Produk Impor Diprediksi Meningkat

Ekonomi-Bisnis | Senin, 27 Januari 2014 - 07:43 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, kenaikan tarif listrik otomatis akan menambah biaya produksi sehingga, akan mempengaruhi daya saing produk dalam negeri. Dampaknya, tekanan produk impor akan semakin tinggi.

‘’Produk kita terhadap barang ekspor akan turun. Kita akan semakin kuat mendapatkan penetrasi produk impor,’’ kata Enny kepada JPNN.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dia menilai, potensi produk impor masuk Indonesia pada tahun ini cukup terbuka. Pasalnya, Cina akan semakin gencar berupaya masuk ke dalam negeri sebagai bentuk pengalihan melemahnya pasar di Eropa dan Amerika ke Asia Tenggara.

‘’Tujuan ekspor Cina ke Amerika dan Eropa masih mengalami perlambatan pertumbuhan, mereka  pasti akan melakukan strategi perdagangan yang lebih masif ke Indonesia,’’ ujarnya.

Enny  mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan bagi negara-negara industri yang ingin menjaga momentum pertumbuhan ekonominya.

Enny meminta, pemerintah melakukan langkah antisipasi dampak kenaikan tarif listrik.

‘’Memang semestinya subsidi industri besar dicabut. Sekarang itu yang perlu dipikirkan bagaimana mengantisipasi dampaknya,’’ jelasnya.

Enny berharap, daya beli masyarakat tidak terganggu dengan kenaikan TDL untuk industri. Karena, bila daya beli masyarakat terganggu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform, Febby Tumiwa menyatakan mendukung kebijakan pemerintah mencabut  subsidi listrik untuk industri besar.

 ‘’Subsidi untuk perusahaan besar memang harus dicabut masa mau disubsidi  terus,’’ katanya.(dir/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook