Ekspor di Monowali Industrial Park Capai 8 Miliar AS

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 26 Februari 2020 - 22:25 WIB

Ekspor di Monowali Industrial Park Capai 8 Miliar AS
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Dok. Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa ekspor kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) nilainya telah mencapai USD 8 miliar di 2019.

Hal itu lebih besar ketimbang ekspor mobil Jepang yang diproduksi di Indonesia. Padahal, produk pabrikan Jepang itu telah berdiri selama 30 tahun, sedangkan IMIP baru 5 tahun.


Nilai sebesar USD 8 miliar itu didapat dari ekspor produk olahan nikel ore berupa stainless steel yang diproduksi di kawasan industri tersebut.

"Produk Jepang yang sudah ada di Indonesia 30 tahun itu ekspor mobil kita kira-kira masih USD 8 miliar, jadi cuma dalam lima tahun kita bisa melebihi pabrik mobil itu dengan stainless steel, belum carbon steel dan seterusnya," ungkapnya di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (26/2).

Bahkan, pada tahun ini, ditargetkan nilai ekspor produk yang berada di kawasan tersebut mencapai USD 11 miliar. Luhut meyakini hal itu dapat tercapai, sebab produksi carbon steel mulai ditingkatkan untuk mendukung ekspor.

"Tahun ini ada carbon steel. Kita akan punya ekspor kira-kira USD 11 miliar," terang dia.

Namun, target ekspor tersebut bukanlah angka yang sebenarnya. Proyeksinya pun mengalami penurunan akibat wabah COVID-2019 yang berasal dari Negeri Tirai Bambu dan mempengaruhi rantai pasok barang di dunia.

"Itu karena ada coronavirus, tanpa ada coronavirus kita ekspektasi tahun ini USD 13 miliar," ucap Luhut.

Peningkatan nilai tambah yang dilakukan memang seharusnya sudah dilakukan sejak dahulu. Mengingat, sebelumnya lebih dari 50 tahun lalu, Indonesia hanya menjual komoditas bahan mentah tanpa ada nilai tambah seperti PT Freeport.

"Berpuluh tahun kita tidak pernah melakukan value added makanya kita transformasi ekonomi kita dari commodity base menjadi value added base. Contoh nikel ore, itu kita proses menjadi steel, baterai, dan lithium baterai dan kemudian kita recycling," ungkap dia.

Dengan begitu, diharapkan masyarakat yang saat ini usianya masih di bawah 50 tahun akan dapat menikmati masa depan yang lebih baik.

"Bapak Ibu yang sekarang masih di bawah 50 tahun, Anda akan menikmati masa depan Indonesia yang hebat kalau kita konsisten terhadap policy kita. Masa 50 tahun Freeport nggak ada value added, cangkul cangkul cangkul dan kirim ke luar," tutupnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook