KETIKA MAKAM UJE RAMAI DIDATANGI PEZIARAH

Ibunda Sedih Makam Anaknya Dikeramatkan

Feature | Jumat, 03 Mei 2013 - 09:35 WIB

Ibunda Sedih Makam Anaknya Dikeramatkan
RAMAI PEZIARAH: Makam Ustad Jefry Al Buchori (Uje) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, yang selalu ramai dikunjungi peziarah.

Sejak dikebumikan Jumat (26/4) lalu, makam Ustaz Jefry Al Buchori atau yang akrab disapa Uje tak pernah sepi dari peziarah. Tidak hanya dari sekitar Jakarta, penziarah juga datang dari Sumatera hingga Papua. Bahkan ada yang sampai mengkeramatkan. Saking ramainya, copet pun ikut memanfaatkan kesempatan beraksi.

“MAU ke Makam Uje ya dik?,” kata Ibu paruh baya penjual minuman dingin di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak Jakarta Pusat mencegat JPNN saat akan bertanya lokasi makam Uje, Rabu (1/5).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Rupanya, sejak Uje dikubur di TPU Karet Jumat (26/4) peziarah terus berdatangan. Ibu tersebut mengaku selalu menjadi tempat bertanya jika ada yang bolak-balik mencari makam Uje tapi tak ditemukan. ‘’Lurus aja. Nanti ketemu jalan besar, ada petunjuk kok makam Uje. Nanti di sana nanya lagi kalo masih kebingungan,” lanjut ibu tadi.

Memang tak mudah menemukan makam Uje. TPU Karet Bivak merupakan pemakaman terluas kedua di Jakarta. Luasnya mencapai 16,2 hektare. Memanjang dari Jalan Pejompongan hingga Jalan Bendungan Hilir Jakarta Pusat.

Setelah mengikuti petunjuk Ibu paruh baya tadi, selang beberapa saat sudah terlihat petunjuk khusus menuju makam Uje yang dipasang masyarakat setempat. Meski demikian tetap saja banyak yang tersesat.

Dari kejauhan terdengar suara lantunan ayat suci Al Quran yang dibaca peziarah. Ada pula peziarah yang membawa air kembang, bahkan bingkai foto berisi kumpulan gambar Uje. Informasi yang diperoleh JPNN dari Rochan, penjaga makam Uje, di malam hari disediakan lampu khusus untuk memudahkan peziarah.

Sayang tak semua peziarah berniat baik. Ada juga yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan menjadikan makam Uje sebagai tempat mencopet. “Kemarin ada ibu-ibu dari Bekasi dicopet. Ibu itu tidak curiga karena pencopetnya menyamar sebagai ustad dengan memakai jubah,” terang Rochan.

Hal lain lagi yang cukup disesalkan adalah tingkah peziarah yang mencoba mengarahkan makam Uje sebagai tempat melakukan perbuatan syirik. Tanda-tandanya mulai terlihat, yakni bunga yang disebar ke makam Uje sering dikantongi lalu dibawa pulang. “Saya sering tanya kenapa kembang di makam Uje dibawa pulang. Jawaban mereka lucu-lucu, ada yang bilang buat kenang-kenangan,” terangnya.

Peziarah makam Uje memang luar bisanya banyak. Tak hanya dari berbagai macam golongan, tapi juga dari sejumlah daerah, dari Sumatera hingga Papua semua mengunjungi makam Uje.

Beberapa pengunjung makam Uje bahkan mulai percaya, dai yang gemar menggunakan motor gede itu kerasukan wali. “Saya yakin Uje itu kerasukan wali. Tidak mungkin makamnya dikunjungi orang sebanyak ini kalau tidak kerasukan wali,” ujar salah satu peziarah asal Jawa Tengah.

Adanya sebagian orang yang mengkeramatkan makam uje ini, mendapat tanggapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pengurus MUI Choli Ridwan menghimbau agar penziarah ke makam uje tidak melanggar syariat Islam. ‘’Silahkan ziarah, tapi meminta ke kuburan itu musyrik. Kalau orang sudah meninggal, cukup kita doakan saja semoga mendapat tempat yang lebih tinggi dan dibebaskan dari siksa kubur dan masuk surga,’’ terangnya.

Pelarangan agar tidak melanggar syariat Islam saat melakukan ziarah juga disampaikan ibunda Uje, Tatu Mulyana. Tatu bahkan merasa sedih makam anaknya sampai dikeramatkan. Ia menyampaikan terimakasih terhadap penziarah yang mau mendoakan almarhum anaknya. ‘’Ingatlah Uje dengan kebaikannya, panjatkanlah doa. Membawa benda-benda di makam untuk dikeramatkan tidak akan mengubah apapun,’’ tuturnya.(abu/awa/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook