JAKARTA(RP) - Untuk mengatasi krisis daging dalam jangka panjang, pemerintah berencana membuat pulau pusat peternakan.
Pulau tersebut bakal digunakan sebagai tempat karantina hewan agar tidak tertular penyakit, pembibitan, dan penggemukan. Sistem itu mengadaptasi dari peternakan yang digunakan di Selandia Baru dan Australia.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pemerintah memiliki rencana jangka panjang untuk merealisasikan pembangunan pulau khusus pengembangan ternak di sebuah wilayah di Indonesia.
Pulau tersebut bakal digunakan sebagai karantina hewan ternak seperti ayam, sapi, dan domba. Dengan adanya pulau itu, pemerintah berharap nanti pengembangan peternakan dapat terfokuskan, sehingga pengembangannya dapat maksimal.
"Kesehatan merupakan hal fundamental dalam peternakan. Dengan adanya pulau karantina khusus ternak, kualitas dan kuantitas peternakan Indonesia bisa ditingkatkan. Tujuan besar dari itu yakni pemenuhan kebutuhan daging nasional," katanya dalam sebuah diskusi Beef Imports: Quote Issues under The WTO di Jakarta, kemarin.
Untuk mewujudkan itu, pemerintah memerlukan teknologi yang mendukung. Sebab, saat ini peternakan umumnya dilakukan secara tradisional. Padahal, penerapan teknologi dalam peternakan sangat penting. Misalnya dari segi efisisiensi biaya. Saat ini, biaya pembibitan sapi di Indonesia masih tinggi dibanding peternakan Australia.
"Biaya pembibitan hewan di Indonesia lebih mahal empat kali lipat dibanding Australia," ungkapnya.
Bayu mengimbau agar pengusaha swasta mendukung untuk merealisasikan hal itu. Sebab, untuk membuat peternakan yang berteknologi tinggi diperlukan investasi yang cukup besar. Terkait wilayah yang cocok untuk pembangunan karantina ternak, pihaknya belum bisa menyebutkan.
"Belum diputuskan, itu masuk dalam wilayahnya Menteri Pertanian. Dia yang paling tahu di mana yang paling cocok," ucapnya.
Ketua Kadin Koordinator Wilayah Timur Utama Kajo berpendapat, wilayah yang paling cocok untuk dijadikan pusat pengembangan peternakan di Indonesia adalah di Kupang.
Saat ini, Kupang merupakan salah satu produsen terbesar sapi potong di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. "Di sana daerahnya cukup bagus, cocok dijadikan pusat peternakan di Indonesia," katanya.
Utama mengungkapkan, pihaknya telah menjajaki kerja sama dengan pengusaha peternakan di Australia Utara untuk mengembangkan peternakan Kupang. Nanti pengusaha lokal bakal membuat peternakan, dan pengelolaannya dibantu Australia.
"Mereka memiliki teknologi irigasi, pengolahan pakan ternak, pembibitan, dan penggemukan yang cukup bagus. Itu nanti bisa dibawa ke sini," katanya. Jika rencana itu berhasil direalisasikan, pihaknya yakin Indonesia tidak perlu impor sapi bakalan dari Australia.(uma/oki/jpnn)