Suprapto, Guru di Rupat Wakili Indonesia ke Turki

Feature | Jumat, 03 Mei 2013 - 10:17 WIB

Suprapto, Guru di Rupat Wakili Indonesia ke Turki
Suprapto (tengah) saat menerima hadiah sepeda motor dari BRI sebagai guru berprestasi dan berdedikasi tingkat kabupaten, baru-baru ini. Foto: istimewa

Seorang guru di daerah khusus yakni Desa Teluk Lecah, Kecamatan Rupat dan mengajar di SDN 27 Teluk Lecah mewakili Indonesia mengikuti pertukaran guru tingkat dunia di Turki pada 20-31 Mei 2013.

-----------------------

Laporan EVI SURYATI, Bengkalis

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

-----------------------

Suprapto sang guru, yang juga terpilih sebagai guru berdedikasi dan berprestasi tingkat Kabupaten Bengkalis pada peringatan Hardiknas Kamis (2/5) berhak mewakili Indonesia setelah dirinya  terpilih menjadi guru berdedikasi tingkat nasional.

Pengabdian Suprapto (40) dimulai sejak 1994 saat dirinya menjadi guru honor. Awal 2005, menjadi berkah bagi Suprapto saat dirinya bersama ribuan honorer lain diangkat menjadi PNS. Tahun 2007, suami Khairani Khaidri SPd ini melanjutkan ke jenjang S1 di Universitas Terbuka (UT) dan selesai 2010.

Terpilih menjadi guru berdedikasi tingkat nasional dan bakal mengikuti pertukaran guru ke Turki menjadi cerita dan pengalaman

tak terlupakan. Berawal saat dirinya dipanggil oleh pengawas dan kepala UPT Disdik di Rupat untuk mengikuti seleksi di tingkat kecamatan. Saat itu, dirinya terpilih sebagai terbaik 1.

Seleksi kembali dilanjutkan untuk tingkat kabupaten. Enam hari dijejali dengan berbagai ujian dan materi seleksi, lagi-lagi ayah Lukman Baihaqi dan Sahla Rizkia Zahra ini terpilih yang terbaik dan berhak mewakili Bengkalis untuk mengikuti seleksi yang sama di tingkat Provinsi.

Lagi-lagi, berkat pengabdian yang tinggi, loyalitas terhadap pimpinan, tanggungjawab terhadap tugas yang diemban, etika dan sejumlah aspek penilaian lainnya, Suprapto kembali terpilih untuk mewakili Provinsi Riau ke tingkat Nasional di Jakarta.

‘’Mungkin ini buah dari apa yang telah kita semai selama ini. Mengabdi memang tak boleh setengah-setengah, kendati kita berada di sekolah pelosok dan minim fasilitas. Yang penting, semangat dan niat kita bagaimana menjadikan anak-anak didik kita tidak ketinggalan dengan siswa didik yang lain,’’ katanya.

Berhari-hari di Hotel Grand Sahid Jakarta, Suprapto harus bersaing dengan para guru di daerah khusus seluruh Indonesia. Jalan mulus itu ternyata masih memihak kepada dirinya, hasil seleksi menetapkan dirinya sebagai pemenang dan bakal diikutkan untuk pertukaran guru tingkat internasional di Turki.

‘’Sebagai orang yang beriman, pastinya saya bangga dan bersyukur atas karunia yang diberikan kepada saya pada hari ini. Bagi saya kepercayaan ini sangat tinggi nilainya dan sekali lagi saya hanya bisa bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada orang-orang yang mensupport saya selama ini,’’ papar Suprapto lagi.

Ditanya kendala serta keinginannya untuk memujukan sekolah-sekolah di daerah khusus. Kata Suprapto, sekolah di daerah khusus atau terpencil memang serba terbatas, terutama fasilitas pendukung belajar mengajar siswa. Seperti labor, alat praga, prangkat internet, listrik dan lainnya. Namun kekurangan itu tidak menjadi kendala bagi guru untuk menciptakan siswa berprestasi dan guru berdedikasi.

‘’Yang perlu dilakukan untuk mewujudkan sekolah dan siswa berprestasi adalah, komitmen para pendidik itu sendiri. Artinya, ruh di internal sekolah tersebut harus memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan sekolah tempat dirinya mengabdi. Penuh tanggung jawab, tidak menyerah dengan keadaan dan yang paling penting adalah, kompak, serta disiplin yang tinggi,’’ papar guru berjanggut ini.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook