Tahun Depan, SPBG Dibangun di Riau

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 25 Desember 2013 - 07:46 WIB

PEKANBARU (RP) - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) membuktikan komitmennya menyukseskan konversi energi BBM transportasi ke bahan bakar gas (BBG).

BUMN Industri hilir gas nasional itu mulai membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) pertama di wilayah Jabodetabek.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal itu merupakan awal dari rencana pembangunan 16 SPBG tahun depan. Salah satunya SPBG juga akan dibangun di Riau.

Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya perseroan menindaklanjuti amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pioner program konversi BBM ke gas bumi. Dengan begitu, pemanfaatan gas bumi dalam negeri juga bisa maksimal.

“Tentunya kami tidak bisa jalan sendiri. Kami perlu dukungan pemerintah dan kerja sama seluruh stakeholder untuk mendorong masyarakat menggunakan gas,” tambahnya di Bekasi, Selasa (24/12).

Tahun depan, lanjut dia, pihaknya bakal menambah 16 SPBG di tiga wilayah. Rencana tersebut terdiri dari pembangunan 12 SPBG di wilayah Jawa Barat, tiga SPBG di Jawa Timur; dan satu SPBG di Riau.

 “Rencananya SPBG tersebut akan beroperasi mulai tahun 2014. Total investasi yang kami siapkan mencapai Rp260 miliar,” ujarnya.

Dia menjelaskan, SPBG yang terletak di daerah Pondok Ungu, Bekasi tersebut menelan dana investasi Rp16 miliar sampai dengan Rp18 miliar.

Dana tersebut memberikan fasilitas 2 dispenser berkapasitas masing-masing 1.000 meter kubik gas per hari (mmcfd). Dua dispenser tersebut bakal melayani jenis kendaraan berbeda. Yakni, kendaraan besar seperti bus dan kendaraan kecil seperti mobil sedan.

“Pembangunan ini juga merespon tingginya lalu lintas kendaraan yang hilir mudik ke Jakarta. Setiap harinya, sebanyak 60 persen dari total populasi warga Bekasi melakukan perjalanan itu. Sedangkan, Jakarta sudah dicanangkan sebagai kota gas transportasi. Karena itu, penggunaan gas kendaraan di Bekasi diperkirakan terus tumbuh,” jelasnya.

Dengan langkah ini, pihaknya berharap bisa menjadi pendorong utama konversi BBG dengan gas bumi. Dia menambahkan, PGN juga telah menjadi inisiator dengan membangun Mobile Refueling Unit (MRU) di Monas, Jakarta.

“MRU difungsikan untuk pengisian bahan bakar kendaraan seperti bajaj, bus Trans Jakarta dan kendaraan BBG lainnya,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup mengatakan, langkah tersebut juga menjadi komitmen PGN dalam menyediakan CNG untuk pasokan BBG di Indonesia.

Padahal, harga yang ditetapkan pemerintah senilai Rp3.100 per liter setara premium masih di bawah harga keekonomian BBG. Kisaran harga keeknomian BBG ada di kisaran Rp4.500 hingga Rp 5.000 liter setara premium.

“Sampai saat ini harganya Rp3.100 per liter setara premium. Tapi, kami belinya lebih mahal. Karena masih promosi sekaligus dalam rangka membantu sosialisasi BBM ke BBG. Harapannya, kalau sudah ada penugasan dari pemerintah, kami mendapatkan harga yang cocok dengan keekonomia harga gasnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik terus mendorong penambahan infrastruktur BBG di Indonesia di masa mendatang.(bil/sar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook