ALIYA MARWAH, PENDERITA TUMOR INTRA ABDUMEN

Tetap Ingin Sekolah, Walau Tumor Menggerogoti

Feature | Jumat, 02 Agustus 2013 - 11:34 WIB

Tetap Ingin Sekolah, Walau Tumor Menggerogoti
Aliya Marwah. Foto: *4/Said Mufti/Riau Pos

Aliya Marwah (10) anak pasangan Sofyan Hadi (36) dan Srimahyuni (36) warga Kepenghuluan Bukit Selamat, Kecamatan Simpang kanan Kabupaten Rokan Hilir diketahui menderita Tumor Intra Abdomen (TIA). Keinginan untuk meneruskan sekolah pun terpakssa ditunda, karena perutnya kian membesar digerogoti penyakit yang diderita sejak dua tahun terakhir.

---------------------------------

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ketika disambangi Riau Pos, Kamis (1/8) aliyah hanya bisa duduk sambil diganjal beberapa bantal di punggung untuk menopangnya. Selang infus masih terpasang di lengan sebelah kiri selain itu selang oksigen juga masih terpasang di hidungnya. Tangannya mengecil dibandingkan sebelum penyakit yang kini dialaminya. Sedangkan perutnya membesar layaknya wanita dewasa sedang hamil karena tumor yang menyerangnya.

Anak kedua dari empat bersaudara ini mengaku sangat ingin kembali ke bangku sekolah untuk belajar bersama temannya. Namun niat itu terpaksa ia urungkan karena disarankan guru yang mendidiknya nuntuk istirahat dan fokus dalam pengobatan yang kini di jalaninya.

Sementara itu, orangtua Aliya, hanya buruh tani biasa yang setiap harinya hanya mengandalkan upah dari tuan tanah tempatnya bekerja. namun kini, pekerjaan yang sehari-hari tak bisa lagi dilakoninya karena menjaga anak keduanya.

Untuk menemenai Aliya yang sedang dirawat, Sofyan hadi dan istrinya terpaksa memboyong dua anaknya yang lain. Pasalnya dua adik Aliya, masih berusia balita. ‘’Kakaknya Aliya tetap tinggal di Rohil, tetapi adik-adiknya terpaksa kami bawa karena masih kecil-kecil dan tak ada yang merawat jika ditinggalkan,’’ terang Sofyan sambil mengendong anak keempatnya yang masih balita.

Kehidupan sehari-hari di Kota Bertuah terpaksa dijalani Sofyan dan keluarga dengan berhemat agar tetap bisa hidup. Untuk makan empat orang, Sofyan terpaksa hanya membeli dua bungkus nasi dengan porsi jumbo dan dibagi untuk empat orang ditambah kakek Aliya yang datang menyusul untuk menemani Aliya.

‘’Kondisi keuangan memang sedikit, untuk itu kami berusaha sehemat mungkin agar tetap bisa makan setiap harinya,’’ tutur Sofyan. Menurutnya, kenekatannya unutk membawa Aliya berobat ke Kota Pekanbaru, adalah dari dorongan warga dikampungnya. ‘’Atas bantuan warga dikampung kami bisa membawa Aliya untuk berobat kesini,’’ terangnya.

Sofyan tidak menampik jika sedang membutuhkan bantuan dari para deramawan. ‘’Jika ada yang ingin memeberi bantuan, kami sangat bersyukur. Karena kami bukan orang berada dan justru sangat membutuhkan bantuan dan dukungan. Semoga Aliya bisa segera sembuh seperti sedia kala sehingga niatnya untuk sekolah tidak terhenti seperti saat ini,’’ lirihnya.(*4)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook