Tempat Diah menjalankan usaha memang sangat sederhana. Ukurannya 4x5 meter. Ruangan itu dibagi dua. Satu untuk proses produksi. Satu lagi tempat oleh-oleh yang akan dipasarkan. Karena tempatnya yang tidak memadai, oven pemanggang terpaksa ditempatkan di teras.
Di tempatnya pun tidak terlalu banyak barang-barang. Di ruang penyimpanan misalnya. Di ruangan ini hanya ada dua etalase kaca dan satu lemari pendingin. Satu berisi kue-kue yang sudah dipak, satu lagi dibiarkan kosong. Di teras depan, selain oven, ada tiga etalase. Tapi hanya satu yang berisi kue. Dua lagi juga terlihat kosong.
Diah sengaja membiarkan tiga etalasenya tidak berisi. Sebab ia memang tidak perlu memajang kue-kue produknya terlalu banyak. Secukupnya saja. Supaya warga sekitar juga tau, ia menjual kue oleh-oleh. Ia memilih memposting foto-foto kue produknya ke internet. Banyak jenisnya. Tapi yang menjadi unggulan bolu kemojo. Dilengkapi harga dan sejarah singkatnya. Berwarna hijau pandan, di potong enam, ditempatkan di atas wadah kertas, bolu kemojo menggugah selera.
Diah wanita kreatif. Berani bereksperimen. Setelah menggunakan jasa internet, Diah juga iseng dengan melakukan inovasi produk. Bolu kemojo yang biasanya berbentuk bunga kemboja ia variasikan. Ada bolu kemojo ukuran mini. Rasanya juga dibuat bermacam-macam. Selain rasa pandan, rasa aslinya, ada juga rasa durian, nanas, keju, dan stroberi. Semuanya tetap mempertahankan kekhasannya, legit.
’’Lewa internet kemungkinan orang tau lebih besar. Apalagi sekarang kebanyakan sudah melek internet. Jadi lebih gampang. Kami pelaku industri kecil memang harus kreatif. Terus mencari cara supaya produk kami diminati,’’ tutur wanita berusia 37 tahun ini.
Benar. Sejak memanfaatkan teknologi digital dan inovasi produk, pelanggannya semakin banyak. Mulai dari warga Riau sekitarnya, hingga paling timur Indonesia, Papua. ’’Tahun lalu ada pelanggan dari Papua, kami layani. Jadi warga Papua sudah bisa menikmati bolu kemojo Pekanbaru. Tidak perlu ke sini (Pekanbaru, red). Cukup pesan lewat internet.
Teknologi digital sangat membantu industri kreatif Diah. Hampir setiap hari ia menerima pesanan secara online. Paling banyak dari Jawa Barat, seperti Bandung, Depok, Bogor, dan Bekasi. Kemudian dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jogjakarta.
Semua dikirim lewat jasa pengiriman paket. Kepercayaan pelanggan menjadi prioritas bagi Diah. Pelanggan harus dilayani sebaik mungkin. Bukan hanya kualitas produk. Kecepatan pengiriman juga harus diperhitungkan. Sebab yang dikirim makanan yang tidak tahan lama. Maksimal 5 hari, kiriman harus sampai ke tangan pembeli. Karena itu ia selektif memilih jasa pengiriman.
Diah mengaku mendapatkan banyak pengalaman selama mengurus kiriman pembelinya. Mulai dari telat sampai, hingga tidak sampai sama sekali.
’’Pernah ngirim tapi tak sampai. Ada juga makanannya sudah berbau baru sampai,’’ kenangnya.
Akibat kiriman tidak tepat waktu, ia harus mendapatkan komplain. Ia harus mengganti oleh-oleh yang sudah dibayar pelanggan. ’’Semua saya ganti. Kecuali ongkos kirimnya,’’ tuturnya.
Sejak itu, ia beralih ke jasa JNE. Menurut wanita berpostur sedang ini, JNE lebih terjamin. Kiriman sampai sesuai janji. ’’Hari ini kirim, besok sudah sampai,’’ ujar pelaku industri yang memfavoritkan layanan YES JNE ini.
Lewat jasa JNE, Diah tidak waswas lagi. Ia bisa memantau posisi kirimannya setiap saat lewat website. Cukup memasukkan nomor resi, ia bisa tahu posisi paket pelanggannya.
Layanan plus memang sedang dikembangkan JNE. Itu dimaksudkan mempermudah pelanggan. JNE bahkan meningkatkan teknologi layanannya. Namanya, My JNE. Diluncurkan Januari 2016 lalu. Wakil Kepala Cabang JNE Cabang Utama Pekanbaru, Zulheri Adha mengatakan aplikasi ini sangat memanjakan pelanggan. Lewat My JNE, pelanggan bisa mengakses semua layanan JNE lewat android.
Mulai dari tarif pengiriman, kantor JNE di seluruh Indonesia, dan posisi paket kiriman. Bahkan, lanjut Zulheri, pelanggan juga bisa melakukan transaksi keuangan lewat aplikasi ini. Karena JNE menyediakan fitur My COD (Cash On Delivery). Aplikasi ini lebih mudah dan lebih gampang dibanding sebelumnya, yang harus mengujungi website jne.co.id.
’’Pelanggan tidak perlu khawatir lagi. Mereka (pelanggan, red) bisa memantau kirimannya. Kami berupaya menjaga kepercayaan pelanggan,’’ ujar Zulheri.(***)