Instiper dan SPOS Indonesia Inisiasi Aplikasi Penyuluhan Digital Sawitkita

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 26 Agustus 2022 - 08:22 WIB

Instiper dan SPOS Indonesia Inisiasi Aplikasi Penyuluhan Digital Sawitkita
Petani sawit saat melakukan pembibitan, beberapa waktu lalu. (INSTIPER UNTUK RIAUPOS.CO)

BAGIKAN



BACA JUGA


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta dan Strengthening Palm Oil Sustainability in Indonesia (SPOS Indonesia), telah meluncurkan platform digital pendampingan, peningkatan kapasitas, dan kapabilitas pekebun. Aplikasi tersebut bertujuan untuk membantu pekebun swadaya dalam menerapkan tata kelola kebun sesuai praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices).

Seorang petani muda di Kabupaten Paser, Jumadan, mengaku telah mengelola kebun kelapa sawit sejak 12 tahun lalu. Namun, keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya membuat pengelolaan kebun kelapa sawitnya belum sesuai standar praktik budidaya terbaik. Menurutnya, pengelolaan yang selama ini dilakukan hanya berdasar pengetahuan yang diperoleh dari kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipraktikkan oleh petani lainnya secara turun temurun.


Hal yang sama juga dialami oleh Nasdir, seorang pengurus kelompok tani di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Ia menjelaskan, jumlah anggota kelompoknya sekitar 20 orang petani sawit dengan luas kepemilikan lahan antara 1 hingga 4 hektare. "Harus kami akui, kapasitas pengetahuan petani seperti kami sangat terbatas. Kami juga tidak mendapat pendampingan dari pihak manapun untuk mengelola kebun kami,"katanya, Kamis (25/8).

Manajer Database Platform Sawitkita Erick Firmansyah mengatakan aplikasi digital ini berangkat dari kesamaan visi untuk mendorong percepatan pemenuhan aspek keberlanjutan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia khususnya pekebun swadaya.

Sementara itu Manajer Program Sawitkita Hangger Gahara Mawandha mengungkapkan platform Sawitkita telah dimanfaatkan oleh lebih dari 2.000 pengguna yang terdiri dari petani, pengurus kelompok tani, dan penyuluh dari 21 provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia.

Penanggungjawab program Dr Purwadi menyampaikan bahwa sebagai platform pendampingan digital, Sawitkita terbukti mampu menyediakan pendampingan yang tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Fleksibilitas menjadi nilai lebih dari Sawitkita, karena pekebun sebagai pengguna dapat memperoleh informasi mengenai operasional kebun melalui ketiga komponen utama dalam aplikasi SawitKita dimanapun dan kapanpun.(anf)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook