitia.

Ermawati, sang ibu yang menunggu anaknya di luar ruangan ujian mengatakan bahwa putranya memiliki keinginan kuat menjadi PNS. Apalagi Meranti membuka formasi untuk guru Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB).

‘’Anak saya itu ingin sekali menjadi PNS, makanya ia terus berjuang agar bisa diterima menjadi PNS. Bahkan ia memiliki cita-cita bagaimana anak-anak berkeperluan khusus bisa maju dan bersaing dengan anak-anak lainnya yang notabene sehat secara lahiriah,’’ kata Ermawati.

Pantauan di sejumlah sekolah, pelaksanaan ujian berjalan dengan lancar dan baik. Pengakuan dari sejumlah peserta, soal yang diujikan tahun ini lebih mudah dari tahun-tahun sebelumnya.

Yuli, salah satu peserta usai ujian di SD 10 Selatpanjang menuturkan, soal yang diujikan tahun ini lebih mudah dijawab. Sebab soal kali ini tidak menanyakan tentang pengetahuan daerah setempat. ‘’Kalau pengalaman lalu ada soal yang khusus menanyakan tentang pengetahuan umum daerah. Padahal saya sudah mempersiapkan diri mencari berbagai informasi tentang Kepulauan Meranti,’’ sebut wanita asal Pekanbaru ini.

Joki Tes Diciduk

Dari 7.000 lebih peserta yang mengikuti ujian kemarin, terdapat satu peserta memakai jasa orang lain atau joki. Yang menggelitik adalah, joki yang melaksanakan ujian untuk jurusan akuntasi S1 itu adalah seorang penjual roti di Selatpanjang dan berpendidikan SMA.

Awalnya jelang pelaksanaan ujian di SMKN 1 Tebingtinggi berjalan normal. Namun kondisi berubah setelah pengawas yang meneliti tanda peserta dan KTP dari salah seorang peserta melihat keganjilan.

Awalnya hanya pengecekan, menjadi pemeriksaan secara mendetail. Ternyata diketahui peserta berinisial MSR merupakan joki dari peserta yang tidak hadir mengikuti ujian.

Setelah ditanyai dan melihat keganjilan tersebut, akhirnya tersangka dilaporkan ke Mapolres Kepulauan Meranti. Tak menunggu lama, pihak kepolisian tiba dan menjemput tersangka untuk digelandang ke Mapolres di Jalan Pembangunan Selatpanjang.

Setelah sempat dilontarkan beberapa kali pertanyaan, akhirnya diketahui MSR disuruh dari seseorang guru yang berstatus PNS di salah satu sekolah di Desa Alai, Kecamatan Tebingtinggi Barat bernisial AMS.

Tak menyia-nyiakan waktu, pihak kepolisian langsung menjemput AMS dan meminta pertanggungjawabannya.

AMS mengaku kepada Riau Pos bahwa dirinya masih memiliki hubungan saudara dengan peserta yang berinisial MQ yang memegang KTP Ciamis, Jawa Barat.

Diakuinya juga peserta yang merupakan kerabatnya itu telah memintanya untuk mencarikan orang yang akan menggantikan dirinya mengikuti seleksi penerimaan CPNS di Pemkab Meranti.

‘’Jadi saya diminta mencarikan orang yang mau menggantikan kerabat saya itu untuk menggantikan ujian seleksi di Selatpanjang,’’ ungkap AMS ditanyai di Mapolres saat sedang menjalani pemeriksaan intensif.

Setelah mencari dan kebetulan memiliki kenalan seorang tukang roti bakar yang biasa berjualan di Alah Air, Kecamatan Tebingtinggi yakni MSR, akhirnya MSR menyetujui dan menyanggupi akan menjadi joki bagi MQ kerabat AMS. ‘’Setelah sepakat, maka saya memberinya KTP dan tanda pengenal dari saudara saya yang di Majalengka itu sebagai bekal melaksanakan ujian penerimaan CPNS di Meranti,’’ tambah AMS.

Ia mengakui perbuatannya akan diketahui pihak berwajib, walaupun ia menyadari aksi ini bisa memberhentikan dirinya sebagai PNS.

‘’Saya tahu melanggar hukum, tapi mau bagaimana lagi saya berniat menolong saudara dan tidak ada sampai mengeluarkan duit,’’ ujarnya.

MSR sendiri melakukannya seolah tanpa dosa. Dengan gamblang ia menjelaskan bahwa walaupun hanya tamatan SMA, namun ia mampu menjawab seluruh soal. Dari 120 soal, saat ditangkap ia sudah menjawab sebanyak 110 soal. ‘’Hanya tinggal 10 soal lagi belum saya jawab, akhirnya saya ditangkap,’’ katanya. Bahkan ia juga mengaku tidak mendapatkan bayaran dalam berperan menjadi joki.

‘’Saya kuliah di salah satu akademi di Selatpanjang dan baru masuk. Jadi saya jualan roti untuk membiayai hidup dan sekalian kuliah. Jadi mengikuti PNS menggantikan orang lain bukan dibayar, melainkan mencari pengalaman agar lulus kuliah nanti dan mengikuti ujian CPNS sudah terbiasa dan bisa menjawab dengan benar,’’ ungkap MSR.

Atas aksi ini, tersangka telah melakukan penipuan dan pemalsuan dokumen negara. Pihak kepolisian juga akan menetapkan MQ yang kebaradaannya belum diketahui sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO). Namun sebelumnya pihak kepolisian akan melakukan pendalaman dalam pemeriksaan yang masih terus dikembangkan.

‘’Kita masih terus memeriksa kedua tersangka yang sudah berhasil kita amankan. Dalam pengembangan kita akan mengejar tersangka yang menjadi otak dari kejahatan pemalsuan dokumen ini,’’ kata Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi melalui Kasat Reskrim, AKP Antoni L Gaol SH MH di Mapolsek, Ahad petang (3/11).

Disampaikannya, kronologis kasus tindak pidana pemalsuan dokumen berupa membuat surat palsu atau memalsukan surat dengan cara mengikuti ujian CPNS di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan menggantikan orang lain dilakukan oleh tersangka. MSR seorang warga Kecamatan Tebingtinggi.  

Tersangka disuruh AMS untuk menggantikan saudaranya yang bertempat tinggal di Ciamis Jabar bernama MQ. Selanjutnya Ahad (3/11), MSR mengikuti ujian di sekolah SMKN 1 Tebing Tinggi dengan menggunakan kartu peserta ujian dan mengisi lembaran jawaban maupun tanda tangan absen atas nama MQ.

Setelah itu, kata Kasat, perbuatan MSR diketahui oleh pengawas  notabene adalah Guru SMKN 1, sedangkan ternyata MSR adalah mantan alumni SMKN1.

‘’Atas kecurigaan tersebut pengawas mengecek nama yang digunakan dalam lembar jawaban maupun absensi berbeda dengan orang yang mengikuti ujian, sehingga peristiwa tersebut dilaporkan ke Polres Kepulauan Meranti guna pengusutan lebih lanjut,’’ katanya.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menyayangkan kejadian tersebut. Meski begitu dalam penyelesaian akan diserahkan kepada pihak berwajib.

‘’Tindakan ini sudah pidana, jadi kita serahkan kepada kepolisian saja. Mudah-mudahan bisa diproses seuai dengan undang-undang yang berlaku,’’ kata Sekda Meranti, Iqaruddin menjawab Riau Pos.

Terkait keterlibatan PNS, diterangkan juga bahwa mekanisme hukum dan aturan akan ditegakkan nantinya. Jika harus membuat berhenti PNS yang terlibat, maka Pemkab akan memprosesnya sesuai aturan.

‘’Kita ikuti aturan saja. Jika memang harus berhenti, maka ya diberhentikan saja,’’ ucapnya enteng.

Terkait ditemukannya peserta yang menggunakan joki, Kepala BKD Provinsi Riau, Surya Maulana memastikan aksi tersebut tidak akan ditolerir. Dipastikan peserta seleksi  tak akan lulus.

Sementara itu, Kepala Ombdusman Indonesia Perwakilan Riau, Ahmad Fitri menyayangkan adanya kejadian tersebut. Ia menegaskan dalam waktu dekat akan meminta konfirmasi langsung dari Pemkab Kepulauan Meranti.(amy/rio/ris)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook