CERITA KORBAN PERKOSAAN DARI RS BHAYANGKARA

Diberi Air Mineral, Pusing dan Dikerjai

Ekonomi-Bisnis | Senin, 26 November 2012 - 11:30 WIB

Diberi Air Mineral, Pusing dan Dikerjai
Korban didampingi keluarga saat dirawat di RS Bhayangkara, Ahad (25/11/2012) malam. Foto: defizal/riau pos

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru

Ruang Kelas D Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan Kartini Pekanbaru tampak ramai, Ahad (25/11) malam sekitar pukul 19.30 WIB. Silih berganti pembesuk datang menjenguk seorang perempuan berbaju putih yang dirawat dan terbaring di sana. Senyuman tampak tersungging di bibirnya. Senyum itu seolah menutupi dera perbuatan keji yang telah dideritanya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Perempuan berinisial Ta (23) ini, warga Jalan Rawa Mekar, RT 1/RW 9, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya. Ia adalah korban penculikan dan perkosaan yang diduga dilakukan oleh lima orang pemuda. ’’Baik,’’ ujar Ta saat Riau Pos menyempatkan diri menyapa dan menanyakan keadaannya.

Didampingi abang iparnya, Syarifuddin (35), Ta masih tampak lemah. Ia belum bisa banyak berbicara, keluarga saja yang terus menjaga dan menyambut jika ada kerabat dan kenalan yang datang.’’Sudah lima hari dirawat,’’ kata Syarifuddin menjelaskan kondisi anak keempat dari lima bersaudara ini.

Ta sendiri, kata abang iparnya ini sudah membaik, jauh lebih baik sejak pertama masuk dan dirawat.’’Sudah sesuai harapan perkembangan kondisinya,’’ imbuhnya. Kepada Riau Pos, Syarifuddin menceritakan apa yang dialami Ta  dan apa perasaan serta harapan keluarga atas peristiwa yang dialami Ta.

Peristiwa yang tak pernah terbayangkan akan terjadi ini bermula Senin (19/11) malam sekitar pukul 20.00 WIB, saat itu Ta pulang ke rumah setelah pulang dari rumah sakit tempat ia bekerja. Diceritakan Syariffuddin, Ta pulang diantar oleh seorang temannya bernama Fauzi.

Sepertinya, Fauzi ini adalah orang yang memang sering pulang bersama Ta.’’Dia yang mengantar,’’ katanya. Namun, ketika diantar itu, Ta bukannya diantar ke rumah, malah sepeda motor Suzuki Spin yang dikendarai Fauzi hanya lewat saja di depan jalan ke rumah Ta hingga berhenti di Jalan Labersa tak jauh dari tempat pembuangan sampah.

Saat berhenti di sana, petakapun dimulai. Ta dan Fauzi disergap dan diberhentikan oleh lima orang tak dikenal menggunakan dua sepeda motor, Honda Revo dan Vega. Mereka lalu dipaksa ikut, Ta dan Fauzi dipisah, masing-masing berboncengan dengan pelaku dan diapit di tengah. Di bawah paksaan lima orang pelaku ini, Ta dibawa hingga ke Pasir Putih pada lokasi yang penuh dengan kebun sawit—’’Dari yang kita lihat ke TKP, dibawa ke Pasir Putih, Jalan Pembangunan, Siak Hulu. Sampai di sana, Ta disuruh buka jilbab. Langsung si Fauzi di suruh buka baju oleh pelaku,’’ lanjut Syarifuddin.

Di sinilah, perbuatan bejat pelaku berlangsung. Ta digagahi bergiliran.’’Abang tahu sendirilah, kalau laki-laki banyak sudah dirasuki setan di tempat begitu,’’ katanya lagi yang hampir tak sanggup menjelaskan apa yang menimpa adik iparnya ini.

Ta tak mampu melawan, tubuh kecilnya tak sebanding dengan jumlah pelaku. Kesedihan Ta bertambah saat Fauzi, orang yang mengantarkannya tak berbuat apa-apa, bahkan mencoba menolongpun tidak.’’Fauzi diam saja. Adik saya bilang, salah seorang pelaku sempat ngomong, kenapa Fauzi tak menolong,’’ tuturnya lagi.

Fauzi sendiri tak disekap selama Ta. Semalam saja, ia diikat dan dibuang ke parit. Iapun sempat pergi ke Polsek Siak Hulu untuk melaporkan apa yang menimpanya.’’Tapi saya heran, kenapa dia (Fauzi, red) hanya melaporkan dia kehilangan sepeda motor karena dirampok. Tapi apa yang menimpa adik saya tidak dilaporkannya pada polisi,’’ keluh Syarifuddin.

Sejak Senin malam hingga Rabu malam, pelaku tak henti-henti melakukan perbuatan kejinya pada Ta.’’Ta bilang, dia dikasih air mineral. Setiap diminumkan, kepalanya pusing. Dia langsung dikerjai, setelah itu dia dikasih obat sakit kepala. Makanya, pas dites urine, urinenya positif,’’ jelasnya lagi.

Keluarga bukan tanpa usaha. Segala penjuru Kota Pekanbaru dilacak, namun keberadaannya tak diketahui. Setitik harapan terang didapati keluarga Rabu (21/11) pagi. Saat itu, Ta melalui sebuah nomor handphone memberi kabar bahwa ia sedang di luar kota, melakukan pekerjaan lembur. ‘’Nomor itu saya telepon,’’ ungkap Syarifuddin. Saat menelpon tersebut, Ta mengatakan dirinya baik saja, namun dari suaranya ia seperti tertekan. Syarifuddin saat menceritakan itu, juga memperdengarkan rekaman percakapan dirinya dengan Ta. Pada rekaman itu, diketahui bahwa pemilik handphone tersebut bernama ED. Ta mengatakan pada abang iparnya ini bahwa dia berada di Bagan Batu, tepatnya di Terminal Lama.

Saat ditanyakan bagaimana kabarnya, Ta bilang dia baik saja, namun ia mengatakan itu sambil menangis seolah di bawah tekanan. Ta lalu menyerahkan handphone tersebut kepada Ed.’’Kami di Lubuk Pakam, eh di Bagan Batu,’’ kata Ed pada Syarifuddin seolah meralat keberadaannya.

Ed terdengar gugup dan menghindar menjawab pertanyaan abang ipar Ta, hingga akhirnya Ed mengakhiri pembicaraan dengan mengatakan baterai handphone tersebut habis. ’’Kami langsung meminta tolong pada salah satu keluarga di Polda Riau untuk melacak nomor itu. Kami dikasih tahu kalau nomor itu berada di Kerinci Kanan. Ini berartikan adik awak (Ta) dibawa mereka berpindah-pindah,’’paparnya.  

Tak lama setelah percakapan tersebut, tepatnya Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB, pelaku dengan inisial Hr mengantar Ta tak jauh dari jalan masuk ke rumahnya. Ta pulang dengan memakai jaket merah dengan kondisi yang lemah dan tatapan kosong seperti orang fly. Ia ditinggalkan begitu saja di tepi jalan. Untuk meminta tolong, Ta melambai-lambai pada siapa saja yang lewat. Lambaian ini ternyata dilihat warga yang langsung menyelamatkannya dan mengantarkan ke rumahnya.’’Ta cerita, sebelum diantar pulang itu, Hr sempat mengerjainya satu kali lagi,’’ kata Syarifuddin.

Kondisi Ta sesaat setelah diantar itu menyedihkan. Pinggang dan kedua lututnya lecet, iapun hanya termenung saja.’’Lama dia baru cerita setelah ditanya. Dia bilang dari lima orang, empat orang yang melakukan, satu orang tidak,’’ lanjutnya.

Satu orang ini, berinisial Ar. Dari penuturan Ta kepada abangnya, Ar lah orang yang memberikannya pakaian setelah digagahi. ’’Ar ini mau menolong, tapi dia takut karena diancam empat orang yang lainnya,’’ imbuhnya. Meski sudah membaik, trauma tampaknya masih membekas pada diri Ta. Salah satunya adalah, Ta sekarang sangat takut jika melihat pisang.’’Entah apa yang dibuat mereka samapai Ta seperti ini,’’ kata Syafruddin.  

Kapolsek Bukitraya, Kompol Panangian Samosir saat dikonfirmasi Riau Pos terkait perkembangan kasus ini mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait siapa pelaku yang menculik dan memperkosa Ta. ‘’Masih kita selidiki dan kita kembangkan. Kita masih menunggu kondisi korban membaik, karena dengan kondisinya sekarang kita belum bisa mengambil keterangan,’’ ungkap Panangian. Dikatakannya pula, hingga saat ini baru dua orang saksi yang diperiksa, termasuk di dalamnya Fauzi, rekan yang mengantarkan korban sebelum kejadian.’’Dari Fauzi ini belum diperoleh keterangan pasti,’’ pungkas Kapolsek.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook