JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor kendaraan Mitsubishi Fuso, memperkenalkan enam varian baru Fighter yang baru saja diluncurkan pada hari pertama Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS 2019). Sosialisasi produk baru kepada konsumen dilakukan melalui program Business Meeting yang diselenggarakan selama pameran GIIAS 2019 berlangsung.
Pada Business Meeting kali ini, KTB memberikan pembekalan product knowledge mengenai keunggulan Fighter yang dapat memberikan nilai tambah kepada bisnis konsumen. Sebagaimana tema yang diusung oleh KTB pada peluncuran gelombang kedua Fighter yaitu Professional Business Partner, melalui enam varian barunya KTB berupaya menjadi partner dalam menjawab kebutuhan bisnis konsumen melalui variasi ukuran chassis yang lebih panjang. Dengan variasi panjang cab to end long, medium, hingga super long sepanjang 9.8 meter, varian baru Fighter dapat membawa lebih banyak muatan dalam sekali angkut.
Business meeting dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan, dimana pada masing-masing pertemuan mengundang 40-60 konsumen potensial yang berminat pada Mitsubishi Fuso. Usai pengenalan produk, peserta diajak untuk obervasi produk secara langsung di booth Mitsubishi Fuso yang berlokasi di Hall 7, ICE BSD Tangerang. Peserta begitu antusias melihat langsung produk yang dipamerkan, diantaranya Fighter FN 61 FL (6x2); Fighter FM 65FSL (4x2); Fighter FN 62FL HD (6x4); Fighter FN 62F TH (6x4); dan Colt Diesel FE 71L.
Antusiasme konsumen juga terlihat dari banyaknya animo serius para pelanggan terhadap varian terbaru Fighter yang sudah diterima KTB sejak hari pertama GIIAS 2019, dan diharapkan antusiasme semakin meningkat hingga pameran GIIAS berakhir.
Kehadiran enam varian baru Fighter diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar Mitsubishi Fuso. KTB optimis kinerja di semester kedua akan berangsur lebih kondusif, sehingga target penjualan sebanyak 53,000 unit dapat tercapai hingga akhir tahun. Dengan begitu KTB dapat memperkuat kontribusi terhadap pergerakan roda pembangunan dan perekonomian negara.(rls/mng)
Editor: Eko Faizin