JAKARTA (RP) - Kelangkaan pasokan bahan bakar solar terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Akibatnya antrian panjang menumpuk di SPBU-SPBU. Hal ini juga diakui oleh Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Ali Mundakir. Namun, Ali mengklaim bahwa, saat ini sudah berupaya untuk merecover kebutuhan solar dalam rangka mengatasi kelangkaan itu sejak Selasa lalu. Pasokan solar kembali digelontorkan tapi tidak berdasarkan kuota melainkan kebutuhan tiap daerah.
"Kuota yang ada kita bagi secara rata, tapi kemudian timbul antrian. Menko Perekonomian meminta Pertamina mengurai antrian yang terjadi. Oleh karena itu mulai Selasa malam sudah kita lakukan normalisasi artinya kita salurkan sesuai kebutuhan masyarakat. Paling tidak butuh dua hari agar tidak ada antrian lagi," kata Ali di Jakarta Pusat, Sabtu (27/4).
Menurut Ali, pemerataan pasokan solar untuk semua daerah membutuhkan waktu yang berbeda. Untuk daerah Jawa tuturnya, lebih mudah karena infrastruktur serta transportasi sudah cukup memadai. Sementara untuk wilayah di luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi membutuhkan waktu lebih.
"Masih terkendala karena mobilsasi depot Pertamina ke SPBU-SPBU. Kita harapkan hari ini mungkin sudah tidak ada antrian-antrian itu," sambung Ali.
Ali tidak menjelaskan mengapa sampai terjadi kelangkaan solar. Kemungkinan karena jumlah daya beli masyarakat yang kian meningkat. Ia mengaku Pertamina sudah membagi rata solar dengan kuota tiap daerah yang diatur BPH Migas. Oleh karena itu, seharusnya sudah sesuai. Kuota yang ditetapkan APBN tahun 2013 untuk solar, kata dia, mencapai 14,2 juta kilo liter. Inilah yang kemudian dibagi ke setiap wilayah.
"Jatah ini cukup sampai akhir tahun, ya kita bagi perhari dapatnya berapa, dan itulah secara real kita salurkan pada masyrakat. Tapi nyatanya yang terjadi antrian. Sehingga diperintahkan untuk disupply sesuai kebutuhan masyarakat. Nah tentunya ini akan mengambil jatah-jatah yang sebelumnya. Tapi masih dalam koridor yang sudah ditetapkan APBN," paparnya.
Jika jatah solar untuk 2013 terus dikeruk, kata Ali, kemungkinan kuota solar akan habis sebelum akhir tahun. Padahal, di awal, pihaknya sudah meyakini kuota 14,2 juta kilo liter sudah cukup hingga akhir tahun.
"Jadi kalau hal ini terus kita lakukan, tentunya di dalam setahun bisa habis di bulan tertentu. Tidak sampai akhir tahun. Mekanismne yang harus ditempuh pemerintah adalah mengajukan kembali tambahan kuota pada DPR. Mungkin di APBN berubah nanti atau nanti di akhir tahun," tandas Ali. (flo/jpnn)