Indonesia Perlu Tambah Listrik 5.000 MW per Tahun

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 27 November 2013 - 09:06 WIB

JAKARTA (RP) - Target jangka panjang pemerintah dalam sektor ketenagalistrikan Indonesia memang cukup tinggi.

Pada 2025, total kapasitas listrik Indonesia seharusnya mencapai 135 giga watt (gw).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dengan kapasitas 2012 sebesar 32,9 gw, pemerintah masih butuh 112,1 gw dalam waktu 13 tahun. Untuk itu pemerintah terus berusaha menggenjot penambahan kapasitas listrik dengan segala cara.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, untuk mencapai target yang sudah ditetapkan Indonesia perlu tambahan kapsitas listrik sebanyak 5 ribu mega watt (mw) per tahunnya.

‘’Pemerintah terus meningkatkan kapasitas. Memang ini tantangan bagi kami untuk memenuhi kebutuhan energi,’’ ujarnya di Jakarta Selasa (25/11).

Dia menjelaskan, target tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan pertumbuhan konsumsi listrik. Menurut dia, saat ini pertumbuhan kebutuhan energi rata-rata mencapai delapan persen per tahun.

Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5-6 persen per tahun dan perkembangan populasi sebesar 1,1 persen per tahun.

‘’Kalau dilihat memang berkah karena ekonomi tumbuh cukup tinggi. Tapi di sisi lain kebutuhan listrik jadi bertambah,’’ ujarnya.

Hal tersebutlah yang saat ini menjadi salah satu perhatian Susilo. Namun, dia mengaku masih bersyukur dengan kondisi Indonesia saat ini.

Sebab, masih banyak potensi yang bisa diolah menjadi alternatif tersebar di banyak wilayah. Apalagi, potensi itu justru ditemukan pada wilayah yang kekurangan pasokan listrik.

‘’Bersyukur karena Indonesia masih punya sumber energi. Dari mulai batubara, gas, minyak, sampai tenaga air. Memang tak banyak, tapi yang penting ada,’’ katanya.

Karena itu pihaknya bakal terus mendorong lebih banyak pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

Sumber EBT diperkirakan bisa mencapai 25 persen pada 2025. Hampir sama dengan perkiraan kontribusi gas dan minyak dalam total pasokan energi nasional.

‘’Kita punya sumbernya, tapi tak punya pengalaman dan teknologi. Jadi kami tentu butuh investor yang punya teknologi itu untuk mengembangkan. Bagi yang tertarik kami akan dengan senang membantu investasi tersebut,’’ katanya.

Dalam ajakan investasi tersebut, Susilo mengaku tak membatasi skala pembangkit yang bakal dibangun. Dia bahkan memperbolehkan pembangkit skala mikro yang menghasilkan listrik tak mencapai 1 mw.

‘’Boleh ratusan kilo watt (kw) sampai ratusan mega watt. Yang penting nanti bisa menghasilkan listrik untuk masalah sekitar. Misalnya, untuk daerah terpencil yang memang butuhnya hanya beberapa puluh mw saja,’’ ujarnya.

Dia pun mengaku terus memperbaiki iklim usaha di Indonesia agar investor bisa tertarik mengembangkan EBT. Dia memberi contoh pengembangan panas bumi.

Sumber energi yang pengembangannya macet tahun ini sedang mengalami revisi undang undang agar pengembangannya lancar.

‘’Untuk geothermal ini kami terus telusuri ada hambatan apa. Karena target rata-rata geothermal mencapai 400 mw per tahun,’’ ujarnya.(bil/sof/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook