Ditemukan, Bukti Aktor Intelektual Nunun

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 29 Desember 2011 - 10:02 WIB

Ditemukan, Bukti Aktor Intelektual Nunun
Nunun Nurbaeti saat digelandang oleh penyidik KPK beberapa waktu lalu setelah ditangkap di Thailand. (Foto: vivanews.com)

JAKARTA (RP)- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nampaknya sudah menemukan titik terang dalam pengembangan kasus suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) Miranda Goeltom.

Bahkan, Ketua KPK Abraham Samad menegaskan penyelesaian kasus ini tak hanya berhenti pada Nunun Nurbaeti.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebab, pihaknya sudah mengantongi bukti-bukti tentang keterlibatan pihak lain di balik sosok istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu.

‘’Penyidik sudah memiliki bukti-bukti bagus yang bisa mengungkap siapa aktor intlektual di balik pemenangan itu,’’ kata Abraham di gedung KPK, Rabu (28/12).

Pria asal Makassar itu menegaskan, pihaknya tak hanya menindak sampai Nunun.

Sebab, dengan bukti itu makin menguatkan masih ada pihak-pihak lain yang ikut terlibat dan berkepentingan dalam pemilihan Miranda.  

Abraham pun janji akan mengungkap tuntas kasus yang sudah memenjarakan puluhan politisi yang jadi anggota DPR periode 1999-2004 itu.

Meski begitu, pihaknya akan mengurai perlahan-lahan dan cukup hati-hati. KPK takkan gegabah segera menetapkan tersangka baru.

Saat ditanya apa saja bukti-bukti baru yang kini sudah dikantongi KPK untuk menjerat intelektual di balik Nunun, Abraham menolak. KPK tak mungkin membuka proses penyidikan yang dilakukannya.

Abraham juga tak menyebut secara jelas siapa pihak yang berada di balik Nunun dan kini sedang diincar KPK.

Yang jelas, pihaknya akan memanggil dan memeriksa saksi-saksi untuk menguatkan hal itu. Apa Miranda dan Bank Artha Graha?

‘’Tak mungkin kami ungkap sekarang siapa orangnya karena masih pengembangan. Kalau kita ungkap bisa kacau,’’ tuturnya.

Seorang sumber di KPK mengatakan, sebenarnya penyidik begitu berhati-hati.

‘’Jangan anggap remeh Nunun. Harus dilihat siapa yang ada di belakangnya,’’ kata sumber ini. Dia memberi salah satu contoh bahwa Nunun sebenarnya masih begitu ‘kuat’ meski sudah jadi tahanan KPK.

Salah satu buktinya, pada Jumat (23/12) lalu dia dibawa ke rumah sakit oleh penyidik KPK yang menjemputnya di Rutan Klas I Khusus Wanita Pondok Bambu dan memindahkannya ke RS Abdi Waluyo. Padahal pimpinan KPK tak tahu adanya permohonan Nunun tersebut.

Peristiwa itu membuat pimpinan KPK sangat marah dan langsung menginstruksikan Nunun segera dikembalikan ke Rutan Pondok Bambu.

Peristiwa ini memang diakui sendiri oleh Abraham. Dia mengaku mengambil tindakan tegas ke para penyidik yang telah membantarkannya dan menginstruksikan agar Nunun segera dikembalikan ke Rutan.

‘’Tak ada kata lain, Nunun harus diperiksa di KPK sehingga para penyidik tak bisa bermain-main dengan Nunun,’’ kata Abraham.

Selain Nunun adalah istri mantan Wakapolri, Adang Darajatun, beberapa pihak memang jadi pelindungnya.

Menurut sumber ini, beberapa pihak yang jadi perhatian penyidik KPK sendiri adalah keterlibatan Miranda Goeltom dan Bank Artha Graha.

Seperti diketahui sebelumnya, pihak Nunun sendiri berkali-kali menyebutkan, aktor intelektual di balik penyuapan itu adalah Miranda sendiri. Bahkan saat diperiksa Selasa (27/12) lalu, pada penyidik Nunun mengakui dia kenal akrab Miranda. Bahkan dia menceritakan, Miranda beberapa kali berkunjung ke rumahnya.

Bukti perkenalan Nunun dan Miranda pernah dibeber Adang melalui sebuah foto. Dalam foto itu tampak Nunun, Miranda dan Adang tersenyum.

‘’Pokoknya kalau Nunun menerangkan semuanya dengan jujur, penyidik akan mudah mengurai keterlibatan Miranda,’’ katanya.

Sebenarnya, dalam persidangan di Pengadilan Tipikor dengan terdakwa para politisi pun terungkap jelas bahwa sebenarnya Miranda begitu bernafsu dalam memenangkan posisi bergengsi sebagai Deputi Gubernur Senior BI.

Saat dihadirkan sebagai saksi pun Miranda mengakui dia mengadakan pertemuan dengan beberapa politisi sebelum fit and proper test di berbagai tempat.

Dalam pertemuan itu, Miranda lah yang membereskan semua biaya pertemuan. Seperti suguhan makan, minuman, sewa tempat, perlengkapan dan lainnya.

Keterlibatan Bank Artha Graha memang jadi perhatian khusus KPK.

Pasalnya, dalam persidangan sebelumnya terungkap, penerbit cek pelawat yang kemudian dibagi-bagikan ke para politisi adalah Bank International Indonesia (BII) atas permintaan Bank Artha Graha.

Bank Artha Graha mengeluarkan Rp24 miliar atas permintaan Budi Santoso, Direktur Keuangan PT First Mujur Plantation and Industry.

Budi memerintahkan Artha Graha membeli cek pelawat di BII pada 8 Juni 2004.

Yang mengambil 480 lembar cek perjalanan dari Bank BII adalah Suparno, pegawai Bank Artha Graha.

Tak seberapa lama, cek itu jatuh ke tangan Nunun dan diserahkan ke Ari Malangjudo, rekan bisnis Nunun.

Dia lantas memberikan jatah untuk politikus PDIP itu ke Dudhie Makmun Murod dan ke Endin Soefiharauntuk jatah politikus PPP.

Namun pengacara Artha Graha Otto Hasibuan dalam beberapa kesempatan membantah kliennya terlibat. Menurutnya, itu transaksi perbankan biasa.

‘’Banyak orang yang membeli dari bank dan mau digunakan untuk apa bukan urusan Bank Artha Graha,’’ katanya.(kuh/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook