Presiden Siapkan Aturan Dorong Sawit Menjadi Biofuel

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 29 November 2013 - 09:57 WIB

BANDUNG (RP) - Industri minyak kelapa sawit memiliki sejumlah tantangan. Di antaranya hambatan perdagangan hingga ketidakstabilan harga. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun meminta agar segala hambatan tersebut diselesaikan.

Ia pun siap menyiapkan aturan untuk mendorong penggunaan minyak kelapa sawit untuk biofuel, sehingga bisa menstabilkan harga.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Jangan mudah menyerah karena persaingan dagang,’’ kata SBY saat membuka Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) ke-6, di Hotel Trans Luxury, Bandung, Kamis (28/11).

Karena itu, SBY mengatakan, Indonesia harus mampu berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi salah satu komoditas unggulan ini dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) di Bali yang akan dihelat pada Desember nanti.

Bahkan, ia mengintruksikan untuk menghambat masuknya komoditas dari negara lain yang dinilai menghalangi komoditas dalam negeri menembus pasar negara lain.

‘’Kalau komoditas kita dihalang-halangi, kita juga bisa menghalang-halangi komoditas negara lain yang akan masuk ke negara kita,’’ tegasnya.

Selain hambatan perdagangan, isu lain yang juga sangat penting untuk dicari solusinya adalah soal harga. Untuk isu harga, SBY meminta ditetapkan harga yang stabil bagi kelapa sawit, dan tidak terlalu rendah.

Karena itu, pihaknya berjanji akan menyegerakan beleid, baik dalam bentuk instruksi presiden maupun peraturan presiden, apabila diperlukan, untuk mendorong penggunaan kelapa sawit menjadi biofuel.

Hal itu diharapkan dapat menjaga stabilitas harga minyak kelapa sawit di dalam negeri sehingga tidak bergantung pada perubahan harga global. ‘’Kalau itu bisa dilakukan, kita akan punya demand yang besar secara domestik. Saya ingin Menteri Pertanian bulan depan rumuskan itu. Kalau perlu Inpres akan saya keluarkan, yang penting cepat,’’ tambahnya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Ketua Umum GAPKI Joefly J Bahroeny, harga minyak kelapa sawit dunia dalam dua tahun terakhir terus menurun karena menurunnya permintaan akibat krisis ekonomi berkelanjutan di Eropa serta perlambatan ekonomi di Cina dan India.

Menurut SBY, harga yang baik bagi Indonesia sebagai eksportir terbesar kelapa sawit di dunia adalah harga yang stabil namun tidak terlalu rendah.

Terkait dengan krisis dan perlambatan ekonomi global, ia menilai Indonesia tidak dapat menunggu perbaikan ekonomi global.

Di samping itu, industri minyak kelapa sawit juga menghadapi isu lingkungan. Karena itu, SBY meminta pengusaha industri kelapa sawit menjalankan usaha mereka tanpa harus merusak lingkungan.

Sehingga, ia menginstruksikan agar pedoman industri sawit dijalankan dengan tepat, tanpa perlu mengakibatkan kerusakan lingkungan yang terus memperburuk nama Indonesia di mata negara-negara tetangga.

‘’Lakukan dengan benar jangan rusak lingkungan. Saya dan para menteri sudah pasang badan, jangan sampai kita fight pada tingkat internasional, di antara kita ada yang belum benar. Dengan demikian, kalau saya bertemu teman-teman saya di dunia internasional saya tidak was-was, jangan-jangan belum (baik, red). Jangan sampai begitu,’’ ujar SBY.(ken/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook