JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Keuntungan (dividen) hingga akhir tahun ini tampaknya tak akan datang 21 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pasalnya. perusahaan plat merah itu terus mengalami kerugian.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu (30/8/2017), menyatakan, hingga semester I-2017, realisasi dividen dari 118 BUMN tercatat sebesar Rp32 triliun.
Kata dia, angka itu jauh dibawah target yang ditetapkan hingga akhir tahun sebesar Rp42,7 triliun.
"Sampai akhir tahun 2017 diproyeksikan 21 BUMN tidak menyetorkan dividen karena mengalami kerugian berulang/akumulasi rugi," ujarnya.
Dia mengaku menyesali jika aset dari BUMN tidak bisa memberi keuntungan bagi negara. Namun, kinerja perseroan itu sendiri masih dapat dimaklumi saat mengalami kerugian dan tak bisa memberi kontribusi dividen kepada negara.
"Tentu dari sisi keuangan negara, aset dalam BUMN ini harusnya bisa memberikan kinerja sama baiknya, apabila tidak baik karena misi pembangunan bisa dipertanggung jawabkan, kinerja BUMN ini baik yang hasilkan Dividen dan tidak bisa diukur sehingga optimalisasi keuangan negara bisa ditanggung jawabkan," sebutnya.
Inilah BUMN yang diproyeksikan sampai akhir tahun 2017 tidak menyetorkan dividen karena mengalami kerugian berulang atau akumulasi rugi :
A. BUMN rugi operasional karena kalah persaingan dan efisiensi adalah:
1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
2. Perum Bulog
3. PT Krakatau Steel (persero) Tbk
4. PT PAL
5. PT Dok Perkapalan Surabaya (persero) Tbk