"Perolehan angka tersebut di atas pertumbuhan yang dicatatkan industri sebesar 11,75 persen. Kenaikan kredit Bank BTN tersebut didorong program satu juta rumah sehingga turut mendongkrak kinerja kredit perumahan," kata Dirut BTN Maryono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (28/3).
Menurut Maryono 80 persen portfolio kredit BTN merupakan kredit konsumer dengan profile 90 persen merupakan kredit perumahan (KPR) yang menjadi core business perseroan sejak tahun 1974. Porsi KPR ini terbagi 56 persen merupakan KPR subsidi dan sisanya 44 persen adalah KPR Non Subsidi. Sementara untuk bersaing dengan pasar, 20 persen sisanya dialokasikan untuk kredit komersial.
Di samping itu persiapan penerapan PSAK 71 yang akan dimulai pada awal tahun 2020, bank lebih awal mencadangkan CKPN dalam jumlah yang cukup besar. Meskipun demikian, BTN dapat melalui itu dengan catatan kinerja positif pada 31 Desember 2018.
Tercatat hingga akhir Desember 2018 total aset emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini mencapai Rp306,4 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp261,4 triliun. Pertumbuhan aset ini mencapai 17,24 persen atau berada di atas rata-rata industri yang tercatat 9,21 persen.