Promosi "Jenderal Gayus" Dikritik

Ekonomi-Bisnis | Minggu, 26 Februari 2012 - 08:08 WIB

Laporan JPNN, Jakarta

Karir dua jenderal yang tersangkut kasus Gayus yakni Brigjen Edmond Ilyas dan Brigjen Radja Erizman belum habis. Dua mantan Direktur Ekonomi Khusus Bareskrim itu justru mendapat promosi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah sempat ‘’dikotak’’ dengan posisi staf ahli non job, keduanya kini diberi beban kerja lebih jelas. Edmond menjadi analis kebijakan utama bidang sosial ekonomi Kapolri sedangkan Radja analis kebijakan utama bidang sosial budaya Kapolri.

Dua jabatan ini memungkinkan akses langsung dengan Kapolri Jenderal Timur Pradopo. ‘’Itu hitungannya promosi,’’ ujar pengajar program doktor ilmu kepolisian UI  Dr Bambang Widodo Umar, Sabtu (25/2).  TR (telegram rahasia) mereka tertuang dalam Nomor ST/379/II/2012.

Menurut Bambang, karir keduanya sebenarnya sudah disoroti publik hampir setahun penuh saat kasus Gayus mencuat pada periode 2009-2010. Bahkan Edmond yang saat itu Kapolda Lampung langsung dimutasi oleh Bambang Hendarso Danuri.

‘’Dari sisi analisa SDM, kenapa bukan jenderal-jenderal lain yang relatif tidak ada catatan,’’ kata purnawirawan polisi ini.   

Keduanya diduga turut andil dalam membuka blokir rekening Gayus senilai Rp28 miliar, yang sebelumnya dibekukan untuk kepentingan penyidikan. Gayus, yang saat itu tidak pernah ditahan, dibebaskan oleh Pengadilan Negeri Tangerang dalam persidangan yang kontoroversial dan kemudian menjadi skandal besar yang memalukan Mabes Polri, setelah mantan Kabareskrim Susno Duadji mengungkap kasus tersebut ke publik. Namun hanya dua polisi pangkat menengah yang kemudian dipidana terkait kasus Gayus, yaitu Arafat dan Sri Sumartini. Keduanya dinyatakan tidak bersalah dalam sidang kode etik Propam Polri.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution menjelaskan, mutasi keduanya sudah melalui mekanisme pertimbangan dewan jabatan dan kepangkatan tinggi. ‘’Waktu itu sudah ada klarifikasi dan keduanya tidak bersalah,’’ kata mantan Kadensus 88 Polri ini.

Saud menyebut mereka sebagai figur yang tepat dalam jabatannya. ‘’Prosedur penempatan personel Polri itu serius lho, jadi kalau sudah diberi jabatan itu tentu sudah dianggap sanggup,’’  katanya. Baik Edmond maupun Radja belum bisa ditanya soal jabatan barunya. Kedua nomor ponsel mereka sudah tidak aktif lagi saat dicoba dihubungi. Keduanya juga sangat jarang terlihat di Mabes Polri setelah skandal Gayus ramai diperbincangkan publik.(rdl/esi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook