Laporan MARRIO KISAZ, Pekanbaru
Seniman Riau, Amrun Salmon menilai positif penggunaan motif Melayu dalam mempromosikan budaya daerah ke tingkat nasional hingga internasional.
Hanya saja, dia mengharapkan penerapan hal tersebut disesuaikan dengan penempatan ornamen di fly over yang akan diresmikan ini. Apalagi ini disebut-sebut sebagai kado HUT Riau.
Amrun Salmon menyebut, dirinya senang dan mendukung penggunaan motif bernuansa Melayu pada fly over. Dia melihat dalam penempatan motif Melayu itu menggunakan motif pucuk rebung.
Ini harus tepat biar tidak salah makna falsafahnya, ujar pria yang konsen dalam pengembangan budaya di Riau.
Menurut Amrun, motif pucuk rebung memiliki makna positif yang menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan. Sehingga penempatannya harus menghadap ke atas. Untuk itu, sejatinya, dalam penempatan motif Melayu, pihak terkait mengkoordinasikan dengan budayawan, seniman yang berkompeten di bidangnya, sehingga pesan yang ingin disampaikan terpenuhi. Dengan demikian tidak seperti motif Melayu pada tong sampah yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan itu.
Kepala Proyek Fly Over Jenderal Sudirman-Imam Munandar, Ranto mengatakan nunasa Melayu memang menjadi nilai tambah yang dipoles memanjang di bagian dalam dan luar fly over. Warna dan relief motif disesuaikan dengan kepribadian Bumi Lancang Kuning.
Pria yang saat itu menggunakan kostum pekerja itu membenarkan upaya menggesa pengerjaan fly over tersebut. Dia optimis, pengerjaan akan final sebelum tangga 8 Agustus 2012.
Jadi Kado Istimewa HUT Riau
Keistimewaan lain dari fly over ini adalah pengoperasionalan yang bertepatan dengan HUT Riau Sembilan Agustus mendatang, sehingga dapat menjadi kado istimewa bagi seluruh masyarakat Riau di usia ke-55.
Untuk merealisasikan hal itu, progres pengerjaan dua fly over di jalan protokol dipercepat dari waktu pengerjaan yang direncanakan. Gubenur Riau HM Rusli Zainal SE MP mengatakan, sarana fly over diharapkan menjadi solusi kemacetan di pusat kota Pekanbaru. Selain itu, sarana yang sempat menjadi sorotan masyarakat tersebut berperan besar sebagai sarana penunjang Pekan Olahraga Nasional (PON) September mendatang.
Kalau sekarang lihatlah sudah hampir selesai. Insya Allah, akan digunakan dalam waktu dekat ini. Selain itu, juga sudah dilengkapi dengan ornamen Melayu sesuai dengan ciri khas masyarakat Riau, imbuh Gubri.
Hasil pantauan Riau Pos di lapangan, pekerja masih terlihat bekerja melakukan penyempurnaan. Di ujung jembatan masih terlihat bagian jembatan yang sedang di aspal. Meskipun dalam terik matahari di bulan Ramadan, para pekerja terlihat tetap fokus dan bersemangat menyelesaikan tugasnya.
Saat ini mereka bekerja hampir siang malam. Bahkan, pada saat puasa pekerjaan tetap berjalan seperti biasa, tutur Kadis PU Riau saat menemani Riau Pos melihat pengerjaan dua fly over di Jalan Jenderal Sudirman itu.
Meskipun dengan spesifikasi berbeda, kedua fly over itu ditargetkan rampung bersamaan seperti yang telah ditargetkan. Pengerjaan Fly Over Sudirman-Tambusai dimulai sejak 20 Desember 2011, memiliki panjang 550 M dengan rincian bentang jembatan 350 meter dan oprit 200 meter, luas jembatan persisi 6 meter. Jembatan layang itu menggunakan dana APBD Provinsi mencapai Rp91,7 miliar.
Sementara itu untuk Fly Over Sudirman-Imam Munandar mulai dikerjakan 20 Desember 2011 lalu, memiliki panjang 450 meter dengan bentang jembatan 212 meter dan oprit 238 meter. Pembangunan sendiri menghabiskan dana sebesar Rp68,9 miliar.
Bahkan, pada bagian bawah dilengkapi dengan taman-taman kecil dilengkapi pagar dan beberapa ornamen lainnya.
Ini dilakukan untuk mengantisipasi sarana itu menjadi tempat persinggahan gelandangan dan pengemis.
Ya memang sengaja kita beri pagar. Sehingga tidak dapat disalahgunakan oknum yang tidak bertanggung jawab. Mudah-mudahan pengerjaannya berjalan seperti yang kita harapkan, papar pria berkacamata itu.***