JAKARTA (RIAUPOS.CO) - MELEMAHNYA rupiah terhadap dolar AS yang saat ini terjadi berpengaruh terhadap lini industri. Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dampak depresiasi kurs rupiah saat ini tengah dirasakan oleh industri manufaktur. Tak terkecuali pasar otomotif di Tanah Air.
Sebagai informasi, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sebelumnya menyebabkan kenaikan biaya impor bahan baku dan logistik, kini diikuti pula oleh kenaikan suku bunga pinjaman perbankan bagi sektor manufaktur.
Menanggapi hal ini, Group Head Regional Sales & Marketing Division Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Budi Dermawan mengungkapkan, salah satu penyebab aspek kenaikan harga adalah kurensi. ‘’Ini yang menjadi pertimbangan kami salah satu kontribusinya adalah kuransi mata uang juga, saat ini kita masih menahan, melihat kondisi kurensi ke depan, jadi kita tak serta merta menaikkan harga kendaraan,’’ ujarnya.
Budi menambahkan, pihaknya saat ini hanya mengamati perkembangan ke depan, untuk menentukan strategi selanjutnya. Diakuinya saat ini dari mitsubishi belum ada rencana atau memutuskan adanya kenaikan harga.
Saat ini kehadiran Mitsubishi XForece mendapat sambutan positif konsumen dari segi pemesanan. Mobil yang bermain di segmen compact SUV memang pasarnya tidak sebesar dari Xpander. Namun dengan melihat respon positif tersebut Mitsubishi menjual secara nasional kurang lebih 2.000 unit (per bulan) secara continue.
Mitsubishi melakukan produksi dimulai Oktober ini dan akan dilakukan distribusi pada November 2023. Konsumen yang melakukan pemesanan di GIIAS 2023 pada Agustus lalu menjadi prioritas untuk mendapatkan unit. ‘’Saat ini kita distribusi kita kirimkan berdasarkan SPK yang masuk ya. Karena cukup banyak konsumen yang telah melakukan pemesanan, di antaranya dari GIIAS kemarin. Itu yang menjadi prioritas kita untuk pengiriman. Nantinya berkembang kita melihat market itu sendiri, saat ini kita prioritaskan itu dulu (GIIAS). Makin cepat pesan makin dapat kita prioritaskan,’’ jelas Budi.(esi)
Laporan JPG, Jakarta