Pembiayaan Alat Berat Tertekan

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 29 Januari 2014 - 07:47 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perusahaan pembiayaan alat berat diprediksi mengalami tekanan berat pada tahun ini.

Larangan ekspor tambang mineral mentah oleh pemerintah dinilai bakal memperlambat kinerja perseroan hingga 50 persen dari tahun lalu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, penurunan tersebut lebih tajam jika dibandingkan tahun sebelumnya yang berkisar 35 persen.

‘’Kebijakan (larangan ekspor mineral) salah satu faktor (tekanan). Kalau produksi turun, otomatis pembiayaan alat berat juga turun,’’ katanya Selasa (28/1).

Kendati demikian, beberapa optimisme masih terlihat di beberapa perusahaan. Seperti anak usaha PT Intraco Penta Tbk (INTA), yakni PT Intan Baruprana Finance (IBF) yang justru akan menerbitkan medium term notes (MTN) tahap pertama senilai Rp300 miliar.

Direktur Utama IBF Fred L Manibog mengatakan, penerbitan MTN tersebut untuk mendukung aksi perseroan untuk pembiayaan alat berat, transportasi, dan mesin-mesin lainnya.

‘’Aksi ini akan mendukung pembiayaan baru sebesar Rp1,6 triliun untuk membiayai pembiayaan alat berat multi merek, transportasi, dan mesin-mesin lainnya,’’ ungkap Fred.

Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan dari total 202 perusahaan naik 12 persen, yakni menjadi Rp348 triliun pada akhir tahun lalu. Angka tersebut menurun dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 24 persen.

Dari total penyaluran pembiayaan multifinance, portofolio pembiayaan kendaraan bermotor mendominasi sebesar Rp147 triliun untuk kendaraan roda empat. Sementara Rp67 triliun disalurkan kepada sepeda motor.

Porsi pembiayaan alat berat hanya Rp17,5 triliun. Sedangkan sisanya ke pembiayaan elektronik serta piutang.(gal/sof/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook