FESTIVAL SUBAYANG-BIO

Bersampan ke Muara Sidu hingga Rencana Buat Film

Feature | Senin, 01 April 2019 - 10:25 WIB

Bersampan ke Muara Sidu hingga Rencana Buat Film
BERBINCANG: Dari kiri,  Pembina Pokdarwis Kampar  Yuyun Hidayat, Kabid Kebudayaan Disparbud Kampar Ismail Yasmin, Camat Kamparkiri Hulu Dasril,  Wulan Guritno, dan Roby Soediskam saat berbincang di panggung Festival Subayang,  Ahad (31/3/2019). (POTO GOBER FOR RIAU POS)

Festival Subayang-Bio berakhir,  Ahad (31/3). Kegiatan yang dipusatkan di Pulau Gema, Desa Gema itu juga diwarnai dengan permainan musik tradisional Gendang Oguong serta pementasan seni dari berbagai sekolah dan komunitas, lomba mewarnai serta lounching program Subayang Bersih.

PULUHAN pemain Gondang Oguong tidak hanya di Pulau Gema tapi sampai ke Muara Sidu,  Desa Muara Bio. Panas terik tidak menbuat pemusik dan peserta trip Subayang tersebut merasa jera apalagi lelah. Permainan itu sudah dimulai sejak Sabtu sore yang dilanjutkan hingga sore kemarin mengiringi rombongan Warrior WWF Indonesia susur Sungai Subayang.

Baca Juga :Belum Selesai Diperiksa, Wulan Guritno Minta Izin

Ada Wulan Guritno dan Robi Soediskam. Kehadiran Wulan dan rombongan di Subayang serta susur sungai dengan sampan disambut masyarakat dengan gembira. Peserta susur sungai juga singgah ke stasiun WWF yang ada di tepi sungai tersebut.

Sehabis siang,  kegiatan kembali dilanjutkan di Pulau Gema. Persembahan berbagai kesenian menghibur pengunjung yang tumpah ruah. Dilanjutkan dengan lounching Subayang Bersih dan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba pacu sampan,  mewarnai dan lomba upih pinang. Kali ini sudah ada sutradara film terkemuka Indonesia,  Lukman Sardi.  Rombongan Warrior WWF yang dihadirkan WWF Indonesia  ini membuat suasana Festival Subayang semakin meriah.  Apalagi ketika Wulan dengan terang-terangan mengatakan akan membuat film di Subayang.

Keinginannya untuk membuat film itu disampaikan saat ia sampai di Gema dan menyapa masyarakat dari atas panggung.  Setelah susur sungai, keinginannya itu kembali disampaikan Wulan.  ’"Doakan semua berjalan lancar.  Meski masih rencana,  tapi keinginan membuat film di Subayang ini sedang dalam proses awal.  Siapkan.  Kalau bapak ibu masyarakat Subayang setuju,  akan kita lanjutkan, ’’ kata Wulan yang disambut tepuk tangan meriah seluruh pengunjung.

Hal senada juga diungkapkan Lukman Sardi sesaat sebelum Lounching Subayang Bersih.  "Subayang ini bagi saya sangat indah.  Kearifan lokal dan tradisiinya masih terjaga. Ini Indonesia banget, harus dihargai bersama.  Keinginan membuat film di Subayang,  kita siapkan, semoga lancar,’’ kata Lukman Sardi pula.   

Keinginan Wulan membuat film itu disampaikan di depan seluruh masyarakat Subayang, ninik mamak,  Kepala Desa Gema,  Camat Kamparkiri Hulu,  Dinas Pariwisata Kampar, Dinas Pariwisata Riau, Pembina Pokdarwis Kampar, Program Manager WWF Sumatera Tengah dan masih banyak lainnya.  

 

’’Subayang ini luar biasa alamnya.  Tradisi budaya masyarakatnya juga masih terjaga.  Harus diperkenalkan tapi juga harus dijaga.  Sudah banyak wisatawan yang datang,  masyarakatnya juga harus siap,  bersih dan ramah.  Program Subayang Bersih ini sangat bagus, harus diteruskan.  Kalau Bersih,  wisatawan datang dan pasti banyak program lainnya termaasuk pembuatan film,’ kata kepala Dinas Pariwisata Riau yang diwakili Kabid Pengembangan Sumberdaya Pariwisata,  Yul Achyar.

Keinginan serupa juga disampaikan Kepala Dinas Pariwista Kampar,  Zulyadharma yang selama festival berlangsung bolak-balek datang ke Gema.  ’’Pengembangan wisata di Subayang ini harus dilakukan bersama-sama.  Selama ini Sudah banyak yang berbuat dan bergerak di Subayang tapi masih sendiri-sendiri. Sekarang harus bersama-sama sehingga potensi yang ada bisa terangkat maksimal,’’ katanya.

Selama festival berlangsung,  ribuan pengunjung datang ke Gema.  Puluhan masyarakat pula menggelar berbagai dagangan dan ekonomi kreatif lainnya.  Sementara,  anak-anak dari berbagai sekolah menyajikam kebolehan berkeseniannya.  ’’Semua berjalan,  semua bergerak baik perekonomian masyarakat maupun seni dan budayanya yang semakin terjaga.  Inilah dampak dari sebuah festival. Justru saya sangat mrngapresiasi panitia pelaksana yang bersungguh-sungguh melaksanakan kegiatan ini dari persiapan hingga hari H tanpa lelah,’" kata Yuyun selaku pembina Pokdarwis di Kampar.

Puncak Festival Subayang ini juga dihadiri Ketua Genpi Riau,  Osvian Putra bersama rombongan. Osvian tidak sekali ini ke Subayang,  tapi ia tidak pernah merasa bosan. Baginya,  Subayang merupakan tempat wisata yang sangat layak dijual kepada wisatawan mancanegara.  ’’Dikemas lebih baik,  dirawat masyarakatnya untuk terus sadar wisata dan jangan sampai salah jual.  Saya yakin, tempat ini sangat potensial dan bisa mendongkrak perekonomian masyarakat dari sisi wisatanya,’" kata dia pula.

Ketua panitia pelaksana yang juga Ketua Genpi Riau dan Bengkel Seni Rantau Kampar Kiri (RKK),  Dody Rasyid Amin,  mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Subayang yang hadir tidak hanya memeriahkan acara tapi juga ikut serta mendengarkan edukasi kelola sampah yang dipersembahkan WWF Indonesia.

’’Festival Subayang kali ini ada program khusus yang kami persembahkan untuk masyarakat yakni Lounching Subayang Bersih dan edukasi bagaimana mengelola sampah dengan baik serta menjadi duit. Ini modal kelola pariwisata yang baik.  Kalau bersih,  masyarakatnya ramah,  wisatawan akan datang.  Malah Wulan Guritno mau membuat film di Subayang,  ini kan kebanggan bersama bagi masyarakat Riau. Terimakasih kepada seluruh masyarakat dan pendukung yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, ’’ kata Dody.***

Penulis/Reporter: Kunni Masrohanti

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook