Potensi Pasar Gas Ritel Masih Besar

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 29 Juni 2018 - 11:11 WIB

Potensi Pasar Gas Ritel Masih Besar

(RIAUPOS.CO) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengintip peluang pasar gas ritel masih cukup besar di Tanah Air. Sejalan dengan itu perusahaan menggenjot pembangunan infrastruktur berupa jaringan gas atau jargas.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Dilo Seno Widagdo mengungkapkan seiring kian teredukasinya masyarakat terkait efisiensi penggunaan gas pipa, permintaan pasar terhadap layanan PGN bertambah besar. Dua wilayah operasi yang mempunyai permintaan tinggi ungkapnya yaitu wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Karena itu, dari beberapa tahun belakangan, kami menggenjot pembangunan Jargas ini, meski tidak terlihat secara signifikan, namun ini bagian dari proses integrasi bisnis kami,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur sekaligus upaya integrasi bisnis, di mana pelayanan PGN mencakup hulu dan hilir, juga dimaksudkan sebagai antisipasi bisnis energi terbarukan pada waktu mendatang. Jaringan infrastruktur gas, singgung Dilo, kelak dapat dimanfaatkan pula untuk komoditas energi lain seperti hidrogen atau sejenisnya.

“Dari komoditas gas saja, kami bisa mendistribusikan jenis CNG maupun LNG, lewat infrastruktur yang kami bangun, kami mempersiapkan bisnis hingga 20 tahun ke depan, saat energi baru terbarukan sudah massif,” katanya.

Hingga saat ini, perusahaan berkode saham PGAS itu melayani sebanyak 250.000 pelanggan rumah tangga. “Hitungannya, kalau rumah tangga itu ada empat orang, minimal sebanyak satu juta orang, kami telah layani,” ujar Dilo.

Jargas kepada pelanggan ritel itu mengular dari Sumatera Utara hingga Papua. Sejauh ini, penjualan gas pipa PGN terbilang menguntungkan para konsumen.

Dilo menghitung untuk layanan gas, konsumen cukup membayar Rp4.000 untuk per meter kubik. Sebaliknya, untuk konsumsi elpiji tiga kilogram, konsumen harus merogok kocek Rp5.200 per meter kubik.

“Persoalannya untuk elpiji itupun harga masih disubsidi,” jelas Dilo.

Gas pipa yang dijajakan PGN merupakan jenis gas metana berbobot jenis ringan, sehingga cepat dan gampang menguap, minim risiko kebakaran. Sedangkan gas elpiji merupakan gas propana dengan bobot massa lebih berat, mudah tersulut.

Kelebihan lainnya,  hingga sekarang, sumber gas metana itupun digali dari perut bumi yang merupakan kekayaan Indonesia. “Jadi, efisiensi berlipat, mulai dari harga murah tanpa subsidi, dan tak perlu repot mengimpor, hemat devisa,” kata Dilo.

Sebangun dengan nilai lebih tersebut, Dilo mengungkapkan pasar gas dari PGN masih cukup terbuka lebar. “Kami baru menggarap paling tinggi 1 persen dari total populasi,” katanya.

Seiring dengan hal tersebut, PGN berhasrat memperluas Jargas. Tiap tahun, menurut Dilo, lewat skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), PGN bisa membangun satu juta Jargas untuk layanan ritel ke rumah tangga.

Dia berharap peluang pasar yang besar itu bisa disambut pemerintah. Persoalannya, kata Dilo, dibandingkan dengan subsidi BBM dan elpiji yang telah mencapai Rp40 triliun pada tahun ini, kehadiran layanan gas pipa akan menekan biaya tersebut.

Positif

Pada kuartal pertama tahun ini, PGN melanjutkan tren positif. Dari sisi pendapatan, PGN mengemas pendapatan bersih sebanyak 797,75 juta dolar AS, meningkat 6,5 persen dibandingkan 746,04 juta dolar AS pada periode sama tahun lalu.

Sepanjang tahun lalu, PGAS mengantongi pendapatan 2,97 miliar dolar AS. Pencapaian tersebut lebih besar dibandingkan periode sebelumnya sebesar 2,93 miliar dolar AS.

Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Jobi Triananda Hasjim mengatakan, perusahaan akan senantiasa meningkatkan nilai bisnis gas. Menurutnya, untuk meningkatkan kapasitas niaga gas bumi, pihaknya akan membangun fasilitas baru, seperti tangki penyimpanan dan pipa gas.

Peningkatan kapasitas dan peningkatan pasokan gas juga akan ditunjang dari proyek in frastruktur gas yang segera rampung pada tahun ini, seperti jalur pipa gas Arun-Belawan. “Jalur pipa Grissik-Pupuk Sriwidjaja (Pusri) juga kami harapkan bisa membawa volume lebih baik,” tutupnya.(*)

Laporan HASANAL BULKIAH, Dumai









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook