Laporan EKA G PUTRA, Pelalawan
Awalnya api hanya ada di satu lokasi kecil. Namun musim kemarau panjang dan tidak adanya penanganan cepat, membuat api menjalar ke wilayah lain. Hingga akhirnya api membakar berhektare-hektare hutan di Pelalawan.
Jumat (30/8), Wakil Gubernur Riau (Wagubri) HR Mambang Mit turun langsung ke KM 9, Desa Rantau Baru.
Wagubri yang sedang dalam masa cuti kampanye Pilgubri sengaja mencabut izinnya di Kemendagri dan langsung menggelar rapat penanggulangan bencana asap di Kantor Gubernur Riau dan meluncur ke lokasi karhutla di Pelalawan.
Sekitar 3 sampai 4 KM masuk dari jalan poros RAPP, Jalan Langgam. Daerah yang sudah dua hari sebelumnya didatangi Riau Pos, tiba-tiba disemuti warga bersama Pemerintah Kabupaten Pelalawan yang mendatangkan mobil pemadam kebakaran (damkar).
Wagubri didampingi Danrem 031/WB Brigjen TNI Teguh Rahardjo langsung memegangi selang dan berupaya bersama-sama memadamkan asap yang masih dikeluarkan dari lahan yang tampak. Sementara asap di wilayah tersebut, sudah menutupi pandangan mata ke wilayah hutan nun jauh di sana.
Pekatnya asap masih saja menutupi pandangan. Seakan asap akibat karhutla menyatu dengan awan di langit. Pelalawan pun dekat dan menyatu dengan langit. Seperti melihat hamparan laut yang menyatu dengan birunya langit ketika kita berdiri di pantai.
Di wilayah inilah, satu hari sebelum kunjungan Wagubri, hujan deras mengguyur selama satu jam. Namun ada beberapa titik asap yang mengepul dari lahan terbakar, ketika disirami air dan angin, justru api semakin menyala. Untuk kemudian padam, namun kepulan asap tak kunjung hilang.
Belum lagi medan untuk masuk lebih jauh ke dalam, yang merupakan jalan tanah pasca disirami hujan menjadi licin. Jangankan motor, jejak mobil tidak tampak melalui areal tersebut. Sementara diperkirakan ada sekitar ribuan hektare lahan yang terbakar disana.
Tanah yang sudah berplang nama-nama warga, H Tarmizi, Wan Sanida, kurang lebih seperti itu atau nama-nama lainnya terpampang di lahan yang terbakar di dalam kawasan jauh ke dalam desa Rantau Baru. Pantauan tersebut setelah masuk sampai 3 KM lagi ke dalam dari Desa Rantau Baru. Wilayah yang dikunjungi Wagub, dinilai karhutlanya yang paling parah.
‘’Lahan di sini ada yang milik warga, ada juga milik perusahaan. Namun kami juga tidak tau lahan siapa yang terbakar dan kenapa bisa terbakar,’’ papar salah seorang warga yang tengah asyik memancing di tepian sungai, Parlin menjawab enteng tentang kondisi yang ada di sekitarnya.
Kerap memancing di sekitar lahan tersebut, Parlin katakan memang sejak usai Idul Fitri lalu wilayah tersebut kerap terbakar.
Parlin pun mengaku tidak melihat ada aktivitas pemadaman. Sehingga lambat laun api menjalar jauh ke tengah hutan dan terus mengeluarkan kepulan asap tebal yang diproduksi setiap hari.
‘’Sudah lama, tapi asapnya tidak hilang-hilang, karena gambut memang,’’ sambung Parlin mengisahkan.
Memang intensitas penanganan di karhutla kali ini lebih ditonjolkan melalui udara. Menggunakan dua helikopter jenis Bolco dan satu Sikorsky bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ditambah satu pesawat jenis Cassa dari BPPT untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan.
Danlanud Roesmin Noerjadin Kol Pnb Bowo Budiarto menyebutkan memang pemadaman dengan water bombing terus dilakukan pada titik-titik api yang terpantau dari udara.
‘’Wilayah Pelalawan dan perbatasannya menjadi sasaran bom air dalam penanganan kita menghadapi asap kali ini, sebenarnya terus dilakukan, namun karena cuaca yang terus kemarau membuat api menyebar di lahan gambut,’’ imbuhnya.
Kecamatan Langgam terletak lebih kurang 70 KM dari Pekanbaru dan lebih kurang 25 KM dari Pangkalankerinci. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pangkalankerinci dan Kecamatan Bandar Seikijang . Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pangkalan Kuras. Karenanya asap terus meluas di berbagai wilayah hingga ke Pekanbaru, Kuansing, Kampar, Siak dan wilayah lainnya di Riau.***