JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menguatnya dolar AS, membuat harga logam mulia emas tertekan kldan imbas hasil US Treasury di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga lebih awal dari ekspektasi.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot mendatar di level 1.735,17 dolar AS per ounce pada pukul 08.23 WIB. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menjadi 1.735,90 dolar AS per ounce.
Analis keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan ini karena sentimen tapering yang mendorong naik yield obligasi pemerintah AS. Kenaikan yield mendorong penguatan dolar AS. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menyentuh level tinggi baru sejak 17 Juni 2021 di 1,55 persen.
“Harga emas spot berpotensi tertekan lagi ke kisaran 1.700 dolar AS dengan potensi resisten di dekat 1.760 dolar AS,” ujarnya, Rabu (29/9/2021).
Ariston mengatakan, dalam sesi dengar pendapat di hadapan komite perbankan Senat AS semalam, Powell kembali memberikan isyarat kemungkinan tapering akan dilakukan akhir tahun ini dan akan berakhir di pertengahan 2022.
“James Bullard, kepala Bank Sentral AS area St Louis, dalam kesempatan terpisah pagi ini, mengatakan bahwa The Fed kemungkinan akan melakukan tapering di November,” ungkapnya.
Sementara, mengutip emas batangan milik PT Antam (Persero) Tbk, hari ini turun Rp 5.000 per gram sehingga dijual di level Rp 913.000 per gram. Sedangkan Harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga ikut-ikutan turun. Hari ini harga buyback emas Antam turun Rp5.000, jadi Rp798.000 per gram.
Sumber: Jawapos.com
Editor : Erwan Sani