SEMALAM DI GUGUSAN KEPULAUAN ARUAH

Berpetualang di Zamrud Selat Melaka

Feature | Minggu, 03 Juni 2012 - 08:46 WIB

Berpetualang di Zamrud Selat Melaka
Pasir putih di sepanjang pantai di pulau-pulau besar di gugusan Kepulauan Aruah menambah keindahan di perairan ini. (Foto: GEMA SETARA/RIAU POS)

Jika Nusa Penida, Bali terkenal dengan ikan mola-mola raksasanya, maka Gugusan Kepulauan Aruah terkenal dengan penyu hijau dan penyu sisik raksasanya. Namun sayang, keberadaan gugusan Kepulauan Aruah taklah setenar Nusa Penida yang mendunia dan menjadi pulau kunjungan wisatawan asing.

Laporan ERWAN SANI, Pulau Aruah

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

DERU angin tenggara membuat buncahan gelombang sejadi-jadinya di antara Pulau Jemur dan Pulau Aruah. Tinggi gelombang mencapai satu meter mengombang ambingkan kapal patroli Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau yang ingin merapat ke Pulau Jemur, sebagai tempat bertelurnya penyu raksasa.

Pasir putih dan rimbunnya daun ketapang laut menyejukkan suasana di bibir pantai Pulau Aruah. Ditambah lagi tumpukkan batu karang tercacak memecahkan gelombang yang jaraknya berkisar  200-400 meter dari bibir pantai, memperindah perairan pulau tempat penangkaran tukik dan penyu hijau  remaja.

Memiliki garis pantai yang lumayan panjang, namun tetap saja sepi dari kunjungan wisatawan. Kalaupun ada, hanya lima orang petugas perikanan yang bermukim di Kepulauan Aruah dan belasan petugas keamanan TNI Angkatan Laut bermarkas di Pulau Jemur. Selain itu, para nelayan yang berteduh dan mengambil air bersih di dua pulau besar pada gugusan Kepulauan Aruah tersebut.

Untung saja, Ahad (27/5) pagi, belasan pengunjung terutama dari petugas perikanan dan artis lokal melakukan syuting film di Kepulauan Aruah, terutama di penangkaran tukik, sehingga pulau tersebut terlihat ramai dan riuh.

Di Kepulauan Aruah atau pulau tempat penangkaran tukik dan juga kantor perwakilan Dinas Perikanan dan Kelautan tersebut, sudah dibangun beberapa rumah layak huni.

Hanya saja bangunan rumah permanen berwarna merah jambu tersebut masih tetap kosong dan tak ada penghuninya. Begitu juga dengan asrama Diskanlut, sering sepi karena tak ada yang menghuni, hanya ramai ketika ada kunjungan dinas baik dari Pemkab Rohil maupun dari Provinsi Riau.

‘’Pasir pulau ini halus tapi keras. Selain itu airnya juga jernih. Sebab pulau ini terletak di tengah Selat Melaka,’’ jelas Dori petugas Dinas Perikanan kepada Kepala Dinas Perikanan Provinsi Riau, Prof DR Irwan Effendi dan Riau Pos yang mengabadikan foto-foto penghijauan bibir pantai Kepulauan Aruah, termasuk indahnya karang, jernihnya air laut dan putihnya pasir pantai. Selain pasir pantai yang putih, serpihan dan ampas pecahan karang dan kerang-kerangan mempercantik tepian Pantai Pulau Aruah.

‘’Sekarang musim angin tenggara. Gelombang lumayan kuat, jadi banyak serpihan kerang-kerangan laut dan batu karang kita temui di atas pasir pantai ini,’’ jelas Dori. Keindahan pantai dan alam di gugusan Kepulauan Aruah ini, kata Dori, taklah kalah dengan pulau-pulau yang ada di Indonesia. Hanya saja di pulau-pulau ini tak ada penghuninya. Kalaupun ada hanya nelayan yang berlabuh dan berteduh sementara. Paling lama satu pekan berada di Pulau Jemur maupun Pulau Aruah, setelah itu mereka meninggalkan pulau dan kembali ke Tanjung Balai Asahan, Panipahan, Bagansiapi-api dan daerah lainnya yang berdekatan dengan Kabupaten Rokan Hilir.

Tak Kalah dengan Bali

Masih terngiang hingga saat ini, ungkapan yang disampaikan Bupati Rokan Hilir (Rohil) H Annas Maamun. ‘’Pulau Aruah terutama Pulau Jemur masih Negara Indonesia juga.’’  Ungkapan ini disampaikan Annas Maamun kepada Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kawasan Wisata Kementerian Budaya dan Pariwisata Indonesia beberapa waktu lalu.

Bahkan saat itu, dia menegaskan bahwa gugusan Kepulauan Aruah terutama Pulau Jemur tak kalah dengan pulau-pulau menjadi kunjungan wisatawan di Indonesia. ‘’Pulau Jemur memiliki pasir pantai kuning. Begitu juga pulau lainnya memiliki pantai yang putih dan tak kalah dengan pulau-pulau wisata di Indonesia. Jadi tolonglah perhatikan juga pengembangannya,’’ kata Annas saat itu.

Pulau Jemur juga memiliki kekayaan alam yang tak kalah dengan Nusa Penida Bali. Memiliki terumbu karang yang bagus, memiliki perairan yang jernih dan pasir pantai yang bersih. Kemudian memiliki gugusan batu karang di sepanjang garis pantai. Terpenting lagi, di gugusan Kepulauan Aruah atau Pulau Jemur tempat bertelur para penyu hijau raksasa. ‘’Melihat penyu hijau pada malam hari, tentunya menjadi pemandangan menarik dan bisa menarik wisatawan dari luar negeri. Makanya kita tetap promosi besar-besaran Pulau Jemur. Karena Pulau Jemur potensi wisata Rohil dan Riau bahkan Indonesia ke depannya,’’ kata Annas.

Indahnya gugusan Kepulauan Aruah, terutama di salah satu pulau tempat bermukim Diskanlut, para pengunjung bersama rombongan Riau Pos dan Diskanlut sempat takjub.

‘’Yang mabuk laut jadi sehat. Dan sebagian anak-anak bergembira melihat indahnya pantai. Pantai di Pulau Aruah ini tak kalah hebat dengan Pulau Nusa Penida Bali dan Pulau Sikuai yang dimiliki Sumatera Barat,’’ kata Irwan Effendi saat itu.

‘’Hebatnya lagi. Jika di Nusa Penida Bali ada ikan mola-mola di gugusan Pulau Aruah khususnya Pulau Jemur ada penyu hijau dan sisik raksasa. Jadi bisa dilihat pada malam hari saat ia bertelur di bibir pantai,’’ lanjut Irwan Effendi lagi.

Di gugusan Pulau Jemur dan Kepulauan Aruah ini bukan saja bisa melihat keindahan pantai, jernihnya air laut, indahnya batu karang dan pecahan ombak di karang. Akan tetapi bisa melakukan berbagai hal terutama melakukan diving, snorkling dan juga berenang di bibir pantai yang indah dan jernih di tengah Selat Melaka. ‘’Keindahan gugusan Kepulauan Aruah tak kalah dengan pulau-pulau terindah di Indonesia lainnya. Jadi tak heran jika disebut dengan Zamrud Selat Melaka,’’ kata Irwan Effendi lagi.

Hanya saja, Kepulauan Aruah ini masih belum berpenghuni. Namun dalam waktu dekat katanya, Pemkab Rohil berusaha menempatkan penduduk. Paling tidak sebagai cikal bakal menjadikan gugusan Kepulauan Aruah dan Pulau Jemur tentunya sebagai kawasan wisata alam terindah di Indonesia.

Ayo Berlibur ke Kepulauan Aruah

Rasakan pengalaman baru Anda berwisata di Riau khususnya di gugusan Kepulauan Aruah yang terletak di Selat Melaka yang mengapit Riau dengan Malaysia. Karena keindahan Kepulauan Aruah terutama dua pulau besar dan Pulau Jemur tempat bertelur para penyu hijau raksasa dan pantainya berwarna kuning mas. Begitu juga Pulau Aruah tempat markas Diskanlut. Karena keindahan gugusan Kepulauan Aruah, salah satu operator tur Malaysia pun pernah menjadikan salah satu pulau yaitu Pulau Jemur sebagai satu objek wisatanya. Panorama alam yang indah akan membuat Anda larut dalam kegembiraan dan ketenangan. Pastikan Anda merasa rileks, jadi obat stres yang mengganggu hari-hari Anda.

‘’Tidak aneh bila Pulau Jemur menjadi salah satu incaran negeri jiran,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, Irwan Effendi. Pulau yang terletak di Selat Melaka ini persisnya berada pada kordinat 2 52’12.06"N - 100 33’30.19"E memang memiliki daya tarik yang sungguh luar biasa. Selain istilah Pulau Jemur, beberapa kalangan di pesisir sekitar Rokan Hilir menyebut pulau ini dengan sebutan Pak-ku yang dalam dialek Hokkian berarti penyu dari utara.

Banyak yang dari Indonesia dan Riau khususnya tak  mengenal Pulau Jemur yang menjadi milik Provinsi Riau tersebut. Transportasi yang sulit menjadi alasan utama.  Selain harus menyewa kapal nelayan, Anda juga bisa menggunakan jasa penyewaan speedboat yang bisa mengisi penumpang 60-100 penumpang, tergantung besar kecilnya speedboat. Perjalanan dari pelabuhan Bagansiapi-api memerlukan waktu 2-3 jam. Jika dari Pelabuhan TPI Kota Dumai, memerlukan perjalanan 6-7 jam.

Penyu hijau menjadi sangat unik karena dikabarkan jenis penyu ini hanya terdapat di perairan sekitar Pulau Jemur. Penangkaran penyu hijau yang pernah dicanangkan oleh Bupati Rokan Hilir sepertinya berjalan dengan baik. Tempat penangkaran pada saat kami mengunjungi  cukup terawat dan ratusan tukik atau anak penyu yang masih hidup di Pulau Aruah atau pangkalan Diskanlut. ‘’Namun habitat penyu hijau tetap ada di sekitar perairan Pulau Jemur. Bila nak melihatnya, maka harus siapkan waktu terbaik yaitu tengah malam. Kalau siang tak ada penyu naik ke pantai,’’ jelas Dori kepada Riau Pos.

Hamparan pasir kuning keemasan membuat Pulau Jemur semakin unik, ditambah lagi air yang sangat jernih menjadikan pulau ini sangat takjub.  

Sementara di pulau yang satu lagi,  atau di Pulau Aruah tempat Riau Pos bermalam, jika berkunjung ke sana Anda akan menemukan pasir putih yang sangat halus dan memanjakan kaki. Berbeda dengan pantai di Pulau Bali, sepanjang garis pantai yang kami tapaki terlihat banyak sekali batu karang.

Mungkinkah gugusan Kepulauan Aruah menjadi kawasan wisata. Tentu jawabannya berada di tangan Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir ke depannya. Terpenting bagaimana gugusan Kepulauan Aruah terkenal hingga ke manca negara dan menarik investor untuk melakukan pengembangan wisatanya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook