SNARTPHONE

Ternyata, Penemu Ponsel Pertama Rajin Beli iPhone Baru

Ekonomi-Bisnis | Minggu, 30 April 2023 - 18:20 WIB

Ternyata, Penemu Ponsel Pertama Rajin Beli iPhone Baru
MARTIN COOPER (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Selama lima dekade terakhir, teknologi telah mengalami kemajuan yang signifikan. Dari robot humanoid yang mengekspresikan emosi hingga potensi ChatGPT yang tak terbatas, semuanya melaju sangat pesat saat ini.

Tidak disadari juga, tahun ini tepat 50 tahun yang lalu, Martin Cooper, penemu telepon seluler (ponsel) melakukan panggilan pertamanya. Dan sekarang, perangkat ini telah menjadi sangat diperlukan dalam hidup kita, berfungsi hampir sebagai perpanjangan dari tubuh kita dan menjelma menjadi ponsel pintar alias smartphone yang serba bisa.
 
Ponsel pintar telah begitu mendarah daging dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga kita tidak dapat membayangkan hidup tanpanya. Menariknya, Martin Cooper, pencipta ponsel, percaya bahwa orang menjadi terobsesi dengan perangkat mereka. 
 
Dia mengungkapkan kekecewaannya saat melihat orang-orang menyeberang jalan tanpa melihat, mata mereka terpaku pada layar, berisiko kecelakaan. Smartphone seolah mengalihkan dunia kita saat ini.


Pada tanggal 3 April 1973, Cooper melakukan panggilan bersejarahnya dari laboratorium Motorola miliknya kepada para pesaing di Bell Systems. Ini menandai awal dari sebuah era dalam timeline teknologi. Untuk memperingati 50 tahun acara tersebut, France24 mewawancarai Cooper, yang kini berusia 94 tahun.
 
Dilansir via Andro4All, Cooper percaya bahwa setiap generasi menjadi lebih pintar dan pada akhirnya akan belajar menggunakan ponsel dengan lebih efektif. Ia mengaku tidak akan pernah mahir menggunakan smartphone seperti cucu-cucunya. Tapi yang menarik adalah ternyata dia masih membeli iPhone baru setiap tahun dan menggunakan Apple Watch setiap hari.
 
Terlepas dari ketertarikannya pada teknologi, Cooper menganggap penggunaan banyak aplikasi luar biasa. Dia terutama menggunakan teleponnya untuk komunikasi. Seperti melakukan panggilan, mengirim pesan, dan mengontrol alat bantu dengarnya, beserta beberapa tugas tambahan.
 
Ponsel pertama, seperti DynaTAC, memiliki berat lebih dari satu kilogram dan memiliki masa pakai baterai hanya 25 menit. Namun, Cooper percaya bahwa masa pakai baterai yang terbatas tidak menjadi masalah, karena memegang perangkat ponsel lebih dari 25 menit tidak nyaman saat itu.
 
Saat ini, smartphone seperti iPhone menawarkan mobilitas dan kenyamanan yang sesungguhnya. 

"Saya mengatakan kepadanya, 'Joel (Dr Joel Engel), saya Martin Cooper. Saya menggunakan ponsel genggam. Tapi ponsel genggam yang nyata, pribadi, portabel. Ada kesunyian di ujung sana. Kurasa dia menggertakkan giginya," kata Cooper mengenang saat dia pertama kali melakukan panggilan telepon via ponsel.
 
Awalnya, ponsel mahal, harganya sekitar USD 5.000 atau berkisar Rp 74 juta saat itu. Kendati sangat mahal, ponsel saat itu memberikan banyak manfaat yang terus berkembang hingga saat ini. Menurut Cooper, setiap generasi lebih pintar dari generasi sebelumnya. Artinya, pada akhirnya kita akan belajar menggunakan ponsel dengan lebih efektif dan tanpa screentime yang konstan.
 
Selain itu, dia menegaskan bahwa ponsel pintar, yang telah menjadi perpanjangan tangan penggunanya, dapat membantu mengalahkan penyakit saat kita terus menemukan kemampuannya. Dari mengukur detak jantung hingga memantau aktivitas fisik dan mengendalikan alat bantu dengar, prostetik, dan alat pacu jantung, perangkat seluler berpotensi mengarah pada pengembangan sensor tubuh yang mampu mendeteksi penyakit bahkan sebelum penyakit itu muncul.

Cooper juga dengan yakin menyatakan bahwa dalam satu atau dua generasi, kita akan mengalahkan penyakit dengan perangkat seluler. Pada tahun 1973, dia dan rekan-rekannya meramalkan bahwa setiap orang pada akhirnya akan memiliki ponsel. Dan ini menjadi kenyataan, dengan lebih banyak kontrak telepon daripada orang-orang di seluruh dunia.
 
"Saya tahu ini terdengar berlebihan, tetapi dalam satu atau dua generasi kita akan mengalahkan penyakit dengan perangkat seluler," lanjut Cooper.
 
Saat kita tetap waspada dengan teknologi baru dan menghadapi tantangan yang akan datang, penting untuk mengingat betapa cepatnya kemajuan segalanya. Wawasan dari seorang visioner berusia 94 tahun seperti Cooper mengingatkan kita akan potensi teknologi untuk mengubah hidup kita menjadi lebih baik. 

Terlepas dari banyaknya manfaat perangkat seluler, Cooper juga memperingatkan bahwa kita harus menggunakannya secara bertanggung jawab. Dan jangan terlalu bergantung pada mereka. 
 
Dia memperingatkan terhadap penggunaan yang berlebihan dan mendorong kita untuk belajar menggunakan perangkat ini secara lebih efektif. Kesimpulannya, karya Martin Cooper telah mengubah dunia teknologi seluler.
 
Dan wawasannya tentang masa depan perangkat ini patut dipertimbangkan. Ponsel sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus menggunakannya secara bertanggung jawab. Cooper mengingatkan bahwa kita seharusnya tidak terlalu bergantung pada mereka. 

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook