BUKITINGGI (RP) - Pemerintah daerah diminta bisa mengoptimalkan multipliers effect (efek domino) seiring beroperasinya salah satu megaproyek di Sumatera Barat (Sumbar) yakni Jembatan Layang Kelok Sembilan di Kabupaten Limapuluh Kota.
Proyek yang menelan dana Rp580,8 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) selama hampir 10 tahun ini, menurut rencana akan ditinjau langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Rabu pagi (30/10).
Untuk itu, menurut Ketua DPD RI Irman Gusman, keberadaan jembatan ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
‘’Kelok Sembilan jelas menjadi landmark baru bagi Sumbar. Tak salahlah kita berterima kasih kepada pemerintah pusat sudah mengalokasikan anggaran guna pembangunan itu sampai tuntas. Keberadaan Kelok Sembilan, kita yakini jelas memberikan keuntungan bagi Sumbar, terutama mampu memangkas jarak tempuh Padang-Pekanbaru,’’ jelas Irman kepada RPG di Bukittinggi, Selasa (29/10).
Jembatan terhampar sepanjang 964 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter ini, telah selesai pembangunannya.
Sebelumnya, jembatan layang Kelok Sembilan sempat dibuka sementara untuk mendukung mudik Idul Fitri 1434 H. Jembatan tersebut adalah akses menghubungkan jalur Lintas Tengah dengan Lintas Timur Sumatera.
Terbukanya poros Riau-Sumbar ini, menurut Irman, secara tidak langsung berperan penting membuka poros Dumai-Teluk Bayur. Bila ini terjadi, ekspor produk-produk selama ini melalui Pelabuhan Belawan Dumai seperti CPO, bukan tak mungkin bisa dialihkan ke Teluk Bayur.
Kondisi ini jelas memberikan keuntungan bagi Sumbar terutama dari pajak ekspor. Sektor pariwisata, tambah Irman, juga mendapat imbas positif dari keberadaan Kelok Sembilan. Kalau selama ini, warga Riau dan sekitarnya sudah menjadikan Sumbar terutama Bukittinggi tempat liburannya, ke depan bukan tak mungkin terus bertambah lagi.
Di sinilah kesiapan daerah memanfaatkan efek domino operasional Kelok Sembilan.
Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto dalam ekspose di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau, Senin (28/10), mengaku juga sudah melakukan kajian bahwa Kelok Sembilan bisa menjadi tujuan wisata.
Jembatan tersebut juga merupakan feeder mulai dai Sibolga-Tebing Tinggi-Padang-Bukittinggi hingga Riau, serta Bengkulu menuju Palembang.
Sementara anggota DPR RI Mulyadi beberapa tahun belakangan ngotot mendesak pemerintah pusat mengalokasikan anggaran penuntasan pembangunan Kelok Sembilan, juga berharap pemerintah daerah harus siap memanfaatkan keberadaan Kelok Sembilan.
Ia menilai menga proyek itu, bakal memberikan keuntungan lebih kepada Sumbar.
Cuma, tergantung kepada kepala daerah memanfaatkannya. Bukan saja akses pariwisata, juga berdampak pada bidang ekonomi dan lainnya.
Kalau bidang ekonomi, kata Mulyadi, keuntungannya juga dirasakan wisatawan atau moda transportasi setiap harinya melewati Kelok Sembilan. Paling kurang bisa dipangkas jarak tempuh Padang-Pekanbaru.
Di sisi lain Wali Kota Bukittinggi Ismet Amzis mengatakan, pihaknya siap membenahi sektor pariwista di Bukittinggi. Bahkan, pihaknya hampir menuntaskan pembangunan gedung parkir.
Bila gedung parkir itu selesai, secara tidak langsung bisa mengurai kesemrawutan parkir saat ini khususnya di musim liburan. Selain itu, pihaknya berupaya mencari jalan alternatif lain.(rpg)