JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 24 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ternyata mengalami kerugian sepanjang semester I-2017. Total kerugian yang diderita diperkirakan mencapai Rp5,82 triliun.
Menurut Deputi Bidang Restrukturisasi BUMN Aloysius K. Ro, dirinya heran karena masih ada perseroan yang merugi. Padahal, sebagian dari mereka telah mendapat suntikan dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
Namun, diakuinya ada beberapa faktor yang memang membuat pergerakan BUMN tidak lincah. Contohnya, proyek penugasan dari pemerintah yang membuat BUMN tidak bisa fokus sepenuhnya mencari keuntungan.
"Mungkin karena penugasan saja. Itu kan kebijakan pemerintah, kita hanya ditugasi," katanya di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Diterangkannya, BUMN yang merugi bukan termasuk dalam kategori BUMN sakit. Jika termasuk BUMN sakit, bakal ada tindakan khusu seperti restrukturisasi. Contohnya, kata dia, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).
"BUMN sakit itu harus masuk restrukturisasi dan secara struktural harus direformat, harus di-restruct, entah ubah bisniskah, misalnya Merpati, dia sakit. Yang sakit pasti rugi tapi yang rugi belum tentu sakit," tuntasnya. (cr4)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama