DIRGANTARA

Baru Diberi Izin Terbang, Boeing 737 MAX Bermasalah Lagi

Ekonomi-Bisnis | Senin, 28 Desember 2020 - 20:05 WIB

Baru Diberi Izin Terbang, Boeing 737 MAX Bermasalah Lagi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pesawat belum lama lepas landas ketika pilot itu merasakan ada yang tak beres. Salah satu mesin jet bermasalah.

Pilot akhirnya memutuskan untuk mematikan jet yang bermasalah dan terbang dengan satu mesin saja,” ujar juru bicara Air Canada seperti dikutip The Guardiankemarin (27/12).


Armada Air Canada itu menggunakan pesawat bikinan pabrikan Amerika Serikat (AS), Boeing, seri 737 MAX. Pesawat tersebut terbang tanpa penumpang dari Marana, Arizona, AS, menuju Montreal, Kanada, pada 22 Desember lalu.

Insiden itu pun menampar lagi Boeing setelah seri tersebut baru lepas dari hukuman dan bisa mengudara lagi sekitar sebulan lalu. Seri 737 kena grounded setelah dua kecelakaan mengerikan yang menewaskan ratusan orang di Indonesia dan Ethiopia hanya dalam selang lima bulan (lihat grafis).

Pada insiden 22 Desember lalu itu, pilot akhirnya memilih mendaratkan pesawat di Tucson, Arizona. Maskapai menyebutkan, tiga awak pesawat yang ikut dalam penerbangan itu baik-baik saja.

Menurut Aviation24, pilot mengatakan bahwa mesin jet kiri menunjukkan tekanan hidrolis yang rendah. Pilot pun sempat menyatakan sinyal darurat pan-pan yang artinya keadaan berbahaya tapi tak darurat.

Sinyal tersebut ada di bawah mayday. ”Pesawat dengan teknologi modern sanggup terbang hanya dengan satu mesin jet. Kru kami sudah terlatih untuk melakukan itu,” ungkap sang jubir.

Pakar penerbangan mengatakan, masalah teknis seperti itu sering terjadi di penerbangan. Tapi, yang jadi masalah, seri 737 MAX sudah menjadi sorotan luas.

Seri terbaru dari raksasa aviasi Boeing tersebut mengudara sejak 2017 dan cukup laris. Namun, seri terbaru itu terlibat dua kecelakaan besar pada 2018 dan 2019 di Indonesia dan Ethiopia tadi. Dua insiden masif tersebut dikaitkan dengan sistem maneuvering characteristics augmentation system (MCAS) yang mengontrol angle of attack (kemiringan moncong pesawat) dalam mode manual.

Hal tersebut membuat seisi dunia memboikot penerbangan 737 MAX. Baru November lalu, lembaga pengawas aviasi Amerika Serikat, FAA, kembali mengizinkan seri 737 MAX mengudara. Langkah tersebut diikuti EASA dari Eropa dan negara-negara lain.

”Kali ini, kami melakukan tes sendiri secara menyeluruh. Kemungkinannya, keputusan resmi turun Januari nanti,” ungkap Direktur Eksekutif EASA Patrick Ky kepada Agence France-Presse.

Kanada baru mengizinkan pengoperasian 737 MAX pada pertengahan Desember lalu. Namun, beberapa maskapai sudah mengisyaratkan keraguan dalam mengoperasikan pesawat tersebut.

Boeing bisa dibilang tengah dihantam masalah bertubi-tubi. Karena boikot, sebanyak 653 unit pesanan 737 MAX dibatalkan. Saat ini ada sekitar 450 mesin jet nganggur di gudang mereka.

”Yang ingin saya lihat pada 2021 adalah manajemen pengantaran MAX yang stabil. Dengan begitu, aliran dana mereka bisa lancar,” ujar Michel Merluzeau, analis penerbangan dari lembaga konsultan AIR, kepada FlightGlobal.

Pandemi Covid-19 jelas bakal memengaruhi kebutuhan transportasi jarak jauh. Artinya, kebutuhan pesawat juga berkurang.

Dan, yang paling parah, pasar terbesar Boeing, yakni Tiongkok, terancam hilang semuanya. Itu tak lepas dari gesekan politik Tiongkok dan AS yang berlangsung bertahun-tahun.

Tiongkok merupakan negara pertama yang memboikot 737 MAX. Sampai saat ini, pemerintahan Xi Jinping belum memberi izin operasi untuk seri tersebut. ”Sertifikasi ulang 737 MAX akan bergantung pada situasi politik dua negara,” tulis lembaga konsultan keuangan Canaccord Genuity.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook