Penjualan Sepeda Motor Lesu

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 30 April 2013 - 09:52 WIB

Penjualan Sepeda Motor Lesu
Gedung Honda Capella Pekanbaru. Foto: facebook.com

JAKARTA (RP) - Turunnya harga komoditas andalan seperti CPO (crude palm oil) dan batu bara di pasar internasional, membawa dampak negatif terhadap penjualan motor, khususnya di luar Pulau Jawa. Terbukti, penjualan sepeda motor di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi menurun cukup signifikan di triwulan pertama tahun ini.

“Penurunan tersebut menghambat kinerja triwulan pertama. Setelah kami teliti, ternyata harga komoditas saat ini yang nilainya rendah membuat daya beli konsumen langsung menurun,” ujar Wakil GM Divisi Penjualan PT Astra Honda Motor (AHM), Thomas Wijaya saat dihubungi JPNN, Senin (29/4).

Baca Juga :Program Nataru Capella Honda Disambut Antusias

Dia mengambil contoh, awal tahun lalu, harga CPO sempat mencapai level di atas 1.000 dolar AS per ton. Namun, pada akhir tahun harganya terus merosot hingga 770 dolar AS per ton. Saat ini harga CPO masih di bawah 1.000 dolar AS per ton. “Harga turun karena permintaan berkurang di pasar internasional akibat lesunya ekonomi dunia,” terangnya.

Demikian juga komoditi batubara yang banyak terdapat di Kalimantan, harganya masih rendah sejak tahun lalu. Saat ini harga batubara kalori tinggi sekitar 90 dolar AS per ton. Sementara kalori rendah masih di bawah 50 dolar AS per ton.

Dua komoditas ini, menurut Thomas, yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat di luar pulau Jawa. “Khususnya Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,” tegasnya.

Thomas menerangkan, kontribusi Sumatera terhadap total penjualan sepeda motor nasional pada triwulan pertama 2013 turun menjadi 15-17 persen dari sebelumnya 18-20 persen. Sementara Kalimantan dan Sulawesi hanya menyumbang 10-12 persen dari sebelumnya 15 persen. “Tapi penjualan masih terjadi peningkatan di Pulau Jawa dari 54 persen menjadi 64 persen,” tambahnya.

Demikian juga Bali-Nusa Tenggara juga mencatat peningkatan pangsa pasar, yakni dari sekitar 3,8 persen menjadi sekitar 4,1 persen. Penjualan sepeda motor di Indonesia pada triwulan pertama tahun ini cenderung stagnan dibanding dengan periode yang sama tahun lalu. “Hanya naik 20 ribu unit, dari 1.950.047 unit menjadi 1.970.823 unit,” ujarnya.

Menurut dia, naiknya harga bawang, cabai dan daging cukup bisa membuat inflasi melambung. Hal inilah yang diperkirakan orang cenderung untuk tidak membeli sepeda motor di triwulan pertama tahun ini.

“Gara-gara harga bawang, cabai dan daging yang melambung dampaknya cukup besar. Orang pilih menunda pembelian sepeda motor dan mengutamakan keperluan pokok,” jelasnya.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Honda masih memimpin pasar dalam tiga bulan pertama tahun ini dengan menjual 1.210.302 unit atau menguasai 61,4 persen pangsa pasar.

Peringkat kedua diduduki, Yamaha 622.970 unit atau 31,6 persen, disusul Suzuki dengan 101.764 unit atau 5,1 persen, Kawasaki 31.204 unit atau 1,5 persen dan TVS 4.583 unit atau 0,23 persen.(wir/sar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook