JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai UMKM berperan sentral meningkatkan ekspor. Karena itu, produsen dituntut menciptakan produk yang unggul dan kompetitif untuk memenuhi permintaan pasar. Serta, strategi promosi dan pemasaran yang efektif.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Juan Permata Adoe menyampaikan, ekspor Indonesia pada tahun ini naik 33,4 persen. Terlebih, Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 membuka jalan bagi para pelaku usaha, terutama UMKM, untuk membidik peluang ekspor. "Salah satu cara untuk meningkatkan ekspor dan surplus perdagangan Indonesia adalah memperkuat ekosistem UMKM. Karena itu, Kadin Indonesia berinisiatif membuat Kadin International Trading House dan Wiki Wirausaha serta mengakselerasi pengembangan sertifikasi halal untuk UMKM. Jadi, mereka bisa memperluas pasar, termasuk membuka peluang pasar ekspor," paparnya.
Juan menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, perbankan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam membantu UMKM. Kadin dan pemerintah merupakan key enabler untuk mengakselerasi neraca perdagangan. "Karena itu, Kadin menciptakan badan vokasional guna memberikan bekal sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM. Penting juga menanamkan mindset bahwa tujuan mengimpor adalah ekspor," jelasnya.
Apalagi, salah satu target Indonesia pada 2024 adalah menjadi halal hub industry untuk dunia. Namun, saat ini RI menduduki posisi ke-19 sebagai negara eksportir produk halal terbesar di dunia. Itulah tantangan untuk mampu mencapai posisi pertama.
Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Akbar Djohan menyatakan, tanpa perdagangan, tidak akan ada kegiatan logistik. Pemerintah bakal menurunkan secara bertahap biaya logistik nasional sebesar 17 persen. Saat ini biaya logistik RI merupakan yang tertinggi di ASEAN. Yaitu, mencapai 23 persen.
"Diturunkannya biaya logistik diharapkan memberikan nilai tambah dan solusi bagi para pelaku usaha, terutama UMKM. Terlebih, Kadin selalu berupaya memberikan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan daya saing UMKM sehingga bisa membantu mereka berkompetisi di pasar regional maupun internasional," ujar Akbar.
Di pihak lain, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) tengah menjalin kerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk mendorong pemasaran produk UMKM lokal ke pasar global. Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso menuturkan, TEI menjadi ajang bagi para mitra binaan dan nasabah LPEI untuk memperluas akses pasarnya. Melalui promosi dan business matching, produk UMKM dapat semakin dikenal ke mancanegara. Dengan begitu, ekspor nasional meningkat. "Inilah peran strategis LPEI sebagai pendamping UMKM agar bisnis mereka berdaya saing ekspor dan berkelanjutan," kata Riyani.(agf/c14/dio/jpg)