JAKARTA (RP) - Riau kembali dilanda krisis listrik. Pemadaman bergilir yang diberlakukan PLN wilayah Riau sehari bisa terjadi lebih dari satu kali, malah ada yang sampai 2-3 kali sehari padam. Menanggapi kondisi itu Direktur Utama PLN Nur Pamudji menilai pemadaman listrik adalah hal yang biasa terjadi.
"Pemadaman kan memang selalu ada," kata Nur pada JPNN beberapa hari lalu saat ditemui di DPR, Senayan, Jakarta.
Saat ditanya lebih lanjut soal pemadaman listrik di Riau, Nur justru meminta agar detail pemadaman ditanyakan langsung ke daerah. Menurut dia, tak semua pemadaman listrik di daerah dilaporkan pada Dirut PLN. Dan sejauh ini dia yakin PLN di wilayah Riau masih mampu menangganinya.
"Kan gak semua pemadaman dilaporkan ke saya, kalau bisa diatasi pasti tidak dilaporkan," pungkasnya.
Terpisah, Manager PLN Tapung, Kampar, Ahmad Rizal menyebut, memaklumi banyak efek yang dimunculkan akibat mati lampu. "Ini persolan energi dan jaringan," terang Rizal. Pemadaman ini kata dia akibat defisit daya dari sistem interkoneksi Sumbar-Riau yang melayani 3 provinsi (Riau-Sumbar dan Jambi).
Sementara Deputy Manager Bidang Komunikasi dan Humas PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Syairul mengakui pemadaman berkepanjangan terjadi di Riau sejak awal 2013 lalu.
Pembangkit-pembangkit di Riau yang jumlahnya bisa menghasilkan 305 MW juga tidak sanggup memenuhi keperluan listrik masyarakat Riau. Akhirnya PLN menerapkan pemadaman bergilir.
Menurutnya, tidak ada yang mampu dilakukan oleh PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) karena bukan sebagai pihak yang bisa mendirikan pembangkit baru yang kapasitasnya bisa melayani keperluan masyarakat Riau.
Dikatakan Syairul, semua ini terjadi dampak dari keluarnya pembangkit PLTU Ombilin I dan II tersebut dari sistem interkoneksi membuat Riau sampai saat ini harus merealisasikan pemadaman bergilir.
Atas pemadaman yang tak wajar itu, masyarakat Riau banyak yang mengeluh dan dirugikan. Terlebih bagi mereka yang menggantungkan pekerjaannya pada listrik. Tak ayal banyak mereka yang merugi karena harus menyewa genset dengan harga mahal. (chi/jpnn)