JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Kabar penutupan pabrik Nissan di Indonesia sudah terdengar sejak November 2019. Bahkan pabrik yang berlokasi Purwakarta itu tak lagi memproduksi kendaraan di mana terakhir membuat mobil berlogo Nissan pada Januari 2019 dan merek Datsun di Januari 2020.
Akhirnya Makoto Uchida, CEO Nissan Motor Company, mengonfirmasi rencana perusahaan menutup pabrik di Indonesia dan Spanyol. Hal ini diungkapkan dalam keterangan resmi Nissan Global (28/5). Nissan akan berfokus pada pabrik di Thailand sebagai basis produksi melayani kawasan Asia Tenggara. Sementara pabrik di Sunderland, Inggris jadi basis produksi untuk pasar Eropa.
Penutupan ini bukan tanpa alasan, seperti diketahui kinerja Nissan di Indonesia sangat memprihatinkan, dari data penjualan ritel Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) per April tahun ini.
Data ini menunjukkan penjualan ritel Nissan pada Januari-April tahun ini anjlok hingga 34 persen menjadi 2.413 unit dibandingkan periode sama tahun lalu. Ini mengakibatkan pangsa pasar dan peringkat Nissan di pasar mobil Tanah Air juga menurun. Belum lagi efek yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19.
Saat ini pangsa pasarnya hanya 1 persen per April dan berada di peringkat ke-10 merek otomotif di Indonesia. Nasib Nissan akan menyusul saudaranya Datsun yang lebih dulu yang telah keluar dari 10 besar pasar otomotif Tanah Air tahun lalu.
Bahkan penjualan secara global juga turun drastis hingga 42 persen pada bulan lalu. Sementara pendapatan perusahaan juga terus menurun sejak 2018, terkoreksi 14,6 persen terhadap revenue pada 2019. Ini yang menjadi salah satu alasan Nissan mengatur ulang strateginya demi keberlanjutan bisnisnya.
Nissan ingin mendorong utilisasi pabrik di atas 80 persen dan membuat operasional perusahaan lebih profit. Sayangnya, pihak Nissan enggan memberikan komentar terkait pemangkasan sebanyak 12.500 pekerja yang telah diumumkan pada Juli tahun lalu.
Namun perusahaan akan bernegosiasi dengan serikat pekerja terkait dan pemerintah setempat. Makoto Uchida juga menerangkan, rencana transformasi dan restrukturisasi tersebut demi pertumbuhan bisnis yang stabil.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi