Hari Ini, Warga Sumut Punya Bandara Baru

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 25 Juli 2013 - 09:24 WIB

DELI SERDANG (RP) - Meski Bandara Internasional Kualanamu soft operational, Kamis (25/7) pukul 00.01 dini hari tadi WIB, namun sebuah pesawat telah mendarat di bandara pengganti Polonia, Medan itu, Rabu (24/7).

Pesawat jenis Hawker Beechcraft 900 XP ini melakukan pendaratan untuk uji coba dan mengetahui sistem navigasi di bandara baru milik masyarakat Sumatera Utara (Sumut) ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pesawat yang memiliki nomor PK CAR ini mendarat di Kualanamu pukul 12.30 WIB. Dan melalui ujicoba tersebut diketahui, bahwa semua sistem navigasi di Kualanamu berjalan dengan baik.

‘’Hasil Navigasi yang kita pantau, bahwa sistem navigasi di Kualanamu sangat memuaskan. Selain landasannya besar dan luar. Lebarnya juga akan membuat pesawat akan lebih mudah untuk beraksi,’’ ujar Kapten Irwan Saputra, selaku pilot pesawat tersebut.

Dijelaskannya, pesawat yang hanya mampu menampung maksimal 11 orang ini dilengkapi dengan alat teknologi untuk mengetahui dengan pasti alat navigasi sebuah bandara.

Bahkan, terkadang, pesawat Hawker ini juga digunakan untuk melakukan kalibrasi untuk berbagai alat navigasi di seluruh bandara di seluruh Indonesia.

‘’Dari pantauan alat kita, ILS, radar, Voa, dan lainnya sangat bagus. Sangat mudah untuk ditangkap bagi pesawat yang akan mendarat maupun yang akan take off,’’ jelasnya.

Pria yang biasa juga dipanggil Kapten Tigor ini juga menjelaskan, bahwa sebagai bandara baru, Kualanamu memiliki keistimewaan sendiri.

Panjang landasannya hampir sama seperti di Batam dan Biak. ‘’Kalau menurut saya, ini bandara baru yang terbaik.

Saat ini, ada 4 bandara baru di Indonesia, Bali, Ujung Pandang, dan lainnya Kualanamu. Dan semuanya sudah saya rasakan saat mendarat.

Dan saya akui bahwa Kualanamu sangat bagus,’’ tambahnya. Saat disinggung apakah tidak masalah di Kualanamu yang belum soft operation, dengan santai ia menyatakan bahwa tidak masalah, karena pesawat ini merupakan ujicoba.

‘’Karena memang kita yang pertama mendarat, selama ini saat melakukan kalibrasi atau pengecekan alat navigasi di Kualanamu kita tidak pernah mendarat, hanya lewat saja,’’ tambahnya.

Sebagai pria yang lahir di Medan dan besar di Rantau Prapat ini dengan santai mengatakan dirinya bangga sebagai orang pertama yang mendaratkan pesawat di Kualanamu.

Karena itu, dirinya berharap agar masyarakat Sumut bersedia untuk menjaga Kualanamu yang menurutnya memang layak untuk dibanggakan.

‘’Karena membangun itu lebih mudah bila dibandingkan dengan menjaga. Mari kita tetap menjaga agar Kualanamu tetap menjadi kebanggaan Sumut,’’ tutupnya.

Kapasitas 10 Kali Lipat

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Tri S Sunoko menambahkan, proses pemindahan seluruh peralatan pendukung operasional maupun komponen lain dari Polonia ke Kualanamu dilakukan secara marathon hingga 24 Juli tengah malam tadi.

‘’Kami minta seluruh pihak baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan pelayanan di Bandara Kualanamu dapat turut melakukan sosialisasi supaya tidak ada yang kaget,’’ ungkapnya.

Secara kapasitas, kata dia, daya tampung bandara Kualanamu yang berada di Kabupaten Deli Serdang tersebut, hampir mencapai sepuluh kali lipat dari Bandara Polonia.

Jika saat ini Bandara Polonia berdaya tampung 900 ribu pergerakan penumpang per tahun, Kualanamu mampu melayani pergerakan sebanyak 8,1 juta penumpang per tahun.

‘’Pada pengembangan selanjutnya didesain untuk melayani 22,1 juta pergerakan penumpang per tahun,’’ lanjutnya.

Untuk proses pendaftaran (check-in) misalnya, Bandara Kualanamu menerapkan sistem terbuka dengan area check-in yang luas. Berbeda dengan Polonia, di area tersebut terdapat 80 konter check-in yang telah dilengkapi teknologi Baggage Handling System (BHS).

‘’Ini merupakan teknologi penanganan bagasi otomatis pertama yang digunakan oleh bandara di Indonesia karena memiliki tingkat pendeteksi keamanan tertinggi,’’ sebutnya.

Teknologi Baggage Handling System (BHS) ini memungkinkan penumpang untuk melakukan pendaftaran bagasi di konter manapun tanpa takut barangnya tertukar jadwal penerbangan.

Bandara ini juga dilengkapi fasilitas moderen lain yang sebelumnya tidak ditemui di Bandara Polonia.

‘’Seperti delapan garbarata (avio bridge) yang akan menghubungkan penumpang langsung dari area keberangkatan di dalam terminal menuju kabin pesawat,’’ sambungnya.

Keberadaan ruang tunggu (boarding lounge) yang luas dan memisahkan antara penumpang penerbangan domestik dan internasional, juga menjadi hal baru yang akan dirasakan pengguna jasa.

Ditambah lagi area komersial luas di tiga lantai yang ada, akan memanjakan pengguna jasa berbelanja aneka keperluan sesuai keinginan.

‘’Kalau ada kekurangan dalam soft operation, mohon dimaklumi dan bantu laporkan kepada kami supaya segera diperbaiki,’’ pesannya.

Sementara itu Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S Gumay berharap dengan adanya pemindahan bandara ini, masyarakat Sumatera Utara pada khususnya, harus segera mengubah kultur sebelum naik pesawat.

‘’Harus menyiapkan waktu lebih banyak, karena lokasi bandara tidak lagi di tengah kota. Bandara Kualanamu jaraknya 39 kilometer dari pusat kota,’’ ujarnya.

Dari sisi akses ke bandara, ada dua alternatif ke bandara Kualanamu yaitu melalui kereta api (KA) dan darat.

Dengan kereta api yang dilaksanakan sebanyak 15 trip per hari itu, pihaknya memperkirakan dapat mengangkut 15-20 persen dari total penumpang, sementara sisanya bisa melalui angkutan darat.

‘’Jarak tempuh dengan kendaraan umum atau pribadi antara 1-1,5 jam, kalau dengan kereta api cukup 30 menit,’’ tuturnya.

Herry juga menambahkan bahwa sebelumnya Bandara Kualanamu sudah mendapatkan ijin pengoperasian dan sertifikasi dari ICAO (International Civil Aviation Organization) pada 30 Mei 2013 lalu.

Bersamaan dengan soft operation bandara Kualanamu, maka secara resmi bandara Polonia Medan akan ditutup pada 24 Juli pukul 24.00 WIB.

‘’Begitu bandara Kualanamu dinyatakan beroperasi, maka seluruh aktivitas di bandara Polonia akan dihentikan,’’ tegasnya.

Pesawat-pesawat berjadwal yang biasanya bermalam di bandara Polonia Medan, setelah menurunkan penumpang pada 24 Juli malam tadi, harus langsung terbang kembali menuju ke bandara baru, Kualanamu.

Begitu juga pesawat-pesawat yang sebelumnya mendarat bandara di Polonia Medan, mulai pukul 00.01 WIB tanggal 25 Juli sudah harus mendarat di bandara Kualanamu. ‘’Kita sudah beritahukan hal itu ke maskapai,’’ ujarnya. (jpnn)

Bandara Kualanamu dengan luas area keseluruhan 1.365 hektare (ha) menghabiskan alokasi anggaran total sebesar Rp5,8 triliun dengan rincian alokasi pembiayaan dari anggaran Ditjen Perhubungan Udara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni sebesar Rp3,3 triliun dan alokasi pembiayaan dari PT Angkasa Pura II sebesar Rp2,5 triliun.

‘’Uji coba kesiapan bandara ini sudah dilakukan dua kali, semuanya lancar,’’ jelasnya.

Dahlan Iskan Dukung Pembangunan Jalan Tol Pematang Raya

Di bagian lain, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan mendukung rencana besar pembangunan jalan tol Pematang Raya Simalungun-Bandara Kualanamu.

Langkah ini dipandang strategis karena dapat menjadi tumbuhnya industri pariwisata yang ada di beberapa kabupaten di Sumatera Utara, seperti Karo, Simalungun dan pinggiran Danau Toba.

Pernyataan ini dikemukakan Dahlan menjawab pertanyaan POSMETRO KARO (RPG) usai peresmian Rumah Sakit Efarina Etaham, Desa Raya Kecamatan Berastagi Karo, Rabu (24/7) siang.

Menurutnya, rencana pembangunan jalan tol ini sebenarnya sudah diretas Bupati Simalungun JR Saragih. Dimana, hal itu telah dimulai melalui program  karya bakti TNI Kodim 0207 Simalungun pada Mei 2013 lalu.

Saat itu, pelaksanaan karya bakti TNI Kodim 0207 Simalungun diketahui membangun jalan penghubung Kecamatan Silou Kahean dengan Kabupaten Deli Serdang (Kualanamu) dan ibu kota kabupaten Pematang Raya, sepanjang 31,1 kilometer dan lebar empat meter.

Nantinya, langkah langkah awal ini sesuai grand design yang telah digambarkan akan dilanjutkan dengan pembangunan jalan tol.

‘’Ini kan langkah baik bagi pengembangan ekonomi wisata dan pertanian di seputar daerah sini, jadi akses tidak lagi harus memutar Medan,’’ ujar Dahlan.

Jika nantinya terwujud, untuk sampai ke Bandara Kualanamu dari Karo tentunya akan semakin terasa dekat karena hanya memakan jarak tempuh kurang lebih 100 kilometer dengan melalui jalan Negara Kabanjahe-Pematang Siantar. Selain itu tingkat kepadatan arus kendaraan juga tidak akan seramai jika melintasi Jalan Berastagi-Medan.

Dahlan Iskan juga memberi deadline pembangunan jalan tol Medan-Binjai yang harus dimulai tahun ini juga. Jalan tol itu akan dibangun sepanjang 16,8 Km, fokus utama mengingat jalan Trans Sumatera ini adalah salah satu ruas terpadat dalam yang menghubungkan Medan dan Banda Aceh.

Jalan tol ini akan menyambung dengan jalan tol Belmera yang telah ada sebelumnya di sekitar pintu tol Tanjung Mulia lalu menyusuri kawasan Medan Helvetia, Sei Semayang dan sampai ke jalan lingkar luar kota Binjai sebagai titik akhir.

‘’Ada atau tidak ada uang jalan tol Medan Binjai harus dibangun tahun ini, sudah tidak lagi memungkinkan dengan kondisi seperti sekarang,’’ tegas Dahlan.(ram/rpg/wir/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook