SUCI RAHMA DHANI, PERAIH EMAS TAEKWONDO POPNAS XVI

Persembahkan Emas untuk Almarhumah Ibu

Feature | Sabtu, 02 September 2023 - 10:10 WIB

Persembahkan Emas untuk Almarhumah Ibu
Suci Rahma Dhani (HARY B KORIUN/RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


Dengan dua punggung kakinya yang cedera, Suci Rahma Dhani berhasil mempersembahkan emas untuk Riau. Dia mempersembahkan medali tertinggi ini untuk almarhum ibunya, Evayanti.

Laporan HARY B KORIUN, Palembang


PERASAAN Suci Rahma Dani terasa campur aduk sesaat setelah dia mengalahkan taekwondoin Jambi, Nagita Putri. Ada rasa senang, terharu, bangga, dan merasa tak menyangka dia akan memenangkan pertarungan dan mempersembahkan medali emas untuk kontingen Riau.

Dalam partai final nomor U-42 Kg cabang olahraga (cabor) taekwondo  Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XVI 2023 di GOR UIN Raden Fatah Sumatra Selatan (Sumsel), Palembang, Rabu (30/8), Rani –panggilan Suci Rahma Dhani--  berhasil mengalahkan Nagita Putri, 2-0, dengan nilai 11-0. Itu adalah medali emas satu-satunya yang dipersembahkan taekwondo di Popnas kali.

Kesempatan untuk menambah emas sebenarnya terbuka setelah Nabila Syahira yang turun di kelas over 68 Kg, kalah dari taekwondoin Bali, Gusti Ayu Jesica Jasmine. Sehari sebelumnya, Devin Piyandry Hutama mempersembahkan perak juga mempersembahkan perak.

Rani mengaku harus menjalani partai final yang berat dan ketika menang, di seolah tak percaya. Pasalnya,  saat semifinal menghadapi Syahla Tazki Khanza (Banten) yang dimenangkannya dengan angka 2-1, Rani mengalami cedera di kedua punggung kakinya dan hanya dikompres  batu es oleh tim medis. Setelah itu dia harus menghadapi partai final.

“Alhamdulillah, ini berkah dari Allah. Dengan kondisi kaki sakit, saya masih bisa mempersembahkan emas untuk Riau. Secara khusus, medali emas ini saya persembahkan untuk almarhumah ibu saya, Evayanti,” ujar siswi Sekolah Khusus Olahraga (SKO/SMA N Olahraga) Riau ini kepada Riau Pos.

Rani mengaku memang mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh menjelang keberangkatan ke Palembang ini. Setiap hari, dia latihan rutin dua kali dan menambah dengan latihan fisik sendiri sekali. Itu dilakukannya agar bisa tampil maksimal saat pertandingan, karena dia tahu satu nomor pertandingan yang diikutinya harus diselesaikan dalam sehari. Dan itu bisa tiga sampai empat pertandingan. Dan dugaannya benar.

Anak kedua dari dua bersaudara kelahiran Pekanbaru, 22 Oktober 2025 ini, mengaku belum pernah mengikuti kejuaraan selevel nasional. Paling dia ikut kejuaraan selevel Pekanbaru, dan terakhir meraih medali perak dalam Porprov 2022 di Kuansing, mewakili Rokan Hulu. Dia sangat senang sang ayah, Dedi Yuniawan, sangat mendukung apa yang ditekuninya ini.

“Sebenarnya saya sangat ingin bermain di PON 2024, tapi waktu seleksi saya tak lolos. Saya tak tahu apakah masih ada kesempatan bagi saya,” kata Rani berharap.

“Untuk masa depan, saya sangat ingin membela Indonesia, terutama di Olimpiade,” tambahnya.

Pelatih taekwondo Riau yang menangani Rani dkk di Popda ini, Deby Syafna Putra, mengaku bangga dan senang dengan dua medali, emas dan perak, yang didapat anak-anak asuhnya tersebut.

Meski gagal menggandengkan dua emas, namun dia dan ofisial lainnya sangat bersyukur dengan apa yang telah didapat Rani dan Nabila.

“Semoga ini menjadi motivasi untuk keduanya agar terus bekerja keras dalam latihan dan iven-iven berikutnya,” ujar Deby yang diamini oleh pelatih lainnya, Devry Ernandi.

Khusus untuk Rani, dari awal Deby yakin anak asuhnya itu bisa meraih emas jika melihat lawan-lawannya, termasuk di final melawan Nagita Putri.

Menurutnya, melihat Rani mempersiapkan diri dengan keras dan tekun, dia punya fisik yang bagus dan tentunya teknik yang tak kalah baiknya.

“Saya memang sudah yakin dengan hasil ini, dan jikapun gagal, berarti hanya ketidakberuntungan,” jelas Deby.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook