JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Berdasarkan data Nikkei, upaya pemerintah menangani pandemi Covid-19 berdampak terhadap kinerja perekonomian. Pada kuartal II-2021, Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7,16 persen. Sektor dalam pemulihan saat ini adalah industri, transportasi, retail, akomodasi, pertanian, hingga perumahan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa strategi yang diterapkan adalah dengan menumbuhkan kepercayaan konsumen dan keringanan pajak, terutama sektor otomotif dan properti. Menurut dia, tantangan saat ini sebenarnya adalah demografi Indonesia yang kebanyakan dari Generasi Z dan milenial yang melek digital.
"Ini tentu tantangan. Bonus demografi adalah kunci pertumbuhan Indonesia di masa mendatang," ujarnya, dalam acara The 1st International Conference on Humanities and Social Sciences (ICHSS) 2021, Rabu (27/10).
Airlangga menambahkan, hal tersebut perlu menjadi perhatian. Karena, ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. "Ini peluang bagi anak muda, tak terkecuali mahasiswa, untuk melakukan bisnis digital, seperti financial technology, e-commerce, layanan kesehatan digital, education technology, hingga health tech," jelasnya.
Airlangga menyebutkan bahwa mahasiswa saat ini adalah digital talent dan entrepreneur masa depan. "Saya berharap jumlah entrepreneurs kita dapat tumbuh hingga 5 persen dari seluruh populasi. Saat ini rasionya masih sangat rendah, yaitu 3,5 persen," tegasnya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menambahkan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan mendorong jumlah dan daya saing pelaku usaha. Indonesia mempunyai potensi besar untuk melahirkan pengusaha-pengusaha baru baik di kota-kota besar maupun di daerah. "Sehingga, hal itu mampu mendongkrak perekonomian nasional lebih baik lagi," ujarnya.
Menurut Arsjad, perubahan mental dan pendidikan untuk membuat seseorang bisa sukses menjadi pengusaha.(agf/dio/jpg)