JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Beberapa pekan terakhir harga gula pasir naik. Kenaikannya tidak sama di tiap daerah. Rata-rata, harga per kilogram menjadi Rp13.000 sampai Rp15.000.
Sekjen Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) M. Nur Khabsyin menilai kenaikan harga itu wajar. "Kenaikannya hanya Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogram," katanya Senin (24/2).
Dia mengungkapkan bahwa kenaikan harga gula pasir itu relatif rendah jika dibandingkan dengan bawang putih yang harganya jadi lebih dari Rp 30.000 per kilogram. Nur menuturkan, kendati harga naik, stok gula pasir sangat aman.
Karena itu, pemerintah tidak perlu sampai impor. Sisa stok tahun lalu saja masih 1,08 juta ton. Belum lagi stok impor gula kristal putih (GKP) 270 ribu ton pada akhir tahun lalu.
"Jadi, pada awal tahun ini ada stok 1,350 juta ton. Mencukupi untuk kebutuhan Januari sampai Mei sebelum musim giling," jelasnya.
Estimasi kebutuhan konsumsi GKP tiap bulan 230 ribu ton. Maka, kebutuhan selama lima bulan berkisar 1,15 juta ton. Musim giling tahun ini dimulai pada Maret atau April untuk wilayah Sumatera dan Mei di Jawa.
Karena itu, menurut Nur, permintaan impor GKP oleh Bulog tidak tepat. "Pada musim giling 2019 lalu Bulog tidak membeli gula petani. Sekarang malah meminta impor untuk stok dan operasi pasar," ucapnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal